Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pap smear adalah sebuah prosedur untuk memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap smear mengambil sel dari serviks dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat perubahan pada sel serviks... yang merupakan pertanda kanker. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan wanita berusia 21-29 tahun yang telah aktif secara seksual untuk melakukan Pap smear setiap 3 tahun sekali, dan wanita usia 30-65 tahun yang telah aktif secara seksual setiap 5 tahun sekali ditambah pemeriksaan HPV. Pemeriksaan Pap smear dapat dihentikan jika sudah berusia diatas 65 tahun ditambah tidak adanya riwayat sel serviks yang abnormal , dan hasil Pap smear menunjukkan hasil negatif selama 3 kali berturut-turut dalam 10 tahun terakhir. Read more
Daftar isi
Apa Itu Kanker Serviks?
Serviks atau leher rahim adalah bagian organ reproduksi yang menyambungkan rahim dengan vagina, dan di bagian ini lah sel kanker yang berbahaya paling umum tumbuh di tubuh wanita, selain di payudara.
Penyebab utama kanker serviks adalah HPV (Human Papillomavirus) yang bisa ditularkan melalui hubungan seks, kontak kulit antar kelamin atau mulut dengan kelamin – meskipun tanpa penetrasi.
Ada beberapa jenis HPV, beberapa tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Tapi untuk tipe 16 dan 18 bisa menyebabkan kanker serviks, HPV jenis ini lah yang harus dideteksi kemunculannya sedini mungkin.
Untuk pencegahan dan deteksi dini munculnya sel kanker serviks, wanita mulai usia 21 tahun harus mulai rutin melakukan pap smear.
Fakta Kanker Serviks
Dengan diagnosa awal dan pengobatan yang tepat, kemungkinan untuk sembuh atau bertahan dari kanker serviks cukup besar.
- Jika dokter menemukan kanker serviks pada tahap paling awal, maka orang tersebut memiliki sekitar 93% kesempatan untuk sehat setidaknya hingga 5 tahun setelah pemeriksaan.
- Namun, jika kanker sudah ditemukan pada tahap yang lebih lanjut, kemungkinan untuk sembuh atau bisa bertahan hidup akan turun ke 15% saja.
- Kanker serviks disebut “silent killer” karena seringkali tidak menunjukkan gejala apa-apa pada stadium awal. Dan baru mulai terasa, ketika kanker sudah masuk stadium lanjut, seperti sakit di sekitar panggul, pendarahan diluar masa menstruasi, sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks, anemia, pendarahan setelah berhubungan seks, dan sakit punggung.
- Penelitian sudah menunjukkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker kelamin dan reproduksi yang paling mudah dicegah, selama sudah mendapat vaksinasi HPV dan rutin melakukan pemeriksaan seperti pap smear.
Apa itu Pap Smear?
Pap smear adalah serangkaian tes yang bisa membantu dokter mendeteksi ada atau tidaknya sel abnormal dan kanker di sekitar serviks.
Tes ini sangat penting untuk mendiagnosa sedini mungkin kemungkinan munculnya kanker serviks pada wanita.
Jika memang ada ketidaknormalan dan terdeteksi sejak awal, maka peluang besar untuk pengobatan secara tuntas bisa dilakukan.
Siapa Saja yang Harus Melakukan Pap Smear?
- Wanita mulai usia 21 tahun disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan pap smear setiap tiga tahun.
- Untuk wanita yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker atau infeksi, misalnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, maka perlu lebih sering melakukan pemeriksaan ini.
- Pap smear juga diharuskan bagi wanita yang berusia dibawah 21 tahun namun sudah aktif melakukan hubungan seksual.
Ada juga pertanyaan, “Apakah saya harus melakukan pemeriksaan pap smear meskipun tidak aktif melakukan hubungan seksual?”
Benar bahwa penyebab terbesar kanker serviks adalah HPV (Human Papillomavirus) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Tapi ada juga penyebab-penyebab lain munculnya sel kanker seperti mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan kanker serviks atau minum alkohol.
Jadi, pemeriksaan pap smear tetap harus dilakukan meskipun tidak pernah melakukan hubungan seks.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan ini bisa dilakukan di dokter, lab, atau bahkan puskesmas. Bila dilakukan di dokter maka mungkin harus ada pengaturan jadwal dulu sebelumnya. Jika di lab, bisa dilakukan sewaktu-waktu, sementara di puskesmas biasanya ada hari khusus untuk pemeriksaan pap smear.
Syarat Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan, berikut beberapa syaratnya:
- Tidak sedang menstruasi
- Sehari sebelum pemeriksaan, tidak melakukan hubungan seks atau menggunakan produk spermicidal (biasanya terdapat di alat kontrasepsi semacam kondom)
Saat Pemeriksaan Berlangsung
Hal-hal berikut akan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang memeriksa:
- Anda akan diminta untuk melepas celana dalam, berbaring di meja periksa, kemudian merentangkan kedua paha (mengangkang), dan meletakkan kaki di penahan yang disebut stirrups. Jika sudah pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, pasti Anda pernah diperiksa dengan posisi begini.
- Dokter kemudian akan pelan-pelan memasukkan alat yang disebut speculum ke dalam vagina. Gunanya untuk menjaga vagina tetap terbuka agar serviks bisa diperiksa.
- Selanjutnya, dokter akan mengambil sampel dari dinding serviks menggunakan spatula atau semacam sikat kecil dengan sedikit mengeruk. Pada tahap ini, mungkin akan terasa tidak nyaman seperti dicubit atau ditekan. Tapi prosedur ini berlangsung cepat, jadi tidak perlu takut atau khawatir.
- Dokter akan menyimpan sampel dari dinding serviks tadi ke dalam botol untuk dikirim ke laboratorium dan diperiksa.
- Pemeriksaan selesai.
Setelah Pemeriksaan
Setelah tes pap smear, mungkin ada rasa tidak nyaman yang tersisa. Sedikit seperti kram saat menstruasi. Hindari penggunaan tampon dan berhubungan sex sampai tiga hari setelah pemeriksaan. Mungkin juga akan ada sedikit pendarahan tepat setelah pemeriksaan.
Ada beberapa penyebab terjadinya pendarahan setelah pap smear:
- Bekas kerukan di dinding rahim. Karena ini adalah tahap inti dari pemeriksaan pap smear, maka lecet, luka, atau rasa pedih setelah prosedur selesai adalah normal. Pendarahan yang terjadi akibat pengerukan hanya sedikit saja dan akan berhenti dalam hitungan jam.
- Serviks yang sensitif. Setelah pemeriksaan, darah akan mengalir lebih deras ke area serviks dan organ reproduksi lainnya dan ini bisa menyebabkan pendarahan terlihat lebih banyak pada beberapa wanita.
- Wanita yang menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi mungkin akan mengalami pendarahan yang lebih banyak setelah pemeriksaan pap smear karena kadar hormonnya berbeda dan area serviks-nya lebih sensitif.
Jika pendarahan tidak berhenti sampai tiga hari setelah pemeriksaan, semakin deras, atau keluar gumpalan-gumpalan berwarna merah tua atau merah terang, maka segera hubungi dokter kembali meskipun hasil pap smear belum keluar. Ini bisa jadi tanda-tanda ada kelainan pada serviks Anda, mungkin juga awal dari kanker.
Hasil Pemeriksaan Pap Smear
Anda bisa mendapatkan hasil tes beberapa hari hingga seminggu sesudah pemeriksaan dilakukan. Ada dua kemungkinan hasil yang akan didapatkan:
Hasil Normal
Hasil normal yang berarti hasil tes-nya negatif dan tidak ditemukan sel yang abnormal di dalam serviks. Anda bisa pulang dan kembali melakukan tes di jadwal berikutnya, biasanya tiga tahun kemudian setelah pemeriksaan pertama.
Hal ini berdasarkan penelitian bahwa jika hasil tes pap smear normal dan tidak menunjukkan kelainan, maka pemeriksaan per 3 tahun sudah cukup untuk menurunkan risiko terkena kanker serviks, dengan asumsi selama rentang waktu tersebut mereka menjaga pola hidup sehat dan tidak muncul keluhan di seputar organ reproduksi.
Namun, melakukan pemeriksaan setiap tahun pun tidak ada salahnya. Nanti dokter yang akan menentukan apakah pap smear perlu dilakukan atau tidak saat pemeriksaan tersebut.
Hasil Abnormal
Hasil abnormal, yang berarti hasil tes-nya positif. Ini berarti ditemukan sel yang tidak wajar dalam serviks Anda, tapi belum tentu kanker. Bisa saja peradangan atau perubahan sel yang disebut dysplasia.
Jika ini kasusnya, maka dokter biasanya akan memberikan resep obat lalu pemeriksaan pap smear akan diulang 6 bulan kemudian.
Jika belum ada perubahan, maka dokter akan melakukan tes lanjutan yang disebut colposcopy dan biopsi untuk mengambil lebih banyak sampel dari serviks, vulva, dan vagina.
Jika Terdeteksi ada Dysplasia
Yang harus dicatat, dysplasia bukanlah kanker tetapi kondisi abnormal di permukaan serviks. Meskipun demikian, dysplasia bisa berada di tahap ringan sampai berat, tergantung dari penampakan sel-nya.
Umumnya tidak ada gejala apapun jika seseorang memiliki kelainan sel ini, karena hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan sampel serviks di laboratorium. Hasil pap smear akan menjelaskan dimana tingkat dysplasia yang dialami seseorang – bila ada.
- Dysplasia ringan tidak membutuhkan pengobatan dan biasanya akan hilang dengan sendirinya, serta tidak mengarah pada kanker. Biasanya dokter akan meminta pemeriksaan ulang 6 bulan kemudian untuk memastikan tidak ada perubahan yang mengkhawatirkan.
- Jika dysplasia sudah masuk tahap berat, maka pembedahan atau prosedur lainnya harus dilakukan untuk membersihkan sel abnormal ini.
Jika Kanker Serviks Positif Terdeteksi
Jika hasil pemeriksaan pap smear sudah menunjukkan tanda-tanda kanker, maka akan segera dilakukan pengobatan dan tindak lanjut untuk mencegah persebaran dan mematikan sel kanker tersebut sebelum menjadi ganas dan masuk ke stadium berikutnya.
Saat pemeriksaan colposcopy, dokter akan mengambil sampel sel melalui prosedur yang disebut biopsi untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Untuk mengambil contoh jaringan, dokter akan melakukan:
- Punch biopsy, yang menggunakan alat yang tajam untuk mengambil sedikit bagian dari dinding rahim dengan gerakan mencubit.
- Kuret, menggunakan alat yang berbentuk seperti sendok kecil atau sikat kecil untuk mengeruk contoh jaringan dari dinding rahim.
Jika pemeriksaan diatas menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan, maka dokter akan melakukan beberapa tes lanjutan berikut:
- Mengambil contoh jaringan serviks di lapisan yang lebih dalam menggunakan semacam kawat yang dialiri listrik bertegangan rendah. Biasanya prosedur ini dilakukan dengan bius lokal di ruangan periksa dokter.
- Cone biopsy, yaitu biopsi tingkat lanjut untuk mengambil lebih banyak sampel dari dinding rahim untuk diperiksa di lab. Biopsi ini harus dilakukan di ruang bedah rumah sakit dan dengan bius total.
Jika kanker serviks benar-benar sudah positif bertumbuh, maka akan ada beberapa tes lagi yang harus dilakukan untuk menentukan sudah sampai stadium berapa kanker tersebut agar pengobatan yang tepat bisa diterapkan:
- Tes pencitraan, melalui X-ray, CT Scan, MRI dan PET (Positron Emission Tomography) untuk melihat apakah sel kanker sudah menyebar sampai keluar serviks atau belum.
- Pemeriksaan visual kantung kemih dan rectum.
Apakah Hasil Pemeriksaan Pap Smear Selalu Akurat?
Sebagian besar pemeriksaan pap smear yang menggunakan peralatan modern sudah menggunakan teknologi berbasis cairan.
Artinya, seluruh contoh jaringan yang diambil dari serviks diletakkan di dalam sebuah tabung berisi cairan tanpa campuran apapun.
Metode modern ini memungkinkan 81% pemeriksaan pap smear akurat dan mampu menunjukkan adanya sel abnormal, sementara metode sebelumnya hanya sampai ke 71% akurat.
Sampai saat ini, hasil yang terbukti kurang tepat hanya sekitar 10 hingga 20% dari total pemeriksaan pap smear.
Meskipun hasil pap smear tidak selalu akurat, tapi pemeriksaan ini adalah pencegah kanker serviks yang paling efektif hingga saat ini. Bahkan, pap smear sudah mengurangi hingga 70% angka kematian akibat kanker serviks di Amerika Serikat sepanjang 50 tahun terakhir.
Kisaran Biaya Pap Smear
Biaya pemeriksaan pap smear bisa bervariasi tergantung dimana Anda melakukan tes, namun kisarannya antara 200 ribu – 1 juta. Kabar baik pula untuk wanita yang sudah menikah dan memiliki BPJS, karena biaya pap smear termasuk yang di-cover oleh asuransi ini.