Perut bunyi atau yang dikenal dengan istilah medis borborygmi merupakan kejadian normal yang dapat dialami oleh siapa saja. Perut bunyi dikaitkan dengan kelaparan, pencernaan lambat atau tidak sempurna, atau konsumsi makanan tertentu. [1]
Perut bunyi biasanya merujuk pada bunyi gemuruh atau menggeram yang dibuat oleh lambung dan usus ketika makanan, cairan, dan gas melewati organ-organ ini. Pada umumnya, ketika makanan atau cairan dicerna, makanan dan cairan ini berjalan melewati kerongkongan menuju lambung kemudian masuk ke dalam usus halus dan besar. [2]
Kebanyakan kejadian perut bunyi tidaklah berbahaya. Akan tetapi, ada beberapa kasus yang berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu bila perut bunyi disertai dengan gejala lain. Kondisi ini dapat berupa diare, alergi makanan, penyakit Crohn dan lain-lain. [3]
Daftar isi
- 1. Mencerna Makanan
- 2. Lapar
- 3. Gas
- 4. Diare
- 5. Adanya Penyakit Tertentu
- 6. Kelainan Sistem Pencernaan
- 7. Obstruksi/ Tersumbatnya Usus
- 8. Konsumsi Pemanis Berlebihan
- 9. Intoleransi terhadap Makanan
- 10. Hernia
- Hubungan Bunyi Perut dengan Keadaan Medis
- Kapan Harus ke Dokter
- Diagnosis Perut Bunyi
- Cara Mengatasi Perut Bunyi
1. Mencerna Makanan
Ketika makanan mencapai usus halus, tubuh melepaskan enzim yang membantu menghancurkan makanan dan mendorong penyerapan zat gizi. Gerakan peristalsis yakni gerakan kontraksi otot yang mirip gelombang terjadi untuk memindahkan makanan di sepanjang saluran pencernaan.
Kegiatan-kegiatan ini yang melibatkan pergerakan gas dan makanan yang telah dicerna sebagian berperan andil dalam bunyi gemuruh atau menggeram dalam perut. [1]
2. Lapar
Ketika lambung kosong, Anda kemungkinan besar mendengar bunyi keras sebab tak ada apa-apa di dalam lambung yang dapat mengheningkan bunyi tersebut.
Dan juga, gaya dan laju kontraksi pada lambung dan usus halus meningkat setelah kedua organ tersebut kosong sekitar 2 jam. Bunyi yang dikaitkan dengan pertanda lapar biasanya bergema seperti geraman. [4]
3. Gas
Jika jumlah gas yang melewati saluran cerna lebih banyak dibandingkan cairan maka hal ini juga dapat berujung pada perut bunyi. Anda bisa menghindari makan polong-polongan atau kol sebab kedua jenis makanan ini menghasilkan banyak gas ketika dicerna. [5]
4. Diare
Diare atau saat tinja Anda berarir dan lunak merupakan penyebab umum dari bunyi gemuruh berlebihan di dalam perut. Pada saat mengalami diare, biasanya terdapat peningkatan kontraksi otot di lambung dan usus halus. Hasilnya, perut bunyi menjadi lebih berisik. [2]
5. Adanya Penyakit Tertentu
Kadang-kadang, perut bunyi dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan khususnya jika diikuti oleh gejala lain seperti nyeri, sembelit, atau diare. Masalah yang dapat menyebabkan perut berbunyi termasuk: [1]
- Alergi makanan
- Intoleransi makanan
- Infeksi saluran pencernaan
- Tersumbatnya usus
- Irritable Bowel Syndrome (IBS)
6. Kelainan Sistem Pencernaan
Kadang-kadang, perut bunyi berlebihan dapat disebabkan oleh suatu kelainan sistem pencernaan misalnya IBS. Kelainan ini juga menyebabkan gejala lain seperti kram, diare, perut begah, dan kembung. [4]
7. Obstruksi/ Tersumbatnya Usus
Obstruksi usus juga dapat berujung pada perut bunyi sebab sulit bagi cairan dan gas untuk melewati saluran pencernaan. Usus meningkatkan jumlah gerakan peristaltik untuk membantu cairan dan gas tersebut lewat. Hal ini meningkatkan bunyi di dalam perut. [5]
8. Konsumsi Pemanis Berlebihan
Asupan makanan yang tinggi fruktosa atau sorbitol, yakni pemanis yang umum ditambahkan ke dalam minuman ringan dan jus dapat juga menyebabkan bunyi menggeram yang kencang di dalam perut. [2]
9. Intoleransi terhadap Makanan
Beberapa orang sering mengalami perut bunyi akibat intoleransi makanan. Pencernaan yang tidak sempurna dapat berujung pada terbentuknya gas di dalam perut. Beberapa makanan yang dapat menyebabkan perut bunyi yaitu: [4]
- Gluten
- Produk susu
- Polong dan legume
- Sayur dan buah tertentu
- Biji-bijian utuh yang tinggi serat
10. Hernia
Hernia merupakan suatu kondisi yang dicirikan dengan munculnya usus ke luar tubuh. Hal ini dapat menyebabkan sembelit dan bunyi perut. Gejala tambahan lain yang mungkin timbul adalah sakit, bengkak, merah, mual, dan muntah. [5]
Hubungan Bunyi Perut dengan Keadaan Medis
Bunyi perut yang berkurang (hipoaktif) yaitu berkurangnya volume bunyi, frekuensi dan irama. Hal ini menandakan bahwa aktivitas di dalam usus melambat. Berkurangnya bunyi perut dapat menunjukkan terjadinya sembelit atau konstipasi. [6]
Peningkatan bunyi perut (hiperaktif) kadang-kadang dapat didengar tanpa bantuan stetoskop. Hiperaktif pada bunyi perut menandakan terjadi peningkatan aktivitas usus. Penyakit yang menyebabkan peningkatan bunyi perut termasuk penyakit Crohn, diare, alergi makanan, pendarahan sistem pencernaan, infeksi enteritis, dan kolitis ulseratif. [6]
Kapan Harus ke Dokter
Perut bunyi bukanlah pertanda bahaya pada kebanyakan kasus. Akan tetapi, bila perut bunyi diikuti oleh gejala lain maka sebaiknya Anda mencari bantuan medis. Gejala-gejala tersebut meliputi: [4]
- Nyeri perut bagian bawah
- Kembung atau perut begah
- Diare, muntah, atau konstipasi
- Demam
- Hilang selera makan
- Kelelahan berlebihan
Diagnosis Perut Bunyi
Pada umumnya, tidak ada diagnosis atau penanganan tertentu untuk perut bunyi sebab hal ini merupakan kejadian alami.
Akan tetapi, jika dokter mencurigai gangguan sistem pencernaan tertentu maka pemeriksaan terhadap riwayat medis dan pemeriksaan fisik kerap dilakukan. Uji diagnosis lain yang dilakukan dapat berupa endoskopi atau uji darah. Hal ini dilakukan untuk menentukan adanya kondisi kesehatan medis yang tidak diketahui. [2]
Cara Mengatasi Perut Bunyi
Ada beberapa cara untuk mengatasi perut bunyi yakni: [1]
- Minum air. Meminum segelas air merupakan cara efektif untuk meredakan perut bunyi khususnya jika tidak memungkinkan untuk makan pada saat tersebut.
- Makan. Ketika lambung kosong, perut akan bunyi untuk memberitahu lapar. Makanlah makanan ringan atau camilan pada saat perut bunyi.
- Kunyah perlahan. Perut bunyi dapat dikaitkan dengan pencernaan yang kurang sempurna. Oleh sebab itu, kunyahlah makanan secara perlahan agar makanan dapat dicerna dengan sempurna.
- Hindari alkohol, gula, dan makanan asam. Ketiga jenis makanan ini dapat memicu perut bunyi. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak mengkonsumsi makanan ini.
Akan tetapi, jika perut bunyi disebabkan oleh kondisi medis tertentu maka cara mengatasinya diarahkan untuk merawat kondisi khusus tersebut. Sebagai contoh, jika penyebabnya adalah diare maka penanganan biasanya meningkatkan konsumsi cairan dan memakan makanan yang dapat dicerna dengan mudah seperti pisang dan nasi. [2]
Sedangkan bagi penderita penyakit celiac, penanganan melibatkan cara menghindari makan seluruh jenis gluten. Begitu pula dengan penderita intoleransi laktosa, penanganan berfokus pada menghindari konsumsi produk susu. Jika seseorang mengalami perut bunyi berlebihan terkait konsumsi makanan tinggi fruktosa dan sorbitol maka dianjurkan mengurangi asupan makanan yang mengandung kedua zat tersebut. [2]