Penyebab Serangan Jantung di Usia Muda

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Serangan jantung yang disebut sebagai silent killer, sekaligus salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, saat ini sudah tidak lagi cenderung menyerang orang lanjut usia. Angka pasien penderita serangan jantung berusia muda akhir-akhir ini semakin meningkat.

Apa sebenarnya penyebab serangan jantung di usia muda yang harus diwaspadai?

1. Gaya hidup tidak sehat

Salah satu faktor risiko terbesar penyebab serangan jantung di usia muda adalah diabetes tipe 2 yang bisa disebabkan oleh:

  • Pilihan makanan yang tidak sehat, seperti junk food dan konsumsi makanan olahan.
  • Berat badan berlebih dan obesitas.
  • Kurangnya aktivitas fisik.

Saat ini, serangan jantung bahkan sudah mulai muncul pada orang yang baru berusia 25 hingga 35 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini.

Para dewasa muda semakin kurang melakukan kegiatan fisik dan memilih makanan pesan-antar yang kebanyakan berupa cepat saji. Meningkatnya “screen time” atau waktu yang dihabiskan di depan layar handphone, laptop, atau televisi juga mempengaruhi seberapa banyak mereka bergerak.

Jenis pekerjaan yang lebih banyak dilakukan sambil duduk dan membutuhkan lebih sedikit aktivitas fisik juga semakin bertambah dalam satu dekade ini. Ketika bekerja, mereka juga minum soda, kopi susu yang mengandung gula, jus, dan sebagainya. Hal ini menjadikan risiko diabetes meningkat.

Selain diabetes, kebiasaan-kebiasaan buruk ini juga bisa mengakibatkan penyakit jantung karena mengarah pada obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Lebih buruknya lagi, gaya hidup tidak sehat ini sekarang sudah dimulai sejak usia yang sangat dini. [2, 3, 4]

Sebuah penelitian menemukan bahwa penumpukan lemak yang menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung mulai tampak pada usia 15 tahun dan semakin memburuk dalam kurun waktu 20 tahun.

Sekitar 2% subjek berusia paling muda dan 8% berusia paling tua menunjukkan adanya gangguan pembuluh darah jantung. Seperti yang sudah diperkirakan, subjek yang memiliki kadar kolesterol LDL paling tinggi, HDL paling rendah, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah tinggi adalah yang paling terdampak arterinya. [2]

2. Merokok

Di usia berapapun, merokok adalah penyebab penyumbatan pembuluh darah paling kuat. Penelitian juga terus menemukan bahwa paparan terhadap asap rokok yang menjadikan seseorang sebagai perokok pasif juga bisa menjadi penyebab penyakit jantung. [1, 2, 3, 4]

Perokok pasif usia anak-anak adalah yang paling rentan. Anak-anak yang terpapar asap rokok setiap hari menunjukkan gangguan yang signifikan pada kemampuan arterinya untuk melebar ketika jaringan tubuh mereka membutuhkan lebih banyak darah. [2]

3. Gangguan jantung genetik dan bawaan

Serangan jantung bisa terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya lebih tinggi bila ada faktor genetik. Risiko penyakit jantung yang bersifat turunan bisa terjadi bila ada anggota keluarga tingkat pertama (ayah/ibu atau kakak laki-laki/perempuan) yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke dibawah usia 55 tahun pada pria atau 65 tahun pada wanita. [4]

Ketika seseorang yang masih muda dan tidak mengalami keluhan kesehatan meninggal tiba-tiba, serangan jantung sering dianggap sebagai penyebabnya. Sebuah penelitian atas 126 kematian mendadak pada orang berusia 18 hingga 35 tahun menunjukkan bahwa setengah dari kematian ini memang disebabkan oleh gangguan jantung, dan 28% diantaranya mengalami penyumbatan arteri koroner. [2]

Sisanya disebabkan oleh kelainan anatomi pembuluh darah jantung (33%), peradangan otot jantung (20%), dan kelainan struktur otot jantung (13%). [2]

Para ahli menemukan bahwa kelainan yang tidak terdeteksi dan “silent” dari ritme denyutan jantung adalah penyebab sebagian besar kematian mendadak pada pasien dengan struktur jantung yang normal. Penyebab lainnya termasuk penggunaan narkoba, penggumpalan darah yang bergerak ke paru-paru, serta pendarahan di otak. [2]

4. Kondisi kesehatan saat dalam kandungan

Pada tahun 2007, sekelompok peneliti dari Amerika, Inggris, dan Australia mengevaluasi 18 penelitian tentang berat lahir bayi dan hubungannya dengan penyakit jantung. Data ini mencakup lebih dari 7,500 serangan jantung pada lebih dari 147,000 orang.

Mereka menyimpulkan bahwa berat badan lahir yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari; jika dibulatkan, perbedaan 0.5 kg saat lahir bisa menyebabkan 5%-10% perbedaan risiko dalam kurun waktu seumur hidup. [2]

Berat badan lahir rendah pada bayi bisa disebabkan oleh buruknya asupan gizi ibu saat hamil, status sosioekonomi, dan ibu yang merokok saat hamil. Apapun penyebabnya, bayi yang lahir kecil memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi, insulin resistance, dan kolesterol tinggi di usia anak-anak nantinya. Namun hubungan antara berat badan lahir rendah dan penyumbatan arteri koroner masih terus diteliti. [2]

Mencegah terjadinya serangan jantung di usia muda

Banyak orang yang berpikir bahwa serangan jantung tidak bisa dihindari, tapi sebenarnya sebagian besar penyebabnya bisa dicegah melalui deteksi dini dan perubahan agresif terhadap gaya hidup dan manajemen faktor risiko lainnya.

Mencegah terjadinya pertumbuhan faktor risiko serangan jantung adalah hal yang bisa kita kontrol dan lakukan, termasuk: [1, 2, 3, 4]

  • Menghindari rokok dan tembakau
  • Berolahraga secara rutin
  • Menjaga pola makan yang sehat
  • Menurunkan berat badan jika perlu
  • Menjaga tekanan darah dan kolesterol
  • Hindari penyebab diabetes
  • Hindari stress
  • Jauhi narkoba

Disarankan bagi mereka yang berusia 20 hingga 39 tahun tanpa faktor risiko keturunan untuk memeriksakan kesehatan jantung mereka setiap empat hingga enam tahun. Bagi yang memilki risiko genetik, harus berkonsultasi lebih awal terutama bila mulai merasakan gejalanya. [4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment