Daftar isi
Apa itu Katarak Traumatik ?
Katarak traumatik merupakan katarak jenis yang berbeda dari katarak pada umumnya, karena muncul dengan morbiditas mata lainnya seperti robekan kornea, cedera iris, perdarahan vitreous, dan robekan retinal [1].
Katarak traumatik ini juga merupakan salah satu bentuk trauma mata, di mana katarak ini terjadi akibat adanya cedera langsung pada lensa kristal oleh benda asing [2].
Katarak traumatik ini juga merupakan jenis katarak yang timbul akibat adanya trauma tumpul pada bola mata [2].
Katarak traumatik umumnya akan menimbulkan ganguan sumbu visual dan memerlukan operasi katarak [2].
Katarak traumatis adalah pengaburan pada lensa yang mungkin terjadi setelah trauma mata tumpul atau tembus yang mengganggu serat lensa [3].
Fakta Tentang Katarak Traumatik
Berikut ini merupakan beberapa fakta tentang katarak traumatik [1, 2, 4] :
- Katarak traumatik merupakan salah satu wujud trauma mata
- Katarak traumatik ditemukan sebesar 27 – 65 % dari seluruh kasus trauma mata
- Katarak traumatik ini diketahui juga diketahui sebagai jenis katarak yang dapat dicegah
- Katarak traumatik ini terjadi dengan membutuhkan waktu sekitar beberapa tahun setelah cedera pada mata terjadi
- Katarak traumatik akibat trauma mata tumpul dapat membentuk stellate- or rosette-shaped posterior axial opacities
- Katarak traumatik yang terjadi akibat penetrating ocular dengan gangguan kapsul retina dapat membentuk perubahan kortikal yang dapat berkembang menjadi kekeruhan kortikal total
Penyebab Katarak Traumatik
Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya katarak traumatik [1, 5] :
- Trauma Mata Tumpul
- Trauma Penetrating Ocular
- Robekan Kornea (Morbiditas Tambahan)
- Cedera Iris (Morbiditas Tambahan)
- Perdarahan Vitreous (Morbiditas Tambahan)
- Robekan Retinal (Morbiditas Tambahan)
- Paparan Energi Inframerah (Penyebab Langka)
- Sengatan Listrik (Penyebab Langka)
- Radiasi Pengion (Penyebab Langka)
Gelaja Katarak Traumatik
Gejala katarak traumatik pada umumnya hampir sama sebagaimana katarak secara umum yang antara lain [4, 6] :
- Penglihatan Mata Menjadi Kabur, Mendung atau Berkabut
- Mengalami Kesulitan Melihat pada saat Lampu Redup atau pada Malam Hari
- Jika Melihat Warna, Warna Terlihat Memudar / Lebih Pudar dari Penglihatan Orang Normal
- Mengalami Peningkatan Kepekaan Terhadap Silau atau Kilauan Cahaya
- Mata Dapat Melihat Lingkaran Cahaya di Sekitar Lampu
- Mengalami Penglihatan Mata Ganda
- Penglihatan Dipengaruhi oleh Bintin Bintik Kecil
- Mengalami Pengaburan Bidang Penglihatan Karena Bercak Kecil
- Mengalami Kesulitan Membaca
- Kacamata Akan Lebih Sering Diganti
- Penggunaan Kacamata Menjadi Kurang Efektif
Jika katarak menjadi hiperprematur, atau dalam kondisi yang terlihat benar benar putih maka akan dapat menimbulkan gejala peradangan, sakit kepala dan nyeri [6].
Kapan Harus Kedokter ?
Jika mengalami gejala perubahan penglihatan pada mata yang terjadi secara mendadak maka sangat disarankan untuk segera memerisaka diri kedokter [7].
Adapun perubahan penglihan secara mendadak tersebut seperti penglihatan ganda atau kilatan cahaya, sakit mata mendadak, atau sakit kepala mendadak [7].
Komplikasi Katarak Traumatik
Katarak traumatik dapat mengganggu perkembangan visual dan dapat menyebabkan ambliopia (gangguan mata malas) pada anak kecil [8].
Trauma kompleks, keterlambatan rujukan untuk lensektomi, koreksi aphakia pasca operasi yang tidak memadai, kesulitan lensa kontak, dan masalah dengan oklusi diketahui dapat memberikan efek buruk pada katarak traumatik [8].
Selain itu, operasi yang dilakukan dalam salah satu metode pengobatan katarak traumatik diketahui juga dapat menimbulkan beberapa risiko komplikasi sebagai berikut [8, 9] :
- Pembengkakan pada Kornea Dan Mata
- Perdarahan pada Kehilangan Penglihatan Mata
- Akumulasi Cairan di Retina
- Detasemen Retina
- Tekanan di Belakang Mata
- Kelopak Mata Terkulai
- Dislokasi atau Pergerakan Lensa yang Ditanamkan
- Peningkatan Tekanan Intraokular
- Perdarahan Vitreous
- Sel Posterior
- Reaksi Alergi Terhadap Obat
- Edema Kornea
- Desrasi IOL / Tangkapan Pupil
- Lensa Intraokular dengan Jahitan Iris Sekunder
- Kapsulotomi Bedah
- Pupilloplasty
Oleh karena itu, sebelum melakukan operasi pembedahan katarak maka perlu adanya pemahaman pasien terkait dengan kemungkinan risiko operasi katarak yang akan ditimbulkan pasca operasi.
Pengobatan dan Pencegahan Katarak Traumatik
Pengobatan Katarak Traumatik
Salah satu metode pengobatan yang digunakan untuk katarak traumatik yaitu dengan melakukan pembedahan atau operasi [2, 4, 5, 9].
Pembedahan dianjurkan jika katarak telah sampai pada kondisi di mana menganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca atau mengemudi [4].
Katarak traumatik dengan cedera kecil pada lensa diketahui dapat mengakibatkan opasitas pada lensa non-progresif terlokalisasi namun tidak memerlukan pembedahan atau operasi [2].
Sedangkan kerusakan pada zonula yang menyebabkan subluksasi atau perpindahan total lensa kristal, mungkin memerlukan pembedahan katarak [2].
Operasi katarak traumatik diketahui dilakukan baik sebagai prosedur awal sehubungan dengan perbaikan laserasi pada cedera bola mata terbuka, pada hari-hari awal setelah terjadinya cedera tembus, atau sebagai prosedur terlambat pada mata yang tenang [2].
Menurut jenisnya, operasi pembedahan katarak secara umum dibagi menjadi dua yaitu :
- Small Incision Cataract Surgery
Small incision cataract surgery atau operasi katarak sayatan kecil adalah operasi katarak yang paling umum [9].
Operasi katarak sayatan kecil ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil ke dalam kornea, yang merupakan lapisan terluar mata [9].
- Operasi Ekstrakapsular
Operasi pembedahan ekstrakapsular ini merupakan operasi katarak yang dilakukan dengan membuat sayatan besar di kornea [9].
Hal ini dilakukan agar memungkinkan ahli bedah untuk melepas lensa utuh [9].
Umumnya operasi pembedahan katarak jenis ini dilakukan ketika fakoemulsifikasi tidak dapat memecah bintik keruh [9].
Perlu juga diperhatikan bahwa, jika kapsul lensa pecah dan bahan lensa telah dimasukkan ke dalam ruang anterior, sebaiknya dilakukan lensektomi sebagai prosedur awal untuk mencegah peradangan, uveitis akibat partikel lensa, dan glaukoma [2].
Dengan adanya prosedur dini yang dilakukan makan akan membuat keuntungan ketika akan melakukan operasi katarak traumatis sekaligus dan mengurangi biaya dan waktu [2].
Selain itu, diketahui juga bahwa tidak ada konsensus tentang waktu yang tepat untuk operasi katarak traumatis dan pengaruhnya terhadap prognosis visual dalam literatur [2].
Pencegahan Katarak Traumatik
Adapun untuk dapat mengurangi risiko terkena katarak traumatik umumnya hampir dengan pencegahan katarak pada umumnya yaitu [4]:
- Lindungi Mata dari Sinar UV B dengan Memakai Kacamata Hitam di Luar
- Lakukan Pemeriksaan Mata Secara Teratur
- Berhenti Merokok
- Makan Buah dan Sayur yang Mengandung Antioksidan
- Menjaga Berat Badan yang Sehat
- Jaga Diabetes dan Kondisi Medis Lainnya
Selain itu, pencegahan terhadap risiko timbulnya katarak traumatik yang terjaid akibat adanya trauma dari mata tumpul atau benda asing dapat dilakukan dengan menggunakan pakaian pelindung yang tepat, jika sedang berada pada lingkungan yang rawan cedera mata [1].
Selain itu, pemerintah daerah juga harus menanamkan kebiasaan keselamatan melalui kurikulum sekolah seperti yang telah dilakukan di banyak sekolah khususnya terkait dengan pelajaran tentang pertolongan pertama dan tindakan pencegahan keselamatan [1].