Dalam membantu pembuatan hormon, vitamin D, dan enzim tertentu, disini kolesterol dibutuhkan. Kolesterol merupakan zat lilin yang dibuat sendiri oleh tubuh dan mempunyai tujuan khusus, yaitu membantu dalam pertumbuhan dan fungsi dari pada sel[1].
Setidaknya ada seperempat kolesterol ditubuh yang dihasilkan melalui makanan yang dimakan seperti daging, keju dan susu murni. Kolesterol akan dapat menyumbat peredaran darah dan akan membuat hal yang serius pada jantung dan akan mengakibatkan stroke, apabila kadar kolesterol ditubuh terlalu tinggi[1].
Daftar isi
Fungsi Penghambat PCSK9
Penghambat PCSK9 merupakan obat yang telah disetujui dalam penggunaannya dalam membuat kadar kolesterol LDL lebih rendah secara dramatis apabila dikombinasikan dengan statin[2].
Penghambat PCSK9 dapat digunakan sendiri sebagai tambahan untuk diet pada kasus tertentu. Penghambat PCSK9 merupakan antibodi monoklomal (MAB), yaitu sejenis obat biologis[2].
Dengan membuat PCSK9 menjadi tidak aktif, maka akan tersedia lebih banyak reseptor dalam menangani kolesterol jahat yang akan dipecah serta dikeluarkan dari darah. Dengan menurunnya kadar kolesterol darah, maka akan lebih baik untuk jantung dan akan terlindungi dari penyakit jantung, serangan jantung juga stroke[2].
Penghambat PCSK9 digunakan[2]:
- Dalam menurunkan kadar kolesterol yang sulit diobati dengan heterozigot familial hypercholesterolemia (HeFH) atau penyakit jantung, yang sangat membutuhkan kolesterol LDL mengalami penurunan, dalam kombinasi bersama dengan statin
- Dalam kombinasi dengan penurun lipid dan bisa digunakan sendiri dalam pengobatan dengan hiperlipidemia primer, dalam mengurangi kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL-C) dan sebagai tambahan untuk diet
- Membantu terhindar dari serangan jantung juga stroke dengan menekankan pada pengurangan risiko kardiovaskular
Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat PCSK9
Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan penghambat PCSK9, meliputi[3]:
- Pengurangan Risiko Kardiovaskular
- Kolesterol Tinggi
- Kolesterol Tinggi, Heterozigot Keluarga
- Kolesterol Tinggi, Homozigot Keluarga
Pengurangan risiko penyakit kardiovaskular akan berkisar pada hipertensi, hiperlipidemia dan diabetes. Kunci untuk mencegah penyakit ini yaitu dengan aturan gaya hidup yang sehat, meskipun faktor keturunan tidak bisa diubah[7].
Adapun dasar dari pengurangan risiko penyakit kardiovaskular yaitu dengan diet jantung sehat, aktivitas fisik yang teratur, juga berhenti merokok serta menjaga berat badan[7].
Kolesterol Tinggi akan terjadi apabila dalam darah terlalu banyak zat lemak. Zat tersebut termasuk kolesterol dan trigliserida. Pada dinding arteri zat lemak ini akan menumpuk, sehingga akan menyumbat pembuluh darah dan akan membuat aliran darah dan oksigen menjadi tercegah[1].
Kolesterol yang tinggi didapatkan melalui makanan, tetapi gen yang diwariskan dari keluarga pun juga dapat berperan[1].
Cara Kerja Penghambat PCSK9
Proprotein convertase subtilisin / kexin type 9 (PCSK9) merupakan enzim yang membuat reseptor lipoprotein densitas rendah (reseptor LDL) menjadi terikat, yang mengakibatkan pengeluaran LDL dari darah mengalami penghentian sehingga dapat mengakibatkan kadar LDL dalam darah mengalami peningkatan[3].
Penghambat PCSK9 bekerja dengan membuat enzim PCSK9 terblokir, dan akan menghasilkan reseptor LDL lebih banyak yang tersedia dalam menghilangkan LDL dari darah, sehingga akan menghasilkan penurunan kadar LDL dalam darah[3].
Melalui alirocumab sebagai antibodi monoklonal manusia (IgG1) yang mengikat PCSK9, yaitu protein yang bertanggung jawab dalam mendaur ulang reseptor LDL (LDLR) terhadap permukaan hepatosit[4].
Penghambat PCSK9 akan bekerja dengan membuat PCSK9 menjadi terhambat, sehingga tidak akan membuat LDLR menjadi terikat. Dengan hal ini maka akan membuat reseptor meningkatkan jumlahnya yang tersedia dalam membersihkan LDL, yang didalam darah akan bersirkulasi juga membuat kolesterol LDL (LDL-C) plasma menurunkan kadarnya[4].
Obat ini diserap dengan bioavailabilitas kisaran 85% secara subkutan dan dengan plasma puncak antara 3-7 hari. Alirocumab berdistribusi melalui plasenta dengan volume distribusinya mencapai kisaran 0,04-0,05 L / kg melalui intravena[4].
Bermetabolisme dengan menjadi peptida kecil dan asam amino dengan mengalami proteolisis. Pengeluarannya dengan eliminasi paruh antara 17-20 hari melalui subkutan dan kisaran 12 hari dengan statin[4].
Contoh Obat Penghambat PCSK9
Penghambat PCSK9 tersedia dalam bentuk larutan. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Contoh Penghambat PCSK9 dengan resep dokter termasuk[3]:
- Alirocumab
- Evolocumab
Alirocumab merupakan penghambat PCSK9 pertama yang mendapat persetujuan oleh FDA. Obat ini ditunjukan sebagai tambahan untuk diet, untuk pengobatan dengan hiperlipidemia primer, dan mengurangi kolesterol lipoprotein densitas rendah. Juga ditunjukan dalam mengurangi risiko infark miokard, stroke, dan angina yang tidak stabil dengan penyakit kardiovaskular[2].
Evolocumab pertama kali disetujui pada agustus 2015 oleh FDA. Obat ini digunakan dalam penyakit kardiovaskular dalam mengurangi risiko serangan jantung, stroke dan jenis operasi jantung tertentu[2].
Juga digunakan untuk diet dengan penurun kolesterol dalam mengobati kadar kolesterol darah tinggi termasuk heterozigot familial, mengurangi kolesterol jahat dan untuk terapi penurun LDL serta untuk pengobatan pasien dengan Homozigot Familial[2].
Efek Samping Penghambat PCSK9
Penghambat PCSK9 dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari penghambat PCSK9 termasuk[5,6]:
- Kemerahan
- Gatal
- Nyeri, atau bengkak di tempat suntikan
- Gejala flu
- Gejala pilek seperti hidung tersumbat
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Nyeri punggung
Apabila alirocumab digunakan bersamaan dengan agen penurun lipid seperti ezetimibe dan fenofibrate. Maka akan dapat meningkatkan klirens yang dimediasi target dan dengan statin membuat penurunan konsentrasi plasma sistemik[4].
Periksa tingkat lipid pada dosis awal pemberian alirocumab, dan kemudian 4-8 minggu setelah permulaan dalam pengobatan atau titrasi serta setiap 3-12 bulan setelahnya[4].
Jika sedang hamil atau menyusui beritahu dokter. Untuk usia dibawah 18 tahun kebawah tidak diperbolehkan menggunakan alirocumab[5].
Jika mengalami alergi, tidak boleh menggunakan evolocumab. Juga jika memiliki penyakit hati dan alergi lateks, beritahu dokter[6].