Kembung adalah kondisi di mana perut Anda terasa penuh dan kencang, biasanya karena banyaknya gas atau udara di dalam perut. [2, 4, 5]
Kembung saat hamil sangat umum terjadi. Wanita yang mengalami kembung selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormonal, sembelit, atau keduanya. [1]
Gejala umum kembung yaitu sakit perut, rasa tidak nyaman, dan banyaknya gas atau udara di dalam perut. Anda mungkin juga sering bersendawa atau perut keroncongan. [3]
Kembung parah dapat terjadi bersamaan dengan gejala serius lainnya, seperti: [3]
- Darah di tinja Anda.
- Penurunan berat badan tanpa alasan.
- Pendarahan vagina (antara periode menstruasi Anda, atau jika Anda pascamenopause).
- Mual.
- muntah.
- Diare.
- Sakit maag yang semakin parah.
- Demam (karena infeksi).
Jika Anda memiliki gejala-gejala ini bersama dengan kembung, segera hubungi dokter Anda. [3]
Tinjauan Gejala kembung yaitu sakit perut, rasa tidak nyaman, banyaknya gas atau udara, sering bersendawa dan perut keroncongan
Daftar isi
Penyebab Kembung pada Ibu Hamil
Salah satu kemungkinan penyebab kembung pada ibu hamil adalah fluktuasi hormonal. Hormon kehamilan dapat membuat rahim mengendur dan otot-otot pencernaan juga rileks, sehingga memperlambat pencernaan. [1]
Hal tersebut kemudian dapat menyebabkan sembelit, dan sembelit dapat menyebabkan seseorang merasa kembung. [1]
Kembung sering berkembang pada trimester pertama dan dapat bertambah buruk selama trimester ketiga dimulai pada minggu ke 29 karena janin mengambil lebih banyak ruang dan menekan organ di sekitarnya. [1]
Selain itu, gejala pada wanita yang memiliki IBS (sindrom iritasi usus besar) sebelum kehamilan dapat lebih buruk atau lebih sering. IBS umumnya menyebabkan rasa sakit di perut, sembelit, diare, kembung, dan gejala lainnya. [1]
Emosi yang meningkat dan kesadaran tubuh mereka dapat membuat ibu hamil lebih sadar akan sensasi di usus kecil mereka. Untuk alasan ini, seorang wanita hamil mungkin merasa kembung lebih intens daripada seseorang yang tidak hamil. [1]
Kembung adalah gejala utama small intestinal bacterial overgrowth (SIBO) atau pertumbuhan bakteri yang meningkatdi organ usus. Siapapun dapat menderita SIBO, namun orang yang telah menjalani operasi usus dan IBS dengan diare lebih mungkin mengalami SIBO. [1, 2]
Kapan Harus Mengunjungi Dokter?
Kembung pada ibu hamil biasanya tidak berbahaya. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. [1]
Temui dokter jika kembung terasa konstan, atau terjadi dengan salah satu masalah berikut: [1]
- Penurunan berat badan.
- Gejala anemia, seperti kelelahan dan pusing.
- Sakit perut bagian kanan atas.
- Serangan mual, diare, atau keduanya yang sering terjadi.
Pengobatan Kembung pada Ibu Hamil
1. Pengobatan Rumah
Suplemen over-the-counter (OTC), seperti probiotik dan pelunak feses diketahui dapat membantu mengatasi kembung. Namun, dokter cenderung tidak merekomendasikan obat pencahar, OTC atau lainnya, untuk wanita hamil. [1]
Berhati-hatilah dalam mengonsumsi obat atau suplemen apa pun selama kehamilan, termasuk produk herbal. Selalu konsultasikan semua gejala dan pilihan pengobatan secara menyeluruh dengan dokter. [1]
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kembung pada ibu hamil adalah dengan mencegah sembelit. Cara tersebut meliputi: [1]
- Minum air putih minimal 8 gelas per hari.
- Secara bertahap meningkatkan asupan serat dengan makan lebih banyak buah segar, buah kering, dan biji-bijian.
- Menjadikan aktivitas fisik teratur sebagai prioritas.
2. Pengobatan Medis
Perawatan medis untuk kembung pada ibu hamil biasanya tidak diperlukan. [1]
Untuk menangani kembung pada ibu hamil, biasanya dokter akan melakukan tindakan di bawah ini: [1]
- Evaluasi gejala wanita dan bandingkan dengan jumlah ketidaknyamanan terkait kembung yang dianggap “normal” selama kehamilan.
- Tentukan apakah ada kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan.
- Merekomendasikan atau meresepkan obat untuk sembelit.
- Resep antibiotik untuk SIBO.
Cara Mencegah Kembung pada Ibu Hamil
Untuk menghindari kembung selama kehamilan: [1]
- Makan lebih sedikit dan lebih sering.
- Lakukan diet seimbang yang penuh dengan biji-bijian, buah-buahan segar, sayuran, kacang-kacangan, dan makanan kaya serat lainnya.
- Hindari makanan tinggi lemak.
- Makan lebih sedikit makanan yang menyebabkan gas, termasuk kacang-kacangan, kubis, brokoli, kembang kol, dan kubis Brussel.
- Batasi cairan dengan makanan, dan hidrasi di antara waktu makan.
- Minum air putih minimal 8-10 gelas per hari.
- Hindari kafein.
- Jangan minum alkohol.
- Dapatkan aktivitas fisik yang teratur dan lembut.
- Hindari makan tepat sebelum tidur.