Penyebab Migrain Saat Hamil dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Migrain merupakan sakit kepala yang dapat menyebabkan sakit berdenyut-denyut yang hebat. Rasa sakit ini biasanya timbul pada satu sisi kepala saja. Migrain menyerang 30 juta orang Amerika dan sebanyak 75% penderitanya adalah wanita. [1]

Migrain merupakan sakit kepala yang umum terjadi pada masa kehamilan. Rasa sakit ini merupakan hasil pelebaran pembuluh darah di otak. Kadang-kadang, rasa sakit ini ditemani oleh gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya. Sebagian kecil ibu hamil juga merasakan migrain dengan aura. [2]

Fluktuasi hormon terutama perubahan pada kadar estrogen dapat memberikan dampak besar pada frekuensi dan intensitas serangan migrain. Kondisi perubahan hormon ini terjadi pada kehamilan sehingga selama kehamilan seseorang bisa mengalami migrain untuk pertama kalinya, migrain membaik, atau bisa juga memburuk. [3]

Gejala Migrain Saat Hamil

Gejala migrain saat hamil meliputi: [4]

  • Sakit kepala berat seperti berdenyut-denyut
  • Sakit dapat terjadi di salah satu sisi atau kedua sisi kepala
  • Rasa sakit bertahan selama beberapa jam sampai beberapa hari
  • Kadang-kadang didahului atau ditemani dengan aura (gejala neurologis)
  • Pandangan kabur
  • Melihat kilatan cahaya
  • Kebas
  • Sensasi tersengat di bagian lengan, tungkai, atau wajah

Penyebab Migrain Saat Hamil

Perubahan hormon merupakan pemicu umum bagi wanita yang menderita migrain. Salah satu kondisi yang menyebabkan perubahan hormon pada wanita adalah kehamilan. [5]

Saat hamil, kadar estrogen akan meningkat tajam sementara kadar hormon progesteron menurun. Akan tetapi, kadar hormon progesteron akan naik lagi pada akhir masa kehamilan. [5]

Secara keseluruhan, migrain akan membaik selama masa kehamilan khususnya memasuki masa trimester kedua dan trimester ketiga. Membaiknya kondisi migrain disebabkan peningkatan kadar estrogen dan kadar endorfin. [5]

Endorfin merupakan hormon yang bertindak sebagai pereda nyeri alami. Hormon-hormon ini kadarnya lebih tinggi beberapa kali lipat selama masa kehamilan. [5]

Oleh karena itu, selama masa kehamilan Anda akan terlindungi dari serangan migrain. Meskipun begitu, hormon ini akan kembali ke keadaan normal setelah masa kehamilan usai. Hal ini akan membuat Anda kembali merasakan migrain. [5]

Akan tetapi, tidak semua wanita merasakan kondisi migrainnya membaik selama kehamilan. Ada yang kondisi migrainnya tidak terpengaruh. Ada juga yang kondisi migrainnya memburuk meskipun ini adalah kasus yang langka. [5]

Walaupun perubahan hormon merupakan pemicu umum dari migrain selama kehamilan, beberapa pemicu lain yang dapat membuat Anda mengalami migrain saat hamil yaitu: [1,5]

  • Kurang tidur. American Academy of Family Physician menganjurkan jam tidur sebanyak 8-10 jam setiap malamnya saat Anda hamil.
  • Stres
  • Melewatkan makan
  • Dehidrasi. Berdasarkan American Migraine Foundation, sepertiga penderita migrain mengaku pemicunya adalah dehidrasi.
  • Mengonsumsi makanan tertentu. Makanan yang dapat memicu migrain termasuk coklat, keju berumur, wine, dan makanan yang mengandung MSG.
  • Paparan terhadap cahaya terang. Pemicu migrain terkait dengan cahaya termasuk sinar matahari dan pencahayaan floresens.
  • Paparan terhadap bau tajam. Beberapa contoh bau tajam yang dapat memicu migrain di antaranya adalah cat, parfum, maupun popok anak balita Anda.
  • Perubahan cuaca

Komplikasi Migrain Saat Hamil

Berdasarkan penelitian tahun 2019, ibu hamil yang menderita serangan migrain memiliki peningkatan resiko terhadap komplikasi tertentu, termasuk: [1]

  • Mengalami tekanan darah tinggi saat hamil, yang berkembang menjadi preeklamsia
  • Melahirkan bayi dengan berat badan rendah
  • Melahirkan dengan prosedur Caesar

Ada resiko komplikasi lain bila saat hamil mengalami migrain. Menurut penelitian yang lebih lawas, ibu hamil dengan migrain mengalami peningkatan resiko komplikasi stroke. Akan tetapi, menurut para ahli peningkatan resikonya sangat rendah. [1]

Kapan Harus ke Dokter

Segera ke dokter bila Anda mencurigai mengalami migrain untuk pertama kalinya. Selain itu, bila Anda mengalami migrain seperti di bawah sebaiknya konsultasikan ke dokter: [4]

  • Migrain tidak kunjung hilang setelah berjam-jam tanpa alasan yang jelas
  • Sering mengalami migrain
  • Migrain disertai dengan demam
  • Mengalami penuruan berat badan secara drastis dan tiba-tiba
  • Mengalami perubahan penglihatan (pandangan kabur, pandangan ganda, atau melihat titik menyilaukan)
  • Pembengkakan pada wajah atau tangan
  • Rasa tidak nyaman pada dada

Cara Mengatasi Migrain Saat Hamil

Berikut ini beberapa cara mengatasi migrain baik obat-obatan maupun terapi rumahan: [1]

  • Kenali Pemicu Migrain

Untuk mencegah terjadinya migrain jaga asupan air ke tubuh, tidur yang cukup, makan dengan teratur, hindari makanan yang mampu menimbulkan migrain. [1]

  • Kompres Hangat/ Dingin

Temukan kompres yang dapat meringankan nyeri migrain. Kompres dingin (yang dibalut dengan handuk) yang diletakkan di kepala dapat mengurangi rasa sakit. Sedangkan kompres hangat yang diletakkan di leher dapat mengurangi ketegangan pada otot leher. [1]

  • Berdiam di Ruangan Gelap

Bila migrain melanda, Anda bisa berdiam di ruangan yang gelap dan sunyi. Cahaya dan kebisingan dapat membuat migrain Anda bertambah parah. [1]

Sedangkan untuk konsumsi obat-obatan bertujuan meredakan serangan migrain akut. Di bawah ini adalah obat-obatan yang digunakan untuk menangani migrain selama kehamilan: [5]

Obat paracetamol dipertimbangkan sebagai obat yang aman digunakan selam masa kehamilan dan menyusui. Obat ini sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk larut air pada saat paling awal adanya gejala serangan migrain. [5]

Obat ibuprofen dipertimbangkan sebagai obat yang digunakan pada trimester 1 dan 2 untuk menangani migrain. Hindari pemberian ibuprofen pada trimester 3 karena dapat meningkatkan resiko komplikasi. [5]

  • Triptan

Sumatriptan merupakan obat golongan triptan yang dipilih untuk menangani migrain pada ibu hamil dan menyusui. Obat ini dipilih karena telah banyak digunakan dan tidak ditemukan cacat lahir pada bayi. [5]

  • Obat Anti Mual

Pengobatan anti mual mungkin dibutuhkan untuk menangani migrain pada masa kehamilan. Obat anti mual yang biasa digunakan adalah cyclizine, ondansetron, dan prochlorperazine. [5]

  • Penghambat Saraf Oksipital

Klinik sakit kepala mungkin akan menawarkan penghambat saraf oksipital. Penghambat ini merupakan injeksi anestesi lokal dan steroid. Suntikan ini dilakukan pada daerah belakang kepala, di bawah kulit sampai ke dalam otot yang berada di sekitar saraf besar yang terlibat pada migrain. [5]

Prosedur ini tidak memakan waktu lama. Pemberian injeksi ini mampu memberikan perlindungan dari migrain selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Prosedur ini aman diberikan pada ibu hamil. [5]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment