5 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Obat Anti Nyeri

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Obat anti nyeri biasanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri kepala, nyeri otot, radang sendi atau nyeri lainnya. Ada banyak obat nyeri dan masing-masing memiliki manfaat dan risiko tersendiri [1]. Obat anti nyeri yang paling umum adalah jenis obat anti nyeri yang dapat dibeli tanpa resep atau dijual bebas seperti acetaminophen, aspirin, ibuprofen dan naproxen. Obat anti nyeri tersebut biasanya diminum orang ketika nyeri ringan atau demam [2].

Obat anti nyeri yang dapat dibeli tanpa resep atau over-the-counter (OTC) digolongkan menjadi dua yaitu acetaminophen (paracetamol), dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Sedangkan obat anti nyeri jenis opioid penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter [1]. Opioid digunakan untuk nyeri sedang dan nyeri parah yang persisten seperti pada pasien kanker [3].

Seperti semua obat, obat anti nyeri juga memiliki efek samping dan beberapa diantaranya menimbulkan efek samping serius jika terlalu banyak minum obat anti nyeri {2]. Memahami efek dari obat anti nyeri sangat penting karena termasuk obat yang banyak digunakan.

Berikut efek samping terlalu banyak minum obat anti nyeri:

1. Gangguan pencernaan

Salah satu obat anti nyeri golongan obat antiinflamasi nonsteroid atau NSAID yaitu aspirin memiliki manfaat mengurangi rasa sakit. Aspirin merupakan obat tertua golongan NSAID. Mengonsumsi aspirin dalam jangka panjang akan menyebabkan masalah gangguan pencernaan ringan hingga sakit maag. Ibuprofen disebut dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti aspirin namun ibuprofen meninggalkan tubuh lebih cepat sehingga menurunkan kemungkinan efek sampingnya [2].

2. Reaksi Alergi

Umumnya mengonsumsi obat anti nyeri tidak menimbulkan alergi apabila dikonsumsi dengan tepat atau tidak berlebihan. Minum parasetamol secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam, wajah memerah, kulit bengkak. Hal ini khususnya pada pemberian parasetamol melalui suntikan. Namun alergi parasetamol dapat dikatakan jarang terjadi [4].

Segera hubungi dokter jika terjadi gejala alergi serius termasuk ruam, gatal atau bengkak terutama pada wajah/lidah/tenggorokan, pusing dan kesulitan bernafas. Sebagai tindakan pencegahan, sampaikan kepada dokter atau apoteker jika memiliki riwayat alergi. Periksa label pada semua obat atau tanyakan kepada apoteker tentang kandungan asetaminofen [5].

3. Kerusakan ginjal

Terlalu banyak minum obat anti nyeri golongan NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Konsumsi ibuprofen, naproxen memiliki menyebabkan masalah ginjal. Mengonsumsi analgesik setiap hari dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah ginjal kronis. Hal ini dikarenakan paparan obat anti nyeri dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal [2, 6].

Hal ini disebut nefropati analgesik. Menggabungkan 2 atau lebih obat anti nyeri seperti aspirin dan asetaminofen bersama-sama dengan kafein atau kodein berpotensi membahayakan ginjal. Beberapa kasus gagal ginjal juga telah dikaitkan dengan penggunaan obat anti nyeri termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen [6].

Anti nyeri golongan NSAID yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan cedera ginjal akut. Terlebih jika seseorang meminumnya mengalami dehidrasi atau tekanan darah rendah [7].

4. Kerusakan hati

Mengonsumsi acetaminophen terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan hati [2]. Meskipun jarang terjadi, konsumsi ibuprofen terlalu sering dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan kerusakan hati. Organ hati memiliki peranan penting salah satunya memproses obat-obatan yang diminum. Hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut [8]

5. Meningkatkan resiko masalah jantung

Penggunaan ibuprofen terlalu banyak dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah jantung [9]. Penggunaan diklofenak meningkatkan resiko masalah jantung seperti aritmia, gagal jantung, serangan jantung dan stroke iskemik. Hal tersebut lebih tinggi dibandingkan penggunaan NSAID lainnya [10].

Penggunaan NSAID juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama pada pasien yang diobati dengan penghambat Renin-Angiotensin-Aldostreon System (RAAS). Pasien gagal jantung juga berisiko saat menggunakan NSAID. Pemberian durasi pengobatan NSAID telah diperhitungkan dan dibatasi sebanyak situasi klinis memungkinkan dan hanya dosis efektif minimal yang harus digunakan [11].

Menggunakan obat anti nyeri yang tepat

Obat anti nyeri dikonsumsi hanya saat dibutuhkan atau sesuai dengan resep dari dokter. Tidak diperbolehkan digunakan selama lebih dari beberapa hari berturut-turut, dan tidak boleh melampaui dosis harian maksimum yang telah ditentukan. Untuk meminimalisir resiko efek samping dan komplikasi yaitu dengan menggunakan dosis serendah mungkin [12].

Berikut dosis harian obat anti nyeri OTC atau tanpa resep untuk orang dewasa [12]:

ObatDosis Tunggal MaksimumDosis harian maksimum
Ibuprofen400 mg1200 mg
Asetaminofen (Paracetamol)1000 mg4000 mg
ASA1000 mg3000 mg usia <65 tahun
Diclofenac25 mg75 mg
Naproxen500 mg750 mg
dosis maksimum harian obat anti nyeri OTC

Jika seseorang memiliki paket tablet ibuprofen 400 mg, maka tidakk boleh mengonsumsi lebih dari tiga tablet per hari atau 24 jam. Obat NSAID yang berbeda tidak boleh digabungkan satu sama lain tetapi dapat dikombinasikan dengan asetaminofen jika satu obat saja tidak cukup [12].

Penggunan NSAID memiliki efek samping pada lambung sehingga penting untuk menggunakan obat lain untuk melindungi lambung seperti omeprazole atau pantoprazole [12].

Wanita hamil tidak boleh mengonsumsi ibuprofen kecuali jika dokter merekomendasikan dan meresepkan. Parasetamol adalah obat anti nyeri alternatif yang direkomendasikan dalam kehamilan. Jangan memberikan aspirin kepada anak dibawah 16 tahun kecuali jika dokter meresepkannya. Hal tersebut dikarenakan ada hubungan antara aspirin dan sindrom Reye pada anak-anak [9].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment