Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Terdapat berbagai macam sediaan antijamur, termasuk krim, spray, solusio, tablet, sampo, dan injeksi. Sebagian besar obat ini bekerja dengan merusak dinding sel jamur, menyebabkan sel jamur mati. Antijamur... topikal merupakan golongan antijamur yang digunakan dengan diberikan diatas permukaan kulit. Golongan obat ini biasanya mudah digunakan dan memiliki sedikit efek samping. Beberapa orang mengeluhkan sedikit rasa gatal, terbakar, atau kemerahan di tempat dimana antijamur diaplikasikan. Jika efek ini semakin memburuk, maka hentikan penggunaan obat dan konsultasikan kepada dokter. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Jamur dapat menyebabkan berbagai macam penyakit infeksi jamur, dan dapat dialai oleh semua orang. Bagi yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, lebih cepat terserang infeksi jamur ini.[1]
Jamur merupakan organisme yang hidup dengan alami di tanah dan tumbuhan, juga dapat hidup dikulit manusia. Meskipun tidak berbahaya, infeksi jamur ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang cukup serius.
Daftar isi
Fungsi Antijamur Topikal
Antijamur topikal adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur yang dioleskan langsung kekulit, kuku, atau rambut; vagina; atau di dalam mulut. Infeksi jamur disebabkan oleh dermatofita, ragi, atau jamur.[2]
Terdapat kiranya 40 macam dermatofita berbeda, yang mendapatkan nutrisinya dari bahan berkeratin. Menjadi organisme yang biasanya bertanggung jawab terhadap infeksi jamur pada kulit, kulit kepala, atau kuku.
Jamur yang tumbuh dikulit bila di biarkan begitu saja, dapat menyebabkan infeksi simptomatik. Jamur merupakan penyebab infeksi yang tidak umum, dapat menyebabkan tinea nigra (bercak coklat atau hitam yang tidak menimbulkan rasa sakit pada kulit) atau infeksi kuku yang sulit diobati.
Sebagian besar agen antijamur mengobati infeksi dermatofita dan jamur. Antijamur topikal dapat digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit, kulit kepala, selaput lendir, kuku, dan vagina.
Penyakit yang Diatasi dengan Antijamur Topikal
Terdapat beberapa kondisi medis yang dapat diatasi dengan antijamur topikal.
Antijamur Topikal diberikan untuk :[2]
- Infeksi cacing pita daging sapi (Taenia saginata)
- Kandidiasis Kulit
- Ketombe
- Gangguan Dermatologis
- Ruam popok
- Impetigo
- Intertrigo
- Onikomikosis
- Onikomikosis, Kuku
- Onikomikosis, Kuku
- Sariawan Mulut
- Paronikia
- Dermatitis Seboroik
- Tinea Corporis
- Tinea Cruris
- Tinea Pedis
- Tinea Versicolor
- Infeksi jamur pada vagina
Cara Kerja Antijamur Topikal
Antijamur topikal bekerja dengan menghambat produksi ergosterol, komponen fundamental dari dinding dan membran sel jamur. Juga dapat menghambat beberapa dari enzim jamur yang mengakibatkan akumulasi konsentrasi toksik hidrogen peroksida.
Juga merupakan penghambat sintesis kortisol dan aldosteron kuat karena kemampuannya untuk memblokir beberapa enzim di kelenjar adrenal. Penyerapan yang dilakukan secara bervariasi dari saluran gastrointestinal.
Dengan ketersediaan hayati yang menurun seiring meningkatnya asam lambung, Di distribusikan dengan luas ke jaringan termasuk cairan sendi yang meradang, tendon, air liur, sebum, serumen, empedu, feses, urin, testis, kulit dan jaringan lunak. Melewati plasenta dan masuk kedalam ASI.
Obat ini di metabolisme secara ekstensif di hati melalui oksidasi dan hidroksilasi aromatik oleh isoenzim menjadi metabolitnya yang tidak aktif. Pengeluaran melalui feses kisaran 57% dan urin 13%, 2-4% dengan paruh waktu 2 jam.
Antijamur topikal juga bekerja dengan menghambat biosintesis ergosterol pada jamur dan di dalam membran mengubah komposisi komponen lipid, dan mengakibatkan nekrosis sel jamur.
Penyerapan yang dilakukan secara minimal dari saluran gastrointestinal dengan ketersediaan hayati kisaran 25-30%, dan plasma puncaknya 2 jam. Obat ini didistribusikan ke jaringan tubuh, persendian dan cairan.
Lalu dimetabolisme dihati sehingga metabolitnya tidak aktif. Pengeluaran yang utama melalui feses dengan kisaran 50% dan urin 1% dengan paruh waktu kira-kira 20-25 jam[2,7,8].
Contoh Obat Antijamur Topikal
Antijamur Topikal tersedia dalam bentuk krim, gel, losion, pernis kuku, salep, bubuk, sampo, semprotan, dan tincture. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya dijual bebas di apotek.
Beberapa contoh Antijamur Topikal yang dijual bebas dan dengan resep dokter termasuk:[2]
- Miconazole
- Asam undecylenic
- Ketoconazole
- Naftifine
- Tolnaftate
- Econazole
- Ciclopirox
- Oxiconazole
- Nystatin
- Sertaconazole
- Efinaconazole
- Terbinafine
- Tavaborole
- Klotrimazol
- Econazole
- Sulconazole
- Lulikonazol
Efek Samping Antijamur Topikal
Antijamur Topikal dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan.
Beberapa efek samping umum dari Antijamur Topikal termasuk:[2,3,5,]
- Terbakar atau menyengat
- Ruam
- Reaksi sensitivitas
- Iritasi kulit (kemerahan, mengelupas, bengkak)
- Mulut kering, sakit lidah, sakit gigi , gusi merah atau bengkak
- Indra perasa yang berubah
- Mual , diare
- Sakit kepala
- Menipiskan rambut;
- Perubahan warna atau tekstur rambut
- Kulit kering
- Gatal ringan
Jika Anda mengalami lepuh parah, kemerahan, atau iritasi pada kulit yang dirawat, Berhenti menggunakan mikonazol topikal.[3]
Mikonazol kemungkinan dapat berpengaruh dengan obat yang Anda minum secara oral atau suntik. Katakan pada dokter Anda, tentang semua obat yang digunakan. Termasuk dalam obat resep, bebas, vitamin atau produk herbal.[3]
Tanyakan juga pada dokter mengenai Antijamur Topikal yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.
Gunakan sesuai petunjuk penggunaan, atau seperti yang ditentukan oleh dokter Anda. Menggunakan lebih banyak ketoconazole dapat meningkatkan efek samping.[5]