Vagina Perih, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Vagina perih merupakan masalah umum pada wanita. Sensasi terbakar dan perih sering terjadi saat anda urinasi. Untuk beberapa kasus, gejala ini dapat hilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus lainnya perlu menggunakan obat. [1]

Merasakan perih pada vagina merupakan salah satu cara tubuh untuk memperingatkan anda bahwa ada sesuatu yang tidak benar dan membutuhkan tindakan khusus. Kondisi ini tidaklah berbahaya tapi dapat terasa tidak nyaman dan mengganggu. [1]

Vagina perih dapat disebabkan oleh beragam alasan. Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin mendasari perasaan perih pada vagina anda. [1,2,3]

1. Iritasi Dari Benda yang Langsung Menyentuh Vagina

Senyawa kimia yang terdapat dalam produk sehari-hari dapat mengiritasi bagian sensitif dari vagina hingga menyebabkan perih. Produk tersebut antara lain [3] :

  • Deterjen pakaian
  • Sabun
  • Tisu toilet
  • Busa mandi
  • Pembalut

Iritasi vagina juga dapat disebabkan akibat beberapa jenis pakaian, termasuk celana atau pakaian dalam yang terlalu ketat. [3]

Hindarilah penggunaan wewangian dan parfum pada area kelamin anda. Jika gejala terjadi setelah anda menggunakan produk baru, berhentilah menggunakan produk tersebut untuk melihat apakah gejala sudah benar-benar hilang atau belum. [3]

Pastikan anda mandi lagi setelah anda berenang atau berendam di air panas untuk membilas bakteri dan senyawa kimia yang dapat mengiritasi jaringan disekitar vagina. [3]

2. Iritasi Dari Benda yang Tidak Langsung Menyentuh Vagina

Tampon, kondom, douche, krim, spray, dan produk lainnya yang anda gunakan di sekitar vagina dapat menyebabkan vagina perih. Produk-produk ini dapat mengiritasi alat kelamin dan menimbulkan gejala. [3]

Salah satu cara termudah untuk mengatasi kasus ini adalah berhenti menggunakan produk yang menyebabkan iritasi. Jika anda sedang mencoba produk baru, identifikasi produk iritasi dapat berjalan mudah. Iritasi dapat hilang setelah anda berhenti menggunakan produk tersebut. [3]

Jika alat kontrasepsi atau kondom anda yang menjadi sumber iritasi, konsultasikanlah dengan dokter mengenai alternatifnya. Beberapa kondom terbuat khusus untuk penderita kulit sensitif. Lubrikasi larut air juga mungkin diperlukan. [3]

3. Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina yang terjadi saat jumlah bakteri terlalu banyak di vagina. Gejala lain vaginosis bakterialis selain vagina perih yaitu[3] :

  • Leleran putih atau abu-abu dari vagina
  • Bau amis, terutama setelah berhubungan seksual
  • Perasaan gatal di luar vagina

Pada beberapa kasus, vaginosis bakterialis dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kebanyakan wanita memerlukan antibiotik untuk dapat sembuh dari kasus ini. Pastikan anda meminta resep antibiotik ke dokter dengan dosis yang sesuai dan anda meminum obat tersebut hingga habis untuk mengurangi kemungkinan infeksi ulang. [3]

4. Infeksi Jamur

Infeksi jamur vagina terjadi saat ada jamur yang bertumbuh dengan banyak di vagina. Selain sensasi perih, anda juga mungkin merasakan [3] :

  • Gatal dan bengkak pada vagina
  • Kemerahan, bengkak, dan gatal pada vulva
  • Nyeri saat anda urinasi dan/atau berhubungan seksual
  • Leleran putih kental seperti keju
  • Ruam merah diluar vagina

Infeksi jamur ringan dapat sembuh dengan obat rumahan dan obat antijamur yang terjual bebas di apotek, termasuk krim, salep, dan obat supositoria yang dimasukkan ke vagina. Namun, jika infeksi jamur berlangsung berat, segera buat jadwal untuk bertemu dengan dokter. [3]

5. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih terjadi saat bakteri masuk ke dalam saluran urinasi atau kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan perasaan perih dan sakit saat anda urinasi. Gejala lain yang dapat anda alami adalah [3] :

  • Perasaan ingin buang air kecil namun ternyata jumlahnya sedikit
  • Sering buang air kecil
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Bau urin kuat
  • Urin berwarna keruh
  • Urin berwarna merah, pink, atau cokelat
  • Demam dan menggigil
  • Sakit perut, punggung, atau pinggang

Jika anda mengalami infeksi saluran kemih, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan antibiotik. Pastikan anda minum air yang cukup banyak selama fase kesembuhan. [3]

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah salah satu penyakit menular seksual yang lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Banyak wanita mengalami penyakit ini tanpa munculnya gejala. Jika ada gejala, beberapa diantaranya adalah [3] :

  • Iritasi dan gatal di area kelamin
  • Leleran encer dan berbusa dari vagina dengan warna jernih, putih, kuning, atau hijau
  • Vagina bau
  • Tidak nyaman saat berhubugan seksual atau urinasi
  • Sakit perut bagian bawah

Penyakit trikomoniasis (trichomoniasis) perlu diatasi dengan antibiotik khusus dengan resep dokter. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat meningkatkan risiko anda terkena penyakit menular seksual lainnya dan menyebabkan komplikasi jangka panjang. [3]

7. Gonorea

Gonorea (gonorrhea) dalah salah satu penyakit menular seksual dengan gejala tambahan [3] :

  • Sensasi terbakar dan iritasi pada vagina
  • Perih dan iritasi saat urinasi
  • Leleran yang tidak biasa
  • Pendarahan saat tidak menstruasi

Gonorea memerlukan antibiotik dengan resep dokter untuk dapat sembuh. Jika tidak diatasi dengan benar, gonorea dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk penyakit inflamasi pelvis dan infertilitas. [3]

8. Chlamydia

Chlamydia adalah salah satu penyakit menular seksual tanpa gejala yang jelas. Gejala yang sering muncul hanyalah perasaan perih saat urinasi dan keluarnya leleran yang tidak biasa dari vagina. [3]

Chlamydia dapat sembuh dengan antibiotik khusus yang diresepkan dokter. Jika tidak tertangani dengan benar, chlamydia dapat menyebabkan kerusakan permanen ke sistem reproduksi anda. [3]

9. Herpes Genital

Herpes genital juga tergolong salah satu penyaktit menular seksual dengan gejala ringan. Nyeri yang muncul pada herpes genital terjadi saat ada jerawat atau pertumbuhan rambut ke dalam. Benjolan tersebut dapat muncul di vagina, rektum, atau mulut. [3]

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan herpes genital. Virus tersebut dapat tetap bertahan di tubuh anda. Obat resep dokter dapat membantu mengurangi risiko penyakit menjadi bertambah parah. [3]

10. Kutil Kelamin dari HPV

Kutil kelamin disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Kutil tersebut dapat muncul pada vulva, vagina, serviks, atau anus dalam jumlah tunggal atau klaster. [3]

Belum ada obat penyembuh untuk kasus kutil kelamin. Kutil kelamin umumnya dapat pergi dengan sendirinya. Walaupun demikian, ada opsi penghilangan kutil kelamin di dokter untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Tindakan vaksinasi HPV juga dapat menjadi tindakan preventif terhadap kutil kelamin. [3]

11. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah kondisi kulit langka yang menyebabkan adanya perubahan warna putih pada kulit vagina dan vulva. Lempeng warna putih tersebut dapat menyebabkan luka jaringan parut yang permanen. [3]

Jika anda terduga mengalami kondisi ini, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan krim steroid kuat untuk mengurangi gejala. [3]

12. Menopause

Saat anda menopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan banyak gejala lain, termasuk vagina perih. Hubungan seksual dapat memperburuk rasa perih yang terjadi. [3]

Jika anda merasakan gejala vagina perih saat menopause, segeralah pergi ke dokter. Dokter dapat meresepkan suplemen estrogens atau hormon lain untuk mengurangi gejala tersebut. [3]

13. Alergi Genital

Imun sistem pada beberapa wanita dapat terlalu sensitif terhadap substansi tertentu yang dapat menyebabkan iritasi alergi, misalnya [2] :

  • Air mani
  • Sperma
  • Lateks
  • Lubrikan
  • Obat minum dan oles
  • Karet
  • Resin yang digunakan untuk waxing
  • Komponen urin tertentu
  • Benda yang mengandung nikel, misalnya ritsleting

Pengobatan yang sesuai untuk kasus ini adalah menghindari substansi yang dapat menyebabkan iritasi. Tes alergi juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis alergen apa yang menyebabkan perih pada vagina. [2]

Kapan Harus ke Dokter?

Banyak kasus vagina perih dapat hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Jika tidak kunjung menghilang, memburuk, atau berlangsung sangat serius, anda dapat pergi ke dokter. [2]

Pada kebanyakan kasus, dokter dapat meresepkan obat setelah mereka tau penyebab dari vagina perih tersebut. Setiap orang yang sudah terdiagnosis mengalami penyakit menular seksual juga perlu memeriksakan pasangannya ke dokter. [3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment