10 Penyebab Remaja Menjadi Pendiam

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Remaja adalah masa di mana seorang anak bertransisi dari anak-anak menuju dewasa.

Pengaruh internal dan eksternal seringkali menjadi faktor perubahan sifat dan sikap seorang remaja.

Seringkali pun orang tua bisa saja melewatkan adanya perubahan detail yang signifikan pada kepribadian sang anak.

Ada kalanya remaja yang pendiam berubah menjadi lebih ceria dan banyak bicara, namun tak sedikit pula yang kemudian berubah dari ceria menjadi pendiam dan murung.

Orang tua perlu selalu ada di sisi anak remajanya yang masih bertumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun emosional.

Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui kemungkinan penyebab remaja menjadi pendiam agar bisa segera mengatasinya.

1. Sifat Pemalu

Jika para orang tua melihat bahwa anak remajanya tumbuh menjadi seorang yang pendiam, ada kemungkinan orang tua tak terlalu menyadari bahwa anak memiliki sifat pemalu dari kecil [2].

Anak yang sedari kecil pemalu biasanya akan menjadi lebih pendiam karena tak mudah bagi dirinya berinteraksi dengan orang lain [2].

Anak yang pemalu biasanya juga merasa lebih sulit beradaptasi di lingkungan dan situasi baru [2].

Sifat pemalunya pun bisa jadi merupakan sebuah perubahan yang terjadi karena beberapa faktor tertentu [2].

Anak yang pernah mengalami pengalaman buruk baik di lingkungan keluarganya atau di lingkungan pergaulannya sangat dapat berpengaruh terhadap perubahan sifat menjadi lebih pemalu [1,2,3].

Orang tua perlu lebih memerhatikan sikap dan perilaku anak remajanya yang pemalu.

Sebab ketika remaja pemalu mulai enggan bermain dengan teman-temannya, enggan pergi ke sekolah, dan mulai memiliki kecemasan berlebihan, orang tua perlu lebih mendampingi anak.

Jika diperlukan, orang tua bisa menyarankan anak dan membawanya ke psikolog atau psikiater untuk melakukan konseling.

2. Pola Asuh Orang Tua

Orang tua seringkali tidak menyadari bahwa pola asuhnya bisa memengaruhi perubahan kepribadian anak [1,2].

Orang tua dengan pola asuh otoriter atau protektif terhadap anak secara berlebihan akan menjadikan anak sulit bergaul [2].

Orang tua protektif berlebihan dan otoriter cenderung suka melarang anak melakukan banyak hal, tak terkecuali dalam hal pergaulannya [2].

Ketika hal ini terjadi, sifat pemalu anak menjadi lebih besar dan dominan; seringkali faktor ini memengaruhi kemampuan sosial anak yang tidak berkembang [2].

Saat anak remaja menjadi pendiam, memiliki sedikit teman atau bahkan cenderung tidak memiliki teman, orang tua dapat coba menengok kembali seperti apa pola asuh terhadap anak selama ini.

Orang tua dengan pola asuh penuh perhatian dan kehangatan biasanya membuat anak lebih percaya diri dalam melakukan berbagai hal [2].

Ketika anak lebih percaya diri, anak berkembang menjadi pribadi yang mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak sulit baginya mengenal orang baru dan membangun relasi [2].

3. Ketidakharmonisan Keluarga

Anak remaja menjadi lebih pendiam ketika memiliki keluarga memiliki hubungan yang kurang harmonis [3].

Faktor pertengkaran orang tua hingga perceraian dapat membuat anak stres, sedih, dan menutup diri [3].

Menjadi pendiam seringkali menjadi pilihan remaja untuk mengendalikan situasi dan dirinya sendiri agar tidak terlihat terlalu emosional [3].

Orang tua perlu memerhatikan perkembangan psikis anak sewaktu mereka beranjak remaja dan memberikan kasih sayang cukup yang mereka butuhkan [3].

Anak dengan orang tua yang sering bertengkar dan bahkan memilih bercerai tak hanya menjadi pendiam [3].

Anak bisa saja sering menangis tanpa sepengetahuan anggota keluarga, mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, hingga depresi.

4. Kepribadian Tertutup

Tidak hanya pemalu, anak juga bisa berkepribadian tertutup atau introvert sejak kecil sehingga menjadikannya lebih pendiam [1].

Anak-anak yang tertutup atau introvert memiliki kecenderungan menghabiskan waktu sendiri [4].

Bukan karena terpaksa, tapi sebagian besar dari mereka nyaman ketika mereka menghabiskan waktu sendirian daripada bersama orang lain [1,4].

Anak dengan kepribadian ini tidak masalah berinteraksi dengan orang lain, termasuk jika dengan banyak orang [4].

Hanya saja, orang berkepribadian introvert lebih mudah merasa lelah ketika bertemu dan mengobrol dengan banyak orang [4].

Anak remaja pendiam karena introvert tidak selalu sulit dalam bergaul, sebab biasanya mereka memiliki sedikit teman namun dengan hubungan yang sangat akrab dan dalam [4].

5. Perundungan

Anak remaja yang pendiam tak jarang dikaitkan pula dengan faktor perundungan atau bullying [1,2,3].

Kasus perundungan tidak selalu dalam bentuk fisik, tapi juga dapat dalam bentuk psikologis [1,2,3].

Masalahnya, orang tua rata-rata tidak tahu bahwa anaknya mengalami masa berat di sekolahnya karena mengalami perundungan [1,2,3].

Anak berubah pendiam dan tertutup sehingga orang tua tidak tahu hal yang menjadi kesusahan sang anak [1,2,3].

Orang tua sebaiknya lebih memerhatikan anak bila anak berubah pendiam ditambah dengan tidak nafsu makan, sering stres, sering menyendiri, hingga sulit tidur.

Jika anak enggan terbuka dengan orang tua, orang tua dapat mempertimbangkan membawa anak berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog.

6. Kejadian atau Pengalaman Kurang Menyenangkan

Remaja menjadi pendiam juga dapat disebabkan oleh faktor pengalaman atau peristiwa traumatis [5].

Trauma psikis adalah faktor yang sering menjadikan seseorang menjadi lebih pendiam dan tertutup [5].

Pernah mengalami kejadian kurang menyenangkan, menyakitkan, hingga meregang nyawa mampu membuat psikis anak remaja mengalami gangguan [3,5].

Kecelakaan, bencana alam, hingga pelecehan seksual merupakan beberapa kejadian traumatis yang mampu menyebabkan masalah pada psikis anak dan remaja [3,5].

Remaja tidak hanya berubah pendiam atau tertutup, tapi juga mengalami perubahan nafsu makan.

Tak jarang remaja dengan trauma berat menjadi lebih mudah dan cepat marah atau bahkan sampai kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas yang sebelumnya ia sukai [5].

7. Perasaan Insecure

Anak remaja yang pendiam kemungkinan memiliki rasa insecure di mana perasaan seperti ini tak mudah terdeteksi [5].

Ketika seorang remaja merasa insecure, tandanya ia sedang tidak bisa menerima satu atau beberapa bagian dari dirinya [5].

Insecure berkaitan dengan rasa tidak percaya diri, mulai dari melakukan sesuatu, memutuskan sesuatu, hingga terbuka terhadap orang lain [5,6].

Perasaan insecure sendiri dapat timbul karena adanya orang lain yang merundung, menyudutkan atau bahkan menghakimi anak setiap ia melakukan atau berbicara sesuatu [1,2,3,5,7].

Tidak selalu faktor teman atau orang luar, sebab anak bisa tersudut dan terhakimi bahkan dari perkataan dan perlakuan orang tua kepadanya [6].

8. Perasaan Terkucilkan

Remaja yang merasa terkucilkan di lingkungan sosialnya mampu mengubah pribadinya menjadi pendiam [1,8].

Perasaan terkucilkan tidak hanya bisa terjadi di lingkungan sekolah, tapi juga di lingkungan keluarga [1,8].

Merasa ditinggalkan dan selalu tidak dilibatkan dalam berbagai hal oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk orang terdekat akan membuat anak menarik diri, lebih diam dan menutup diri [1,9] .

Akibatnya, anak bisa menjadi pemendam, apapun yang ia rasakan cenderung sulit diekspresikan dan ia akan merasa lebih aman menyendiri [1,9].

9. Tidak Memiliki Teman untuk Mendengarkan

Bila seharusnya orang tua dapat menjadi sahabat terbaik anak, tempat di mana anak bisa selalu kembali dan merasa aman, seringkali kenyataannya tidak demikian [10].

Anak bisa berubah pendiam karena tak ada yang benar-benar peduli dan tulus mendengarkan ceritanya.

Ketika anak bicara dan tidak ada yang mau mendengarkan maupun meresponnya, pengabaian terus-menerus ini menyebabkan anak lebih tertutup.

Merasa tidak dihargai, anak menjadi sulit membuka diri dan mengekspresikan perasaannya karena merasa sendiri [10].

10. Tidak Mendapat Dukungan Orang Tua

Tipe orang tua bermacam-macam, ada yang benar-benar berpikiran terbuka dan selalu memberikan dukungan maupun perhatian semaksimal mungkin kepada anaknya [3,9].

Namun, tidak sedikit pula yang justru mengabaikan anak atau bahkan mengutamakan ambisinya pada anak [3,9].

Ketika orang tua enggan mendukung mimpi dan segala yang anak lakukan (selama itu positif), anak akan merasa dirinya berjuang sendirian.

Lama-kelamaan tak heran apabila anak menjadi lebih tertutup dan pendiam karena merasa bahwa dirinya sendiri maupun mimpinya tidak penting bagi sang orang tua.

Cara Bagi Orang Tua dalam Mengatasi Anak Pendiam

Meski terdapat berbagai faktor dibalik perubahan karakter anak yang menjadi pendiam, peran orang tua tetap penting dalam perkembangan sang remaja.

Beberapa hal ini dapat orang tua perhatikan dan lakukan untuk anak yang pendiam [9,11].

  • Menjadi pendengar yang baik bagi anak. Sesibuk apapun kedua orang tua, luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak dan mendengarkan segala cerita suka maupun dukanya.
  • Menghindari memojokkan anak. Ketika mendengarkan keluh kesah anak, pastikan orang tua tidak terlalu cepat menghakimi. Alih-alih menyudutkan dan menghakimi, berikan pandangan atau solusi secara bijak atas masalah anak.
  • Menghindari memarahi anak. Orang tua sebaiknya mencoba lebih bersabar dalam menghadapi anak; hindari memarahi anak yang pendiam. Anak pendiam dapat memiliki nyali yang semakin kecil untuk terbuka dan melakukan banyak hal ketika semakin sering dimarahi oleh orang tuanya.
  • Menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Perhatian dan kasih sayang dapat orang tua tunjukkan dengan memberi pujian ketika anak melakukan hal benar, mendukung mimpi-mimpi atau keputusannya yang positif, dan memeluknya ketika ia membutuhkannya. Meluangkan waktu untuk mengobrol dan mendengarkan anak juga merupakan salah satu cara menunjukkan perhatian.
  • Melatih dan mendampingi anak memperluas pergaulan. Latih anak pelan-pelan membuka diri di situasi sosial, seperti mendorongnya mengobrol dengan satu anak lain, jika sudah nyaman dan berhasil, dorong dirinya untuk bersosialisasi dengan lebih banyak orang.
  • Menghindari mengucilkan anak. Anak remaja merasa bahwa diri mereka sudah cukup dewasa dan mengerti. Untuk permasalahan yang sekiranya dapat anak pahami, kelola dan tangani dengan baik, orang tua perlu memberi tahu, menyeritakan dan memercayakan kepada anak.
  • Menerima anak apa adanya. Orang tua tidak perlu sampai harus memaksa anak menjadi terbuka, banyak bicara dan menjadi supel. Hindari memaksakan keinginan orang tua kepada anak; sebaliknya, latih dan beri pengertian pelan-pelan kepada anak untuk belajar membuka diri.

Ada berbagai penyebab anak menjadi pendiam seiring tumbuh kembangnya di dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

Bila orang tua mendapati anak pendiam namun diikuti dengan sejumlah gejala psikis dan fisik yang tak normal, segera konsultasikan hal ini dengan psikolog atau psikiater agar segera ditangani.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment