Sindrom Asperger: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sindrom asperger adalah salah satu jenis autisme. [4]

Dikutip dari National Center for Biotechnology Information Amerika Serikat, Prevalensi sindrom Asperger pada anak-anak diperkirakan sekitar 0,02% hingga 0,03%. Sindrom ini umumnya dialami oleh anak laki – laki daripada perempuan dengan perbandingan 8:1. [6]

Di Indonesia, belum terdapat data yang dapat mengungkapkan kasus sindrom Asperger secara nasional.

Apa itu Sindrom Asperger?

Sindrom Asperger (AS) adalah salah satu dari sekelompok gangguan neurologis atau saraf yang termasuk ke dalam gangguan spektrum autisme (ASD). [1, 2]

Seseorang yang menderita sindrom ini memiliki tingkat kecerdasan yang normal atau bahkan di atas normal. Hanya saja mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.  [1]

Sindrom ini dimulai sejak usia dini dan bersifat seumur hidup (tidak bisa disembuhkan), tetapi adanya terapi dapat membantu meningkatkan potensi mereka dan menjalani kehidupan yang produktif. [1]

Fakta Sindrom Asperger

Di bawah ini adalah fakta-fakta menarik seputar sindrom Asperger yang perlu Anda ketahui: [1] [2] [3] [4] [5]

  • Sindrom Asperger (AS) adalah jenis kelainan spektrum autisme (ASD) yang memengaruhi keterampilan komunikasi dan interaksi sosial.
  • Seorang anak dengan sindrom asperger dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan sejak usia dini.
  • Sindrom Asperger lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
  • Tanda-tanda dari sindrom Asperger meliputi minat obsesif, ucapan formal, perilaku yang berulang-ulang, isolasi sosial, keterlambatan keterampilan motorik, kurangnya imajinasi dan kesulitan indra.
  • Perawatan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan Sindrom Asperger.
Tinjaun umum
Sindrom Asperger adalah jenis kelainan spektrum autisme yang umumnya terjadi pada anak laki-laki.

Penyebab Sindrom Asperger

Hingga saat ini  penyebab pasti sindrom ini belum dapat dipastikan. Namun, peneliti menduga sindrom Asperger terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan (seperti bahan kimia atau virus) yang menyebabkan perubahan perkembangan otak. [1, 4]

Apasajakah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom Asperger?

Faktor-faktor tertentu selama kehamilan dan setelah kelahiran dapat menjadikan anak Anda memiliki risiko lebih tinggi diagnosis menderita gangguan spektrum autisme. Faktor-faktor tersebut meliputi: [5]

  • Genetik.
  • Kelainan kromosom (seperti sindrom X rapuh).
  • Penggunaan obat resep oleh seorang ibu yang diminum selama kehamilan (seperti asam valproik untuk kejang atau gangguan mood, atau thalidomide untuk kecemasan).
  • Terlahir dari orang tua yang lebih tua.

Anak laki-laki lebih banyak didiagnosis mengalami sindrom Asperger daripada anak perempuan. [5]

Gejala Sindrom Asperger

Gejala sindrom Asperger pada setiap orang dapat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat meliputi: [3]

  • Kesulitan dalam Interaksi sosial

Jika Anda seorang ibu atau ayah dari seorang anak yang menderita sindrom ini, Anda dapat memperhatikan bahwa ia tampak canggung dalam melakukan interaksi sosial dan tidak tahu harus berkata apa atau bagaimana merespons ketika seseorang berbicara kepadanya. Bahkan untuk melakukan kontak mata sekalipun ia kesulitan. [3]

  • Kurang Menyukai Perubahan

salah satu tanda yang khas dari penderita sindrom Asperger adalah sering menunjukkan perilaku yang sama berulang kali  seperti mengepakkan, dan mengayunkan tangan.

Selain itu, penderita juga tidak menyukai perubahan, misalnya selalu makan makanan yang sama untuk sarapan setiap hari atau mengalami kesulitan berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya selama hari sekolah.

  • Kemampuan Kognitif di atas Rata-rata

Banyak orang yang menderita sindrom Asperger memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata dan sangat berbakat di bidang-bidang tertentu yang biasanya melibatkan otak kanan, seperti keterampilan berhitung, matematika, komputer, dan musik. [3]

  • Gangguan Motorik

Anak-anak yang mengidap sindrom Asperger juga dapat mengalami kesulitan dengan keterampilan motorik yang penting, seperti berlari atau berjalan. Mereka seringkali tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti memanjat atau naik sepeda.

  • Tidak Ekspresif

Penderita sindrom Asperger cenederung jarang menampilkan ekspresi wajah ketika emosi. Penderita mungkin tidak tersenyum ketika sedang senang ataupun menertawakan lelucon atau penderita juga dapat berbicara dengan nada monoton.

Kapan Anda harus mengunjungi ke dokter?

Jika Anda melihat tanda-tanda atau gejala sindrom Asperger pada anak Anda, temui dokter anak Anda. Dokter dapat merujuk Anda ke ahli kesehatan mental spesialis sindrom asperger. [3]

Komplikasi Sindrom Asperger

Ada beberapa komplikasi dari sindrom Asperger. Komplikasi tersebut diantaranya adalah: [4]

Kesulitan Sensorik: Beberapa orang dapat memiliki sensitivitas sensorik yang terdistorsi, sehingga indera mereka dapat meningkat atau kurang berkembang. Kondisi ini dapat memengaruhi bagaimana orang tersebut memahami kebisingan, cahaya terang, aroma yang kuat, tekstur makanan, dan bahan.

Kondisi Terkait: Anak-anak dengan sindrom asperger seringkali agresif. Pada orang dewasa yang berusia muda, mereka dapat mengalami kecemasan atau depresi.

Kondisi lain yang terkait dengan sindrom asperger adalah: [4]

  • Attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD (gangguan mental pada anak-anak yang ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian).
  • Depresi, terutama di kemudian hari.
  • Gangguan tic seperti sindrom Tourette (gangguan neurologis yang ditandai dengan gerakan atau ucapan berulang yang tidak disengaja dan di luar kendali).
  • Gangguan kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif atau OCD (gangguan kecemasan yang membuat penderitanya merasa gelisah, takut, dan khawatir).

Diagnosa Sindrom Asperger

Diagnosis biasanya dilakukan oleh ahli patologi wicara, dokter anak, psikiater dan psikolog. Tingkat keparahan gejala pada individu dengan sindrom Asperger bervariasi, sehingga diagnosis dapat memakan waktu lama dan mungkin agak sulit, terutama bagi mereka yang memiliki gejala yang ringan atau beberapa gejala tidak tampak sama sekali.

Beberapa hal yang dilakukan untuk mendiagnosis sindrom asperger: [2, 3]

Psikolog: bertugas mendiagnosis dan menangani masalah yang berkaitan dengan emosi dan perilaku.

Ahli saraf pediatrik: melakukan peraawatan terhadap kondisi otak.

Dokter perkembangan anak: Dokter ini spesialis dalam mengatasi masalah bicara, bahasa dan masalah perkembangan lainnya.

Psikiater: Psikiater memiliki keahlian dalam memeriksa kondisi kesehatan mental pasien dan dapat meresepkan obat untuk mengobatinya.

Sindrom Asperger seringkali ditangani dengan pendekatan tim, sehingga Anda perlu mengunjungi lebih dari satu dokter untuk perawatan anak Anda. Orang tua akan memberikan informasi tentang gejala kepada dokter, dan tim dokter juga dapat mempertimbangkan pengamatan dari guru.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang akan Dokter ajukan tentang anak Anda: [3]

  • Gejala apa yang dia miliki, dan kapan Anda pertama kali melihatnya?
  • Kapan anak Anda pertama kali belajar berbicara, dan bagaimana ia berkomunikasi?
  • Apakah dia fokus pada subjek atau kegiatan apa pun?
  • Apakah dia punya teman, dan bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain?

Kemudian dokter akan mengamati anak Anda untuk melihat secara langsung bagaimana dia berkomunikasi dan berperilaku.

Banyak pasien penderita sindrom ini mengalami diagnosis yang salah dan diaggap menderita attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD (gangguan mental pada anak-anak yang ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian). Jika hal ini terjadi, anak Anda biasanya perlu dievaluasi kembali untuk menentukan diagnosis yang benar.

Pengobatan Sindrom Asperger

Perawatan sindrom Asperger pada setiap anak berbeda-beda. Dokter Anda terkadang perlu mencoba beberapa terapi pada pasien untuk menemukan perawatan yang tepat. Perawatan dini dan teratur dapat membantu anak Anda mengatasi gejala yang berkaitan dengan sindrom Asperger. 

Perawatan diberikan dapat meliputi: [3, 4, 5]

  • Pelatihan Keterampilan Sosial

Dalam pelatihan ini, terapis mengajarkan anak Anda cara berinteraksi dengan orang lain misalnya, dengan belajar cara membaca dan menanggapi isyarat sosial. [3]

  • Terapi Wicara-Bahasa

Terapi ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi anak Anda. Sebagai contoh, dia akan belajar bagaimana berbicara dengan orang lain dan melakukan kontak mata dengan orang ia ajak bicara, serta belajar berbicara tentang berbagai topi, sehingga tidak terobsesi hanya pada satu topik. 

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT) 

Pada terapi ini seorang anak akan dibantu untuk mengubah cara berpikirnya, sehingga ia dapat lebih mengontrol emosinya dan mengurangi rutinitas yang berulang-ulang. 

Penderita akan dilatih agar bisa menangani hal-hal seperti ledakan emosi, rasa takut, cemas, penolakan dan obsesi. Terapi ini dapat berbeda pada setiap orang tergantung kebutuhannya.

  • Pendidikan dan Pelatihan untuk Orang Tua Penderita

Orang tua dari anak yang menderita sindrom Asperger juga akan belajar teknik yang sama dengan yang diajarkan kepada anaknya sehingga mereka dapat mengerjakan keterampilan sosial bersama di rumah. 

  • Terapi Fisik

Terapi ini bertujuan untuk melatih kekuatan inti tubuh. Kegiatan yang diterapkan pada terapi ini diantaranya berlari, melompat, mengayuh sepeda, berjalan naik dan turun tangga, dan kegiatan gerakan fisik lainnya.

  • Terapi Okupasi

Seorang ahli terapi okupasi membantu penderita sindrom Asperger dengan meningkatkan kemampuan motorik, mengatasi masalah sensorik, serta memperkuat kesadaran dan penghargaan kepada dirinya.

  • Modifikasi Perilaku 

Perawatan ini dilakukan sebagai strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku yang tidak efektif.

  • Obat

Saat ini belum ada obat yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration ) untuk digunakan dalam mengobati Asperger atau gangguan spektrum autisme. Beberapa obat seringkali hanya dapat mengurangi gejala-gejala dari sindrom asperger seperti depresi dan kecemasan. Obat – obat yang diresepkan Dokter di antaranya: [1]

  1. Aripiprazole untuk mengurangi iritabilitas
  2. Guanfacineolanzapine, dan naltrexone untuk mengurangi hiperaktif.
  3. Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) untuk mengurangi perilaku berulang.
  4. Risperidone untuk mengurangi agitasi dan insomnia.

Perilaku anak penderita sindrom Asperger tidak akan membaik sendiri tanpa terapi. Seiring perkembangan anak Anda di sekolah, terapi dapat berubah sesuai kebutuhan anak Anda pada saat itu. Anda bisa bertanya kepada terapis Anda tentang bagaimana cara menerapkan terapi di rumah. [5]

Terapi bukanlah perawatan satu kali, melainkan berulang kali. Hal ini bertujuan agar membantu anak Anda meningkatkan perilaku yang diinginkan. Anak-anak tidak boleh diberikan hukuman ketika melakukan perilaku yang tidak diinginkan.

Melainkan mereka diberikan insentif dan hadiah berupa camilan sehat, atau sesuatu yang penting bagi mereka guna mendorong terbentuknya perilaku yang tepat. [5]

Cara Mencegah Sindrom Asperger

Oleh karena penyebab gangguan spektrum autisme belum dapat diketahui secara pasti, sehingga tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menghindarinya. [5]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment