Perbedaan Hiperkalsemia dan Hiperkalsiuria

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Hiperkalsemia adalah kondisi tubuh yang menyerap kalsium secara berlebih, sehingga mengakibatkan kadar kalsium dalam darah melebihi batas normal. Kalsium memang dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan tulang, tetapi apabila jumlahnya dalam tubuh melebihi batas normal bisa membahayakan tubuh dan menyebabkan hiperkalsemia.

Tidak hanya menyebabkan hiperkalsemia, kadar kalsium dalam darah yang berlebihan juga dapat melemahkan tulang, menyebabkan batu ginjal, serta mengganggu kerja jantung dan otak. Oleh karena itu, kadar kalsium dalam darah harus tetap dalam batas wajar agar terhindar dari kondisi-kondisi tersebut[1].

Hiperkalsiuria adalah kondisi di mana ekskresi kalsium dalam urine meningkat yang dapat memicu terjadinya nefrolitiasis dan patah tulang. Hiperkalsiuria dapat terjadi apabila ekskresi kalsium harian pada pria lebih besar dari 275 mg dan pada wanita lebih banyak dari 250 mg.

Kondisi ini dapat dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa[2,3].

Perbedaan Penyebab Hiperkalsemia dan Hiperkalsiuria

Meski hiperkalsemia dan hiperkalsiuria sama-sama disebabkan karena kalsium tetapi penyebab kedua kondisi ini berbeda. Hal ini disebabkan karena yang satu terjadi karena penyerapan kalsium dalam tubuh yang berlebih sedangkan kondisi yang lain disebabkan karena ekskresi atau pembuangan kalsium yang meningkat.

Untuk itu, berikut beberapa penyebab hiperkalsemia dan hiperkalsiuria:

  • Hiperkalsemia

Kalsium memang dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan tulang, tetapi kadar kalsium yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan timbulnya hiperkalsemia. Hiperkalsemia ini muncul disebabkan oleh banyak faktor, seperti beberapa penyakit, obat, dan dehidrasi.

Penyakit yang dapat menyebabkan hiperkalsemia di antaranya adalah hiperparatiroidisme atau kelenjar paratiroid yang terlampau aktif, kanker paru-paru, kanker payudara, beberapa kanker darah, dan TBC. Hiperkalsemia juga dapat disebabkan karena obat-obatan tertentu seperti hidroklorotiazid, lithium, serta suplemen vitamin A, vitamin D atau kalsium.

Dehidrasi juga dapat menyebabkan hiperkalsemia, karena apabila tubuh kekurangan cairan maka konsentrasi kalsium dalam darah akan meningkat. Oleh karena itu, asupan cairan yang masuk dalam tubuh juga harus diperhatikan agar terhindar dari kondisi ini.

Selain itu, hiperkalsemia juga dapat terjadi karena faktor keturunan yang menyebabkan peningkatan kalsium dalam darah karena reseptor kalsium yang rusak. Namun, hiperkalsemia karena faktor ini jarang terjadi[1,4].

  • Hiperkalsiuria

Hiperkalsiuria dapat terjadi disebabkan oleh sindrom susu-alkali atau pencernaan kalsium oral yang berlebihan, sarkoidosis, kelebihan glukokortikoid atau hormon steroid yang berperan dalam penyerapan nutrisi, penyakit Paget, sindrom paraneoplastik atau gejala kanker yang ada dalam tubuh, multiple myeloma atau kanker sel plasma, tumor metastatik yang melibatkan tulang, penyakit Addison, dan kelebihan vitamin D dalam tubuh.

Namun, sebagian besar kasus hiperkalsiuria juga dapat disebabkan karena penyebab yang kurang jelas sehingga kondisi ini disebut dengan hiperkalsiuria idiopatik. Hiperkalsiuria idiopatik biasanya terjadi pada anak-anak[2,3].

Perbedaan Diagnosis Hiperkalsemia dan Hiperkalsiuria

Untuk mendiagnosis kedua penyakit ini tentunya menggunakan cara yang berbeda. Berikut ini cara mendiagnosis hiperkalsemia dan hiperkalsiuria:

  • Hiperkalsemia

Hiperkalsemia dapat didiagnosis dengan cara melakukan pemeriksaan darah. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut menunjukkan jumlah kalsium meningkat, maka dokter akan memberikan obat dan memeriksa riwayat kesehatan pasien.

Jika tidak ditemukan penyebab yang jelas, maka dokter akan merekomendasikan pasien untuk menemui ahli endokrin yang kemudian akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut[4].

  • Hiperkalsiuria

Hiperkalsiuria dapat didiagnosis dengan cara mengumpulkan urine selama 24 jam dan menguji kandungan kalsium yang ada dalam urine tersebut. Cara tersebut sangat efektif dalam mendiagnosis hiperkalsiuria yang dialami seseorang.

Selain itu, hiperkalsiuria juga dapat didiagnosis dengan cara melakukan pemeriksaan kadar hormon paratiroid dan memeriksa tingkat vitamin D yang ada dalam tubuh pasien[2].

Perbedaan Cara Menangani Hiperkalsemia dan Hiperkalsiuria

Cara menangani hiperkalsemia dan hiperkalsiuria tentu berbeda. Hal ini terjadi karena penyebab dari dua kondisi tersebut juga berbeda, maka dari itu cara menanganinya juga berbeda.

Berikut ini cara menangani hiperkalsemia dan hiperkalsiuria:

  • Hiperkalsemia

Cara menangani hiperkalsemia yang terjadi pada seseorang berbeda-beda, tergantung pada apa yang menyebabkan hiperkalsemia tersebut. Hiperkalsemia dapat ditangani dengan cara memperbanyak cairan dalam tubuh, beralih ke penggunaan obat non tiazid, dan menghentikan konsumsi suplemen yang mengandung kalsium.

Cara-cara tersebut dapat digunakan untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah. Berbeda dengan seseorang yang mengalami hiperkalsemia disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, cara penanganannya pun berbeda.

Apabila hiperkalsemia disebabkan karena kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, dokter akan menangani dengan cara memantau tingkat kalsium secara ketat, melakukan operasi untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, melakukan pengobatan cinacalcet untuk mengontrol hiperkalsemia, dan menggunakan bifosfonat.

Jika hiperkalsemia yang diderita semakin parah dokter akan merekomendasikan untuk rawat inap dengan melakukan perawatan lainnya[4].

  • Hiperkalsiuria

Hiperkalsiuria dapat ditangani dengan cara mengatur pola makan, seperti mengurangi protein hewani, mengurangi asupan natrium pada makanan, dan menghindari kandungan kalsium dalam makanan yang berlebihan. Jika cara tersebut tidak berhasil, maka hiperkalsiuria dapat ditangani dengan terapi tiazid dan diet rendah garam.

Apabila cara tersebut masih tidak menunjukkan perubahan maka hiperkalsiuria dapat diatasi dengan terapi ortofosfat dengan pemberian obat tambahan, seperti amilorida dan kalium sitrat[2].

Selain perbedaan di atas, hiperkalsemia dan hiperkalsiuria memiliki beberapa persamaan di antaranya adalah kondisi yang terjadi disebabkan karena jumlah kalsium dan sama-sama berkaitan dengan kelenjar paratiroid, sehingga apabila mengalami dua kondisi tersebut dokter akan memeriksa kelenjar paratiroid pada pasien. Hiperkalsiuria dapat menjadi salah satu diagnosis terjadinya hiperkalsemia[1,2,3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment