6 Penyebab Berat Badan Turun Drastis

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Berat badan Anda turun drastis saat menimbang padahal tidak dalam program diet? Jika hal tersebut terjadi pada Anda, segeralah periksa dan lakukan konsultasi dengan dokter mengenai kondisi tersebut.

Perubahan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas dapat menjadi pertanda bahwa tubuh Anda sedang tidak dalam kondisi yang sehat, baik fisik maupun mental. Anda dapat mencurigai penurunan berat badan yang drastic ketika terjadi penurunan berat badan sebesar lebih dari 5% dari besaran berat badan dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan. [1]

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan penurunan berat badan drastis yang tidak disengaja. Berikut macam kondisi medis yang dapat menjadi penyebab penurunan berat badan: [1,2]

1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan lebih banyak hormon daripada yang dibutuhkan tubuh. Tiroid menghasilkan hormon tertentu yang mengatur metabolisme tubuh, sehingga kelebihan hormon tersebut akan membuat tubuh membakar energi dan kalori lebih banyak daripada biasanya.

Gejala lain dari hipertiroidisme meliputi kelelahan tubuh, perubahan suasana hati seperti kecemasan, jantung berdetak cepat dan tidak teratur, tangan gemetar, mengalami gangguan tidur, kelemahan otot, diare, pembengkakan di leher, dan siklus menstruasi yang tidak normal pada wanita.

Hipertiroidisme dapat terjadi pada tubuh manusia yang dapat dipicu dari penyakit graves, tiroiditis, mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung yodium, dan terlalu banyak minum obat tiroid.

Secara umum, penanganan hipertiroidisme ini berdasarkan dua faktor yaitu usia dan tingkat keparahan kondisi Anda. Seseorang yang mengalami hipertiroidisme dapat diobati dengan obat anti tiroid, yodium radioaktif, penghambat beta, dan pembedahan.

2. Penyakit Addison

Penyakit Addison biasanya terjadi ketika seseorang menderita penyakit auto imun langka yang merusak kelenjar adrenal dan menghambat produksi hormon kortisol dan aldosteron.

Hormon kortisol diketahui mengatur banyak fungsi termasuk metabolisme dan nafsu makan. Karena itu, rendahnya hormon kortisol dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk dan terjadinya penurunan berat badan yang drastis.

Gejala lain dari penyakit Addison meliputi: tekanan darah rendah, mual, kelelahan kronis, kelemahan otot, mengidam makanan asin, hiperpigmentasi, kadar kalium yang tinggi dalam darah, anemia, leukositis, dan rendahnya kadar gula dan antrium dalam darah.

3. Penyakit Radang Usus

Penurunan berat badan yang drastis bisa jadi pertanda dari penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau dikenal sebagai penyakit radang usus. Penyakit radang usus mengacu pada dua kondisi gastrointestinal inflamasi dengan disfungsi sistem kekebalan yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.

Penyakit Chron dapat menyebabkan peradangan di bagian saluran pencernaan dari mulut hingga anus, sedangkan kolitis ulserativa hanya mempengaruhi usus besar. Peradangan kronis IDB dapat membuat tubuh dalam kondisi katabolik yaitu terus-menerus menggunakan energi.

IDB juga dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk mencerna makanan atau menyerap nutrisi seperti gangguan pada hormmon ghrelin, hormon rasa lapar dan leptin, dan hormon kenyang. Efek yang dirasakan oleh penderita penyakit radang usus tersebut dapat menyebabkan nafsu makan dan berat menurun.

Gejala lainnya yang dirasakan dalam tubuh yaitu kelelahan, demam, diare, sakit perut, kembung, dan tinja berdarah.

4. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan sendi dan menyebabkan terjadinya peradangan pada sendi.

Peradangan kronis dapat mempercepat metabolisme tubuh dan mengurangi berat badan secara drastis karena memaksa tubuh untuk menggunakan lebih banyak energi.

Kemunculan rheumatoid arthritis dapat dipicu oleh faktor usia, gen, perubahan hormonal, merokok baik aktif maupun pasif, dan obesitas. Pemulihan Rheumatoid Arthritis dapat menggunakan obat-obatan seperti obat anti rematik yang telah dimodifikasi, kortikosteroid, biologik, dan terapi inhibitor janus kinase.

Namun beberapa obat yang dikonsumsi untuk pengobatan ini dapat menyebabkan efek samping seperti diare dan kehilangan nafsu makan yang dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan yang drastis.

5. Kanker

Kanker adalah penyakit yang menyebabkan sel-sel abnormal membelah dan menyebar cepat yang menyerang jaringan sehat.

Peradangan akibat kanker dapat menyebabkan pengecilan otot dan mengganggu nafsu makan pengidap kanker, tumor yang tumbuh juga dapat meningkatkan pengeluaran energi pada waktu istirahat atau disebut juga Resting Energy Expenditure (REE).

Gejala awal kanker lainnya yang perlu diperhatikan meliputi kelelahan, demam, gangguan pencernaan, perubahan fungsi usus atau kandung kemih, dan perubahan kulit.

6. Depresi

Penurunan berat badan yang drastis dapat menjadi pertanda Anda mengalami depresi. Depresi diketahui mempengaruhi bagian otak yang sama dengan yang mengontrol nafsu makan. Hal ini dapat menyebabkan nafsu makan menurun dan akhirnya terjadi penurunan berat badan yang drastis.

Menurut suatu penelitian, orang yang mengalami depresi juga memiliki interaksi yang tertekan antara hipotamalus, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal yang dapat mempengaruhi fungsi saluran gastrointestinal atau pencernaan.

Gejala depresi lainnya meliputi perasaan sedih, putus asa, dan apatis yang berulang, energi yang rendah, konsentrasi yang buruk, tidur yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, muncul pikiran tentang kematian atau bunuh diri, dan sifat yang sensitif dan mudah marah.

Seseorang yang mengalami berat badan drastis juga dapat disebabkan hal lainnya seperti oenyakit ginjal, hati, paru-paru, jantung, gangguan akibat penggunaan narkoba, dan penyakit celiac.

Karena itu, jika Anda mengalami penurunan berat badan sebesar lebih dari 5% dari besaran berat badan dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan segera hubungi dokter setempat agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment