Remoxipride adalah agen antipsikotik atipikal yang spesifik untuk dopamin D 2 reseptor[1]. Remoxipride ditarik dari pasar setelah 8 kasus anemia aplastik dilaporkan. Dari 8 kasus tersebut, 2 diantaranya berakibat fatal[2].
Daftar isi
Apa Itu Remoxipride?
Berikut ini info mengenai Remoxipride, mulai dari indikasi hingga peringatannya:[1,2]
Indikasi | Antipsikotik atipikal, skizofrenia. |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Tidak tersedia |
Kelas | Antipsikotik |
Bentuk | |
Kontraindikasi | Porphyria. Status comatose, depresi SSP, feokromositoma, laktasi, riwayat kelainan darah. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Remoxipride: → Pasien dengan gangguan hati → Pasien dengan gangguan ginjal → Pasien dengan penyakit KV → Pasien dengan penyakit Parkinson → Pasien dengan epilepsi → Pasien dengan depresi → Pasien dengan miastenia gravis → Pasien dengan hipertrofi prostat → Pasien dengan penyakit pernapasan berat → Pasien dengan diskrasia darah → Pasien dengan riwayat ikterus → Tua → Dapat memengaruhi mengemudi, terutama selama bagian awal perawatan → Kehamilan |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Tidak tersedia |
Manfaat Remoxipride
Remoxipride berfungsi untuk memberikan aksi preferensial pada otak dopaminergik mesolimbik untuk pasien skizofrenia. Gejala yang biasa terjadi adalah ekstrapiramidal[4].
Remoxipride adalah obat benzamide yang bertindak sebagai antagonis dopmain D 2 yang sangat lemah tetapi sangat selektif.
Obat ini memiliki efek kataleptik yang dapat memblokir hiperaktif oleh agonis dopamin. Obat ini juga berfungsi dan bermanfaat memprideksi kerja antipsikotik dengan gejala ekstrapiramidal.
Studi klinis menujukkan adanya insiden efek samping ekstrapiramidal relatif rendah dengan terlepasnya prolaktin yang berlangsung singkat[3].
Dosis Remoxipride
Remoxipride hadir dalam bentuk tablet dan hanya digunakan untuk orang dewasa [5].
Antipsikotik baru untuk pemberian remoxipride : → Dosis rendah (30 sampai 90 mg), sedang (120 sampai 240 mg) → Dosis tinggi (300 sampai 600 mg) → Perbandingan dengan haloperidol (15 sampai 45 mg) Kemanjuran maksimum : → Dosis harian antara 120 mg dan 600 mg. |
Efek Samping Remoxipride
Efek yang paling sering sering dilaporkan adalah:
- Gejala parkinsonian
- Distonia
- Akatisia
- Tardive dyskinesia
- Gangguan dengan pengaturan suhu
- Sindrom neuroleptik ganas
- Efek CNS
- Gangguan GI
- Hidung tersumbat
- Gejala antimuskarinik
- Efek CV
- Perubahan EKG
- Efek endokrin
- Diskrasia darah
- Fotosensitisasi
- Sensitisasi kontak dan ruam
- Hepatitis dan ikterus
- Kekeruhan kornea dan lensa
- Pigmentasi keunguan pada kulit
- Kornea
- Konjungtiva
- Retina
Detail Remoxipride
Untuk memahami lebih detil mengenai Remoxipride, seperti overdosis, penyimpanan, cara kerja Remoxipride, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanya[2]
Penyimpanan | Tidak tersedia |
Cara Kerja | Deskripsi: Remoxipride adalah antipsikotik atipikal yang memiliki selektivitas tinggi untuk reseptor dopamin D2. Itu telah digunakan untuk pengobatan skizofrenia dan psikosis lainnya, tetapi ditarik karena laporan anemia aplastik; meskipun masih tersedia untuk pengobatan psikosis refrakter. |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Kadar serum dapat diturunkan dengan penggunaan bersamaan dengan antasida yang mengandung aluminium / magnesium hidroksida dan sukralfat → Peningkatan risiko efek samping bila digunakan dengan moclobemide |
Interaksi Dengan Makanan | Tidak tersedia |
Overdosis | Tidak tersedia |
Pengaruh Pada Hasil Lab. | Tidak tersedia |
Pertanyaan Seputar Remoxipride
Mengapa Remoxipride di tarik dari pasar?
Karena dari 8 kasus anemia aplastik dilaporkan, 8 kasus tersebut, 2 diantaranya berakibat fatal.[1]
Untuk apa obat ini di gunakan?
Obat ini digunakan untuk pengobatan skizofrenia.[1]
Hal apa yang harus dihindari setelah menggunakan Remoxipride?
Hindari mengemudi dan pekerjaan berat lainnya.[2]
Contoh Obat Remoxipride (Merek Dagang) di Pasaran
Berikut obat bermerek yang mengandung Remoxipride[1]
Brand Merek Dagang |
Roxiam |