Selain kesemutan, jari bisa mengalami mati rasa sehingga seringkali saat digerakkan atau digunakan untuk menyentuh sesuatu, sensasinya hilang.
Ketika jari mati rasa, tangan pun akan merasa kehilangan kekuatan untuk bergerak, memegang atau mengangkat suatu benda.
Kondisi seperti ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor; kenali penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya agar tidak menghambat kegiatan sehari-hari nantinya.
Daftar isi
- Penyebab Jari Mati Rasa
- 1. Fibromyalgia
- 2. Sindrom Terowongan Karpal / Carpal Tunnel Syndrome
- 3. Neuropati Diabetik
- 4. Neuropati Perifer
- 5. Sindrom Nyeri Miofasial
- 6. Rheumatoid Arthritis
- 7. Sindrom Raynaud
- 8. Radikulopati Servikal
- 9. Jebakan Saraf Ulnaris / Ulnar Neuropathy
- 10. Amiloidosis
- 11. Sindrom Guillain-Barre
- 12. Multiple Sclerosis
- 13. Kusta
- 14. Patah Tulang
- 15. Defisiensi Vitamin B12
- Cara Mengatasi Jari Mati Rasa
- Pencegahan Jari Mati Rasa
Penyebab Jari Mati Rasa
Jari yang mati rasa umumnya berkaitan dengan gangguan pada saraf.
Saraf di dalam tubuh memiliki tugas utama dalam mengirimkan pesan dari dan ke otak sehingga ketika saraf salah satu bagian tubuh saja terganggu, fungsi tubuh menjadi kurang maksimal.
Gangguan saraf sendiri dapat terjadi dalam bentuk iritasi, tekanan, hingga kerusakan yang menyebabkan sejumlah keluhan seperti kesemutan maupun mati rasa.
Di bawah ini merupakan serangkaian faktor yang berpotensi menjadi penyebab jari mati rasa dan perlu diwaspadai.
1. Fibromyalgia
Pada beberapa bagian tubuh penderita fibromyalgia, rasa nyeri, mati rasa, hingga kesemutan dapat terjadi, tak terkecuali pada bagian jari [1,2,3].
Gangguan seperti ini biasanya disertai dengan keluhan lain, seperti gangguan daya ingat, gangguan tidur, kesulitan dalam berpikir, kesulitan dalam berkonsentrasi, dan tubuh yang mudah lelah [1,2,3].
Orang-orang yang mengalami sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome) memiliki risiko lebih tinggi menderita fibromyalgia [1,2].
2. Sindrom Terowongan Karpal / Carpal Tunnel Syndrome
Mati rasa pada jari umumnya pun disebabkan oleh sindrom terowongan karpal menurut ASSH (American Society for Surgery of the Hand) [2,4].
Sindrom terowongan atau lorong karpal ini merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan kelemahan, mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada tangan yang juga akan menyerang bagian jari [5].
Disebut dengan istilah terowongan karpal atau lorong karpal, bagian ini merupakan lorong di bagian dalam pergelangan tangan yang sempit hasil pembentukan dari ligamen dan tulang karpal [1,2,5].
Sindrom ini dapat terjadi ketika saraf-saraf pergelangan tangan memperoleh tekanan, padahal saraf-saraf tersebut berperan sebagai pengendali otot jari tangan [1,2,5].
Tekanan atau himpitan pada saraf di pergelangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah patah tulang pergelangan tangan dan timbul pembengkakan di sana [1,2,5].
Gejala-gejala yang telah disebutkan pun bisa hilang dengan sendirinya, namun kemudian akan muncul lagi sewaktu-waktu sehingga aktivitas harian dapat terhambat karenanya [1,2,5].
3. Neuropati Diabetik
Neuropati diabetik adalah gangguan saraf yang umumnya terjadi sebagai akibat kadar gula darah yang tak terkontrol dan lebih rentan terjadi pada penderita diabetes [1,6].
Tidak hanya mati rasa, rasa nyeri dan kesemutan dapat ikut dirasakan di bagian tubuh mana saja, terutama area kaki (termasuk jari kaki) [1,6].
Beberapa gejala dari neuropati diabetik selain yang terjadi pada tungkai antara lain adalah [1,6] :
- Kelumpuhan satu sisi wajah
- Penglihatan buram
- Kesulitan menelan
- Gangguan keseimbangan
- Impotensi
- Detak jantung lebih cepat dari normalnya
- Gangguan berkemih
- Diare atau sembelit
- Gangguan pada produksi keringat
- Penurunan gairah seksual
- Kekeringan pada vagina
Oleh sebab itu, orang-orang dengan riwayat atau risiko diabetes tinggi sebaiknya mengecek kesehatan secara rutin supaya mampu mengendalikan kadar gula darah [1,2].
Tidak terkendalinya kadar gula darah dapat merusak saraf tertentu pada tubuh yang berakibat pada neuropati diabetik.
4. Neuropati Perifer
Neuropati perifer merupakan gangguan saraf perifer yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya diabetes [1,2,7].
Selain itu, hipotiroidisme, cedera, penyakit ginjal, penyakit liver kronis, defisiensi vitamin B12, pengobatan kemoterapi, serta kecanduan alkohol dapat menyebabkan neuropati perifer [1,2].
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini termasuk mati rasa pada jari, namun gejala sebenarnya bervariasi tergantung dari saraf bagian tubuh tertentu yang mengalami kerusakan [1,2].
Jari mati rasa, jari kesemutan, dan jari lemah disertai dengan penglihatan ganda dan Bell’s palsy merupakan gejala yang timbul pada jenis neuropati perifer yang disebut mononeuropati [1,2,8].
Ketika mati rasa disertai kesemutan dan kelemahan pada beberapa area tubuh, maka sudah saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter [1,2].
5. Sindrom Nyeri Miofasial
Sindrom ini tergolong sebagai sebuah kondisi gangguan muskuloskeletal yang ditandai dengan nyeri otot [2,9].
Namun selain rasa nyeri, pada area tangan, termasuk jari tangan serta lengan lebih rentan pula mengalami mati rasa [2,9].
Gangguan nyeri ini bersifat kronis dan dapat menyerang sendi di mana penyebab utamanya adalah penggunaan otot berulang kali lalu mengakibatkan otot aus [2,9].
6. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan salah satu jenis penyakit autoimn yang mengakibatkan radang pada sendi [1,10].
Karena sistem imun menyerang jaringan sendi yang sehat, hal ini kemudian menyebabkan sejumlah keluhan seperti nyeri sendi, kekakuan pada sendi dan pembengkakan [1,10].
Selain itu, mati rasa pada tangan, termasuk jari tangan berpotensi terjadi di mana kondisi ini kerap disertai dengan sensasi panas dan kesemutan [1,10].
Meski demikian, rheumatoid arthritis lebih umum menyerang sendi kaki sehingga pergelangan kaki terasa nyeri dan penderita kesulitan berjalan [1,10].
7. Sindrom Raynaud
Jari-jari mati rasa bisa disebabkan oleh sindrom Raynaud, yakni sebuah kondisi ketika aliran darah ke area tubuh tertentu berkurang [1,11].
Ketika jari tangan atau kaki mengalami kesemutan hingga mati rasa, ada kemungkinan peredaran darah menuju bagian tubuh tersebut tidak maksimal [1,11].
Penyebab sindrom ini pun bervariasi, mulai dari faktor usia, keturunan, stres, dan iklim [1,11].
Namun sindrom Raynaud juga dapat dipicu oleh adanya riwayat penyakit lain yang serius serta pola hidup yang tidak sehat [1,11].
Ketika mati rasa terjadi berkepanjangan ditambah dengan gejala-gejala terasa semakin parah dan menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari-hari, segera ke dokter.
8. Radikulopati Servikal
Radikulopati servikal adalah sebuah kondisi ketika akar saraf tulang belakang leher mengalami disfungsi, baik disebabkan oleh tekanan atau peradangan [1,12].
Gejala yang ditimbulkan oleh sindrom ini menyerupai gejala sindrom terowongan karpal, termasuk jari yang mati rasa [1].
9. Jebakan Saraf Ulnaris / Ulnar Neuropathy
Ulnar neuropathy merupakan sebuah kondisi ketika saraf ulnaris di dalam tubuh mengalami radang [1].
Saraf ulnaris sendiri adalah saraf penting yang mengirimkan sinyal listrik pada otot tangan dan lengan bagian atas [1].
Ketika salah satu saraf utama ini mengalami gangguan maka jari-jari tangan bisa dengan mudah mengalami keluhan seperti mati rasa, nyeri dan kesemutan [1].
Selain itu, gejala yang perlu diwaspadai adalah tangan menjadi lebih sensitif terhadap udara dingin dan lebih lemah [1].
Jari tangan yang paling berisiko mengalami mati rasa pada kondisi ini adalah kelingking dan jari manis [1].
10. Amiloidosis
Amiloidosis merupakan kondisi ketika zat amiloid (protein yang dihasilkan di sumsum tulang dan tersimpan di organ tubuh) terakumulasi pada jaringan tubuh dan menyebabkan sejumlah keluhan, salah satunya tangan dan kaki yang mati rasa [1,13].
Dalam hal ini jari juga dapat ikut kebas atau kesemutan disertai nyeri sendi, tubuh lemas, sesak napas, pembengkakan lidah dan kaki, penebalan kulit, berat badan turun, gangguan buang air besar, serta ketidakteraturan detak jantung [1,13].
11. Sindrom Guillain-Barre
Penyakit autoimun langka ini adalah kondisi ketika sistem imun secara keliru menyerang sistem saraf perifer yang sehat [1,14].
Padahal, sistem saraf perifer berfungsi sebagai pengendali gerakan tubuh [1,14].
Ketika sindrom ini terjadi, beberapa bagian tubuh tidak hanya mengalami rasa nyeri, seperti pada tulang punggung hingga sendi dan otot kaki serta tangan [1,14].
Kesemutan dan mati rasa pun dapat dialami termasuk pada bagian jari; biasanya keluhan disertai dengan gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, kesulitan menelan dan bicara, hingga kelumpuhan beberapa bagian tubuh sementara [1,14].
12. Multiple Sclerosis
Penyakit autoimun lainnya yang juga dapat menyebabkan jari mati rasa walaupun kasus ini langka adalah sklerosis ganda atau multiple sclerosis (MS) [1,2,15].
MS ini merupakan kondisi ketika saraf tulang belakang, mata dan otak mengalami gangguan [1,15].
Pada satu sisi tubuh penderitanya akan mengalami mati rasa atau kelemahan diikuti dengan tremor, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan hingga kesulitan berjalan nantinya [1,15].
13. Kusta
Kusta atau lepra merupakan kondisi ketika jaringan kulit mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae [1,16].
Bukan hanya jaringan kulit, bakteri juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan saraf tepi di mana kondisi ini ditandai dengan kemunculan lesi maupun luka yang tak terasa sakit, kulit mati rasa, kelemahan otot kaki dan tangan, kekeringan pada mata, mimisan, dan pembesaran saraf [1,16].
14. Patah Tulang
Patah tulang pada area tangan maupun kaki mampu menjadi penyebab jari mati rasa, termasuk ketika patah tulang terjadi pada jari itu sendiri [1].
Mati rasa adalah efek dari kerusakan saraf ketika tulang patah atau mengalami regangan berlebihan [1].
Selain mati rasa, area tubuh yang mengalami fraktur atau patah tulang akan mengalami pembengkakan, rasa nyeri hingga kesemutan [1].
15. Defisiensi Vitamin B12
Defisiensi atau kekurangan vitamin B12 menjadi salah satu penyebab jari dan bagian tubuh tertentu lainnya mengalami mati rasa [1,15].
Ketika tubuh tidak memperoleh cukup vitamin B12 cukup lama, maka sensasi kesemutan, kebas, hingga nyeri sendi, kesulitan bernafas dan kesulitan berjalan bisa terjadi [1,15].
Bahkan lebih serius lagi, defisiensi B12 kronis dapat mengakibatkan delusi, depresi, hilang ingatan, dan inkontinensia [1,15].
Cara Mengatasi Jari Mati Rasa
Penanganan jari mati rasa umumnya disesuaikan dengan kondisi penyebabnya. Beberapa metode penanganan yang dokter berikan meliputi [1,2] :
- Pemberian obat pereda nyeri dan pereda inflamasi, seperti ibuprofen (obat golongan anti-inflamasi nonsteroid).
- Penderita menggunakan belat ata gip tergantung dari kondisi pergelangan tangan atau siku yang kemungkinan mengalami cedera atau patah tulang sehingga gangguan saraf terjadi.
- Pemberian injeksi/suntikan steroid untuk mengurangi peradangan.
- Pemberian antibiotik apabila gangguan saraf merupakan kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pada kasus kusta. Dokter akan menentukan antibiotik yang pasien perlu gunakan sesuai jenis kusta dan berapa lama penggunaan antibiotik tersebut.
- Penderita menempuh tindakan operasi, seperti epikondilektomi medial, transposisi anterior saraf ulnaris, dan pelepasan cubital tunnel yang bertujuan mengurangi kerusakan saraf, mengurangi tulang yang menekan saraf, atau mengangkat tulang tersebut.
Selain penanganan secara medis dengan obat maupun tindakan bedah, penderita dapat melakukan pemulihan secara mandiri, seperti [1,2]:
- Melakukan peregangan atau pemanasan ringan pada area tangan dan kaki secara rutin apabila jari tangan dan kaki mengalami mati rasa.
- Melakukan pemanasan pada jari-jari selebar mungkin dan menahan pada posisi peregangan selama sekitar 5-10 detik.
- Memutar bahu ke depan dan ke belakang sebanyak 5 kali pada masing-masing bahu agar tidak kaku.
Pencegahan Jari Mati Rasa
Ketika jari mati rasa karena faktor penyakit autoimun, usia dan keturunan, maka tak banyak yang bisa dilakukan kecuali menjaga kesehatan tubuh melalui pola hidup baik dan sehat dalam meminimalisir risiko gejala [1,2].
Namun pada kasus jari mati rasa yang berkaitan dengan cedera atau penggunaan otot maupun sendi berulang, berikut beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan [1,2].
- Meredakan ketegangan dan kekakuan otot dan sendi jari dengan melakukan peregangan sebelum beraktivitas.
- Mengistirahatkan tangan dari aktivitas setiap 1-2 jam.
- Melatih postur tubuh yang benar, terutama jika aktivitas lebih banyak melakukan gerakan tangan berulang.