7 Penyebab Diet Malah Bikin Gemuk

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar orang melakukan diet dengan dua alasan, yakni untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan.

Melakukan diet dengan tujuan menurunkan berat badan tidak selalu mulus dan berhasil sempurna.

Ada kalanya bagi beberapa orang diet justru menaikkan berat badan dan membuat lebih gemuk.

Diet sebaiknya tidak dilakukan asal-asalan dan berikut ini merupakan kemungkinan penyebab diet malah bikin gemuk.

1. Ketidakkonsistenan

Diet yang berhasil didukung dengan konsistensi dalam penerapan pola hidup sehat yang sedang dijalani [1,2].

Oleh karena itu, seseorang membutuhkan niat dan motivasi kuat saat ingin melakukan diet [1,2].

Karena menjalani diet itu tidak mudah, akan ada banyak pantangan dan godaan yang bisa memicu patah semangat [1,2].

Konsistensi berawal dari kekuatan niat dan motivasi dalam melakukan diet tersebut, terlepas dari metode diet yang dipilih [1,2].

Ketika niat dan motivasi hanya setengah-setengah, biasanya di tengah jalan pelaku diet akan merasa putus asa, terutama ketika hasilnya tidak kunjung terlihat [1].

Ini menjadi penyebab diet kemudian malah bikin gemuk lagi; pelaku diet kemudian memutuskan berhenti lalu kembali ke kebiasaan lama atau justru mulai makan sembarangan walau masih sedang diet.

2. Ketidakseimbangan

Diet selalu dianggap sebagai sebuah cara menurunkan berat badan dengan membatasi porsi makan.

Perubahan pola makan di dalam sebuah metode diet itu sudah pasti, namun bukan hanya berfokus pada pengurangan porsi makan saja [3].

Keseimbangan nutrisi pada pola makan sehari-hari adalah kunci dari keberhasilan diet [3].

Ketika asupan nutrisi cenderung berlebihan dan tidak seimbang, maka berat badan turun adalah suatu hal yang sulit dicapai [3,4].

Seperti halnya ketika seseorang ingin diet tapi justru mengonsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat tinggi sementara nutrisi lainnya justru rendah [4].

Cara kerja diet tidak demikian, sebab jika ingin seimbang, siang hari boleh mengonsumsi karbohidrat dan lemak namun di malam hari sudah tidak boleh [4].

Meski demikian, mengurangi asupan karbohidrat, gula, sodium dan lemak jenuh/lemak trans adalah jalan diet terbaik [3,4].

Protein, serat dan lemak sehat lebih dibutuhkan oleh tubuh sehingga terjadi penurunan berat badan alami [3].

3. Perasaan Terpaksa

Diet malah menaikkan berat badan atau membuat gemuk bisa jadi disebabkan oleh perasaan terpaksa [5].

Banyak orang melakukan diet tanpa rasa ikhlas, senang dan semangat tinggi.

Salah satu alasannya adalah karena mereka mau tidak mau harus mengonsumsi makanan yang tidak disukai.

Perasaan terpaksa hingga benci karena dihadapkan dengan makanan-makanan yang tidak digemari bisa memicu pelepasan hormon kortisol atau hormon stres [5,6].

Bila hormon stres meningkat, keinginan diet lama-kelamaan akan kalah dengan keinginan makan yang semakin besar sebagai pelipur stres tersebut [5,6].

Bila tidak dapat mengendalikan diri, keinginan makan besar dan sesuka hati lagi akan sulit dibendung yang jika juga dituruti maka justru menaikkan berat badan dan menggagalkan diet.

4. Diet Ketat atau Ekstrem

Banyak orang beranggapan diet menurunkan berat badan adalah suatu penyiksaan, terutama bila dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat yang kurang enak [6].

Mereka kemudian lebih memilih jalur instan, yakni diet dengan hasil cepat supaya tidak berlama-lama melakukannya.

Pada tingkat ekstrem, sebagian orang bisa tidak mengasup makanan berlemak atau berkarbohidrat sama sekali [6].

Padahal, diet yang benar, sehat dan seimbang tidak demikian; tubuh tetap memerlukan karbohidrat, gula dan lemak asal tidak berlebihan [6].

Dengan menghindari nutrisi penting sama sekali, metabolisme tubuh menjadi tidak seimbang dan justru lebih mudah meningkatkan berat badan dan menyebabkan kegemukan.

Tidak sekadar porsi, diet juga perlu memerhatikan pengolahan makanan sehingga semuanya pas dan baik bagi tubuh.

5. Asupan Makanan Diet “Palsu”

Jika tubuh justru menggemuk padahal sedang menjalani diet, sebaiknya cek kembali asupan diet yang masuk ke dalam tubuh selama ini.

Tidak semua makanan yang tersedia berlabelkan “khusus diet” atau “rendah/nol kalori” itu benar-benar baik dan sehat untuk diet [7].

Makanan yang dijual dan diproduksi dengan label “khusus diet” pun banyak yang mengandung zat perasa [7].

Jika makanan tersebut tergolong cepat/siap saji, tentu biasanya ada penambahan zat gizi yang tidak bersifat alami [7].

Asupan demikian yang dianggap sehat padahal bisa membuat berat badan naik atau bahkan membahayakan kesehatan tubuh.

6. Gangguan Keseimbangan Tubuh

Keseimbangan tubuh yang terganggu biasanya berkaitan dengan metabolisme tubuh yang bermasalah [8].

Bila seseorang sudah terbiasa berdiet ketat atau menjalani diet yang tidak sehat, metabolisme akan mudah mengalami gangguan [8].

Gangguan metabolisme mampu menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh yang kemudian berdampak pada kenaikan berat badan dan menggemuknya tubuh [8].

7. Hormon Pemicu Rasa Lapar

Orang-orang yang menjalani diet biasanya lebih mudah merasa lapar karena tubuh melepas hormon pemicu lapar yang lebih banyak daripada normalnya [9,10].

Hormon tersebut dilepaskan oleh otak sehingga rasa lapar mudah timbul dan cenderung meningkat daripada sebelum menjalani diet [9,10].

Makanan yang masuk ke dalam tubuh pun akhirnya rata-rata tersimpan dalam bentuk lemak karena melambatnya metabolisme tubuh [10].

Hormon tersebut baru akan kembali stabil apabila seseorang sudah berhenti dari metode diet yang dijalani [9,10].

Meski kadar hormon hampir normal kembali, biasanya tingkat rasa lapar masih tinggi dan ini mampu menyebabkan timbulnya keinginan makan besar yang kemudian memengaruhi peningkatan berat badan [10].

Penyebab diet malah bikin gemuk bermacam-macam; pilih metode diet yang menyehatkan namun menyenangkan sehingga meningkatkan peluang penurunan berat badan berhasil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment