Tidur membantu tubuh kita untuk memulihkan diri. Akan tetapi, terkadang kita justru terbangun dari tidur dengan rasa sakit pada bahu meski sebelumnya baik-baik saja. Ada pula yang merasa sakit bahu yang dimiliki memburuk setelah tidur[1].
Bahu yang sakit dapat membuat kita kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Otot pada bahu diperlukan dalam berbagai kegiatan, mulai dari menggosok gigi, berkeramas, hingga mengemudikan kendaraan[1, 2].
Daftar isi
Penyebab Bahu Sakit Saat Bangun Tidur
Bahu sakit saat bangun tidur dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Posisi Tidur
Pada orang yang tidak memiliki riwayat masalah bahu, kemungkinan besar penyebab bahu sakit setelah bangun tidur berkaitan dengan posisi tidur. Terkadang orang yang tidur dengan posisi miring secara tidak disadari telah tidur dengan posisi yang menjepit tendon rotator cuff atau bursa bahu[2, 3].
Berbaring dengan posisi yang membuat tendon terjepit dalam waktu singkat umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, setelah berbaring pada posisi tersebut selama beberapa jam saat tidur akan memicu respon peradangan dari sendi bahu. Peradangan pada bursa atau tendon yang terjepit ini akan menimbulkan rasa sakit saat bangun[2, 3].
Selain posisi miring, orang yang tidur dengan posisi berbaring juga dapat mengalami bahu sakit saat bangun. Suatu studi tahun 2017 menemukan bahwa orang yang tidur dengan tangan dominan diletakkan di kening saat berbaring telentang berisiko tinggi mengalami bahu sakit[1].
Posisi ini menimbulkan lebih banyak tekanan pada otot-otot leher dan bahu, serta tekanan lebih pada otot tulang belakang melalui otot yang disebut scalene. Otot scalene menempel pada kedua bahu dan tulang belakang melalui tulang rusuk. Tekanan pada otot-otot tersebut dapat mengakibatkan timbulnya rasa sakit[1].
Kebanyakan orang mengalami bahu sakit akibat posisi tidur akan merasakan penurunan rasa sakit dan gejala dalam 48 jam. Namun, ada pula yang mengalami rasa sakit pada bahu dalam waktu yang lebih lama[2, 3].
Bahu Membeku
Bahu membeku merupakan kondisi yang disertai rasa sakit berat yang menyebabkan peradangan pada bahu. Kondisi ini dapat mengarah pada kekakuan dan kesulitan gerak pada sendi yang terdampak[1].
Bahu membeku terjadi ketika lengan dan bahu tidak digerakkan dalam waktu yang lama karena jaringan pada bahu mengencang dan menebal, serta mengembangkan jaringan luka. Kondisi ini menyebabkan kesulitan untuk memutar bahu secara alami, sehingga menimbulkan rasa sakit[4].
Gejala bahu membeku meliputi sakit pada satu bahu, kesulitan memutar dan menggerakkan bahu, dan sakit leher[1, 4].
Bahu membeku dirasakan secara tiba-tiba dengan didahului rasa sakit, kemudian diikuti kekakuan. Kondisi ini berkembang seiring waktu. Jika tidak ditangani, bahu membeku dapat memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh, bahkan hingga 2-3 tahun[1, 2].
Penyebab pasti dari bahu membeku tidak diketahui. Meski demikian, terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini, meliputi[1]:
- diabetes
- stroke
- gangguan tiroid
- cedera bahu
- penyakit Parkinson
- kanker
Osteoartritis
Osteoartritis terjadi ketika tulang rawan (kartilago) pada bagian ujung sendi mengalami aus seiring waktu. Kondisi ini menimbulkan gejala seperti sakit, pegal, dan kekakuan[1].
Osteoartritis dapat terjadi pada sendi tubuh bagian mana pun termasuk bahu, meski lebih umum terjadi pada tangan, pinggul, dan lutut[1].
Timbulnya osteoartritis dapat dipengaruhi beberapa faktor risiko berikut[1]:
- berusia lanjut
- jenis kelamin wanita
- riwayat osteoartritis dalam keluarga
Cedera Rotator Cuff
Rotator cuff terdiri dari empat otot yang dimulai pada tulang belikat dan memanjang hingga sendi bahu. Otot-otot ini meningkatkan stabilitan pada lengan. Terkadang otot-otot rotator cuff mengalami cedera, bisa akibat penggunaan berlebihan atau osteoartritis[1].
Cedera rotator cuff dapat berupa peradangan pada tendon di sekitar bagian bahu atau sobeknya sebagian atau seluruh otot[1].
Gejala cedera rotator cuff meliputi rasa sakit yang awalnya ringan tapi bertambah buruk secara bertahap dan kesulitan untuk menggerakkan lengan yang terdampak[1].
Orang berusia lebih dari 80 tahun memiliki risiko tertinggi mengalami cedera rotator cuff. Selain itu, orang yang mengalami cedera pada salah satu rotator cuff memiliki risiko lebih tinggi mengalami cedera pada rotator cuff satunya lagi[1].
Jepitan Bahu
Jepitan bahu (shoulder impingement) terjadi ketika sendi bahu menjepit jaringan lunak di sekitarnya. Kondisi ini dapat terjadi akibat[1]:
- peradangan di sekitar sendi
- ketidakseimbangan muskuler pada bahu
- cedera rotator cuff
Jepitan bahu dapat menimbulkan gejala seperti[1]:
- rasa sakit yang tidak kunjung hilang yang bukan disebabkan oleh cedera
- kesulitan dan sakit untuk menaikkan lengan di atas kepala
- sakit ketika tidur miring pada sisi yang terdampak
Diskinesis Skapula
Diskinesis skapula ialah perubahan atau penyimpangan dari posisi istirahat atau aktif dari scapula. Kondisi ini menyebabkan penderita memiliki kendali yang buruk pada tulang belikat (scapula). Tulang belikat merupakan bagian penempelan lengan pada dada[2, 3].
Diskinesis skapula dapat disebabkan oleh cedera atau kondisi tertentu yang melemahkan otot dan menyebabkan posisi scapula berubah[4].
Kondisi dapat mengarah pada timbulnya gangguan yang mengakibatkan rasa sakit, termasuk jepitan bahu[2].
Kondisi ini paling terlihat selama melakukan gerakan bahu. Pada beberapa kasus, diskinesis skapula meningkatkan risiko cedera[3].
Kekakuan Tulang Belakang Toraksis
Tulang belakang toraksis ialah bagian pada tengah punggung yang terletak di antara tulang belikat. Kekakuan pada tulang belakang toraksis sering kali menyebabkan sakit leher, sakit pada punggung bagian bawah, dan mengurangi mobilitas bahu[3, 4].
Kekakuan pada tulang belakang dapat dikarenakan berbagai hal, misalnya duduk di depan komputer dalam waktu lama. Posisi ini mengarah pada peningkatan pembulatan tulang belakang yang mana dapat mengakibatkan penurunan mobilitas seiring waktu[4].
Saat tulang belakang mengalami kekakuan, kita akan menggerakkan bahu melebihi dari seharusnya, sehingga lama kelamaan menyebabkan penggunaan berlebihan otot bahu dan sakit[2].
Tendinitis Rotator Cuff
Tendinitis merupakan peradangan atau iritasi pada tendon. Tendinitis rotator cuff ialah peradangan pada otot dan tendon yang berfungsi untuk menggerakkan sendi bahu[3, 4].
Peradangan tendon dapat disebabkan oleh[2]:
- gerakan berulang
- mempertahankan bahu pada posisi di mana otot rotator cuff terjepit
- mekanis bahu yang buruk
Tendinitis dapat menyebabkan sensasi terbakar sakit di sekitar tendon, kekakuan, dan gerakan sendi yang terbatas. Akibatnya, pasien dapat mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan dapat mengganggu tidur[4].
Sakit Rujukan
Sakit rujukan (referred pain) terjadi ketika rasa sakit pada suatu bagian tubuh mengakibatkan timbulnya sakit pada bagian tubuh yang berbeda. Hal ini terkadang terjadi akibat kondisi atau cedera tertentu karena seluruh saraf dalam tubuh terhubung[3].
Diagnosis Bahu Sakit Saat Bangun Tidur
Untuk mendiagnosis bahu sakit saat bangun tidur, dokter dapat melakukan beberapa tes. Biasanya, dokter dapat menemukan penyebab bahu sakit melalui pemeriksaan fisik saja.
Namun pada beberapa kasus, dapat diperlukan tes imaging seperti X-ray untuk memungkinkan pemeriksaan kondisi pasien dengan lebih detail[5].
Pengobatan Bahu Sakit Saat Bangun Tidur
Terdapat beberapa opsi pengobatan yang tersedia untuk mengatasi bahu sakit saat bangun tidur. Pemilihan opsi pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab spesifik[1].
Perawatan Mandiri
Perawatan mandiri dapat membantu mengatasi bahu sakit untuk sementara waktu. Untuk menangani cedera bahu, National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases menganjurkan pendekatan RICE, yaitu[1]:
- Rest: mengistirahatkan bahu selama 48 jam
- Ice: mengaplikasikan es pada bahu selama 20 menit 4-8 kali per hari
- Compress: mengkompres bahu menggunakan perban atau kain
- Elevate: mengangkat bahu hingga posisi lebih tinggi dari dada
Penggunaan Obat
Penanganan pertama untuk kebanyakan kasus bahu sakit ialah obat penghilang rasa sakit, seperti acetaminophen atau NSAID (non–steroidal anti-inflammatories)[1].
Relaksan otot dapat digunakan untuk mengurangi kekakuan dan soreness yang timbul jika bahu sakit disebabkan posisi tidur[4].
Untuk mengurangi peradangan, dapat digunakan kortikosteroid. Obat kortikosteroid dapat meringankan rasa sakit untuk sementara pada kondisi yang mempengaruhi bahu[1].
Untuk bahu sakit akibat osteoartrisis, injeksi kortikosteroid dapat memberikan keringanan rasa sakit selama 1-2 minggu. Namun jika digunakan terlalu sering, injeksi kortikosteroid berpotensi mengakibatkan kerusakan tulang rawan dan sendi[1].
Untuk mengatasi bahu membeku, dapat digunakan kortikosteroid oral untuk mengatasi gejala dalam 6 minggu pertama. Namun gejala dapat kembali lagi setelahnya. Sehingga untuk mengatasi bahu membeku, injeksi steroid dapat lebih efektif saat dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti terapi fisik[1].
Terapi Fisik
Terapi fisik dan latihan yang dilakukan di rumah dapat mengatasi dengan efektif bahu sakit akibat cedera rotator cuff dan jepitan bahu. Untuk mengatasi sakit bahu akibat cedera, digunakan terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan rentang mobilitas secara bertahan[1].
Jenis terapi fisik dan latihan yang diperlukan untuk bahu sakit bergantung pada penyebab kondisi. Terapis akan memberikan saran mengenai latihan yang aman dilakukan dan aktivitas yang perlu dihindari[1].
Operasi
Jika gejala bahu sakit tidak membaik dengan pengobatan atau terapi fisik, dokter dapat menganjurkan operasi. Prosedur operasi yang diperlukan bergantung pada penyebab bahu sakit saat bangun tidur[1]:
- Untuk pasien yang mengalami osteoatritis, penanganan dapat meliputi operasi penggantian sendi.
- Sementara untuk cedera rotator cuff, pasien dapat memerlukan operasi perbaikan rotator cuff.
- Untuk mengatasi bahu membeku, dokter dapat menyarankan operasi pelepasan kapsular artroskopik atau hidrodilasi.
- Hidrodilasi: dokter akan menginjeksikan anestetik pada lengan dengan tekanan yang cukup tinggi untuk stretch sendi
- Pelepasan kapsul artroskopik: melibatkan pemotongan otot yang mengalami peradangan yang menyebabkan bahu membeku
- Sekitar 30% kasus jepitan bahu tidak merespon terhadap pengobatan dan terapi, sehingga memerlukan operasi. Berikut beberapa operasi yang dapat digunakan untuk mengatasi bahu sakit:
- Dekompresi subakromial: menghilangkan otot deltoid yang menyebabkan jepitan dari tulang atau memisahkan beberapa serat deltoid dengan otot dibiarkan tetap menempel
- Bursektomi: menghilangkan bursa
- Operasi cedera rotator cuff: jika jepitan bahu disebabkan oleh cedera rotator cuff
Pencegahan Bahu Sakit Saat Bangun Tidur
Berikut beberapa kiat untuk mencegah bahu sakit saat bangun tidur[1, 4]:
Mengubah Posisi Tidur
Suatu studi tahun 2018 menemukan bahwa posisi tidur dapat membantu mengurangi atau mencegah timbulnya sakit bahu.
Salah satu posisi yang memiliki risiko lebih rendah mengakibatkan sakit bahu ialah tidur dengan tangan diluruskan ke atas kepala.
Bahu sakit sering dialami oleh orang yang tidur dengan posisi miring. Hal ini dikarenakan tidur miring menimbulkan tekanan konstan antara lengan atas dan bahu. Jika terbiasa tidur miring, sebaiknya posisikan tubuh sedikit condong ke depan atau ke belakang untuk mengurangi tekanan dan menurunkan risiko bahu sakit.
Posisi tidur yang paling baik untuk jepitan bahu ialah telentang. Tidur dengan telentang berarti berbaring pada posisi netral dengan tekanan minimal pada leher, punggung, dan bahu.
Mengganti Kasur
Studi tahun 2015 menemukan bahwa kasur dengan kekakuan sedang membantu mengurangi sakit terkait otot dan tulang pada orang berusia lanjut.
Menggunakan kasur dengan kekakuan tingkat sedang mengarah pada lebih sedikit rasa sakit dibandingkan kasur yang kaku dan keras. Dengan kata lain, menggunakan kasur yang terlalu keras atau terlalu empuk dapat menyebabkan rasa sakit meningkat.
Penggunaan bantal yang tepat juga dapat membantu meringankan bahu sakit. Setiap orang memiliki bantal ideal yang berbeda bergantung posisi tidur:
- Untuk orang yang tidur telentang, sebaiknya menggunakan bantal yang relatif tipis dengan bagian dasar yang lebih tebal dan nyaman untuk leher
- Untuk orang yang tidur tengkurap, sebaiknya memilih bantal yang sangat tipis atau tanpa bantal
- Untuk orang yang tidur dengan posisi miring, sebaiknya memilih bantal yang tebal dan kaku yang dapat mempertahankan posisi kepala sejajar dengan bahu
Idealnya, bantal diganti setiap 18 bulan. Saat bentuk bantal berubah, maka bantal tidak dapat menyokong kepala dan tubuh dengan semestinya lagi.
Meningkatkan Sleep Hygiene
Pada beberapa kasus, kekurangan tidur atau tidur dengan kualitas buruk mengarah pada peningkatan rasa sakit. Suatu studi menemukan bahwa orang yang lebih sedikit tidur memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi mengalami kondisi sakit.
Sleep hygiene ialah serangkaian kegiatan yang membantu mengatur ritme circadian dan meningkatkan kualitas tidur.
Kebiasaan yang membantu dengan sleep hygiene meliputi:
- mendapatkan paparan sinar matahari di siang hari dan gelap di malam hari
- melakukan rutinitas rileksasi menjelang waktu tidur
- membuat lingkungan tidur yang nyaman
- menghindari konsumsi stimulan sepeprti kafein atau nikotin di sore hari
- menghindari tidur siang lebih dari 30 menit