Risiko Hamil di Usia 40 Tahun

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Memiliki bayi diatas usia 40 tahun semakin sering terjadi. Jaman dahulu mungkin hamil dan melahirkan di usia 40 tahun menjadi hal yang menakutkan. Namun dengan kemajuan teknologi sekarang di bidang fertilitas,... kehamilan, maupun persalinan, maka menjadi mungkin untuk melahirkan di usia 40 tahun dengan aman. Namun bagaimanapun juga, kehamilan diatas usia 40 tahun tetap dianggap berisiko, antara tekanan darah tinggi pada ibu hamil atau preeklampsia, diabetes gestasional, kelainan genetik pada janin, keguguran, berat badan lahir rendah pada bayi, dan kehamilan ektopik. Jika Anda sudah berusia 40 tahun keatas dan ingin memiliki bayi namun belum dapat berhasil secara alami pada waktu 6 bulan, mungkin Anda dapat mempertimbangkan menemui dokter yang memiliki spesialisasi di bidang fertilitas. Dokter akan melakukan serangkaian tes kepada Anda untuk melihat kemampuan Anda untuk hamil. Konsultasikan kepada dokter mengenai pilihan-pilihan yang tersedia untuk dapat hamil dan melahirkan dengan aman, konsumsi obat atau suplemen, serta risiko yang mungkin Anda miliki dan cara mengatasinya. Read more

Tidak sedikit wanita yang mengandung di usia 40-an, karena berbagai faktor, termasuk kesuburan, hubungan pribadi, dan kesiapan diri secara emosional maupun finansial. Tetapi, hamil di usia yang sudah tidak muda lagi ini juga memiliki beberapa risiko.

Preeklamsia

Kondisi yang paling dikhawatirkan adalah preeklamsia, yang biasanya muncul di trimester ketiga. Meskipun kemungkinan terjadinya kondisi ini berada di angka 3-4% pada seluruh ibu hamil, tetapi bisa meningkat risikonya ke angka 5-10% pada wanita yang hamil di usia 40, kemudian 35% bila ibu hamil berusia diatas 50 tahun. [1, 2, 3]

Ibu hamil diatas usia 45 tahun, terutama yang memiliki tekanan darah dan kolesterol di ambang batas bahaya, akan diminta untuk melakukan pemeriksaan yang lebih ekstensif seperti EKG (elektrokardiogram) atau tes stres untuk memastikan kondisinya tetap baik selama masa kehamilan.

Tekanan darah tinggi

Selain itu, wanita usia 40-an yang tekanan darahnya berada di ambang batas bahaya bisa terpicu tekanan darah tingginya ketika mengandung. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi pada ibu maupun bayi dalam kandungannya.

Wanita yang menjalankan program bayi tabung (in-vitro fertilization) akan mendapatkan suntikan hormon progesterone dan kemudian hormon ini akan meningkat kadarnya selama masa kehamilan. Progesterone berpotensi menaikkan tekanan darah dan kadar kolesterol secara sementara dan bisa berbahaya bagi wanita yang tekanan darahnya sudah di ambang batas. [3]

Gagal jantung

Peripartum cardiomyopathy juga salah satu bahaya yang mengintai ibu hamil di usia 40an. Kondisi ini bisa mengakibatkan gagal jantung yang berakhir pada kematian pada 25-50% kasus. [3]

Diabetes gestasional

Faktor kekhawatiran lainnya adalah diabetes gestasional, suatu bentuk diabetes sementara yang timbul sepanjang masa kehamilan. Kondisi ini hampir selalu hilang setelah persalinan, tetapi bisa berpotensi menimbulkan diabetes di kemudian hari dan berisiko menyebabkan bayi lahir terlalu besar (macrosomia). [3]

Secara keseluruhan, diabetes gestasional bisa terjadi pada 3% wanita hamil, namun angkanya naik ke 7% bila kehamilan terjadi di usia 40an.

Faktor risiko seperti riwayat diabetes dalam keluarga, kadar gula darah di ambang batas, kelebihan berat badan, atau pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya memang bisa meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengalami kondisi ini. Namun tidak sedikit wanita berusia 40an tanpa faktor-faktor tersebut tetap mengalaminya ketika hamil. [1, 2, 3, 4]

Risiko mengalami masalah plasenta

Meskipun masalah plasenta terhitung jarang terjadi pada kehamilan, tetap risikonya akan naik pada ibu hamil yang berusia 40an. Jika mengandung diatas usia 40, risiko mengalami placenta previa naik 10 kali lipat, dibandingkan dengan wanita yang berusia dibawah 30 tahun. [3]

Plasenta previa adalah kondisi yang berbahaya dimana plasenta tidak bergerak naik dari jalan lahir sehingga menghalangi persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan berat dan persalinan prematur. [1, 2, 3, 4]

Mengapa wanita usia 40an lebih rentan mengalami masalah ini? Karena usia rahim yang lebih tua lebih sulit beradaptasi dengan perubahan tubuh yang terjadi selama masa kehamilan.

Rahim perlu bertumbuh dari ukuran sebesar buah pir hingga menjadi sebesar buah semangka dalam waktu sembilan bulan, dan hal ini membutuhkan aliran darah yang sangat tinggi.

Risiko terjadinya gangguan vaskular (pembuluh darah) akan semakin naik seiring pertambahan usia, baik itu di jantung maupun vagina. Ini sebabnya, semakin tua usia seorang wanita ketika ia hamil, semakin sulit bagi rahimnya untuk mengikuti tuntutan pertumbuhan yang sangat cepat selama masa kehamilan.

Risiko yang akan dialami bayi

Janin yang dikandung oleh ibu yang usianya sudah menginjak 40an bukan hanya berisiko lahir prematur tetapi juga mengalami cacat lahir. Sebuah studi yang dilakukan oleh Columbia University menemukan bahwa 2.9% wanita yang berusia diatas 40 tahun melahirkan bayi dengan cacat lahir, sementara wanita yang hamil ketika usianya dibawah 35 tahun hanya memiliki risiko 1.7%. [3]

Diantara beberapa kelainan yang bisa dialami bayi, yang paling umum adalah kelainan pada jantung.

Hal ini bisa disebabkan oleh kualitas sel telur pada wanita yang berusia 40an atau kondisi kesehatan, misalnya diabetes atau hipertensi, yang tidak terdiagnosa atau tidak dirawat sejak awal. Gangguan kesehatan seperti ini bisa mempengaruhi pertumbuhan janin dan berkontribusi pada terjadinya cacat lahir pada bayi. [1, 2, 3, 4]

Risiko-risiko lainnya

Selain beberapa risiko yang sudah disebutkan diatas, hal-hal berikut juga bisa terjadi pada wanita yang hamil di usia 40an atau bayinya: [1, 2, 4]

Mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan di usia 40

Kehamilan adalah anugerah, dan bisa terjadi kapan saja di sepanjang kehidupan seorang wanita, termasuk di usi 40an. Tidak bisa disangkal, risiko kehamilan yang bisa dialami wanita di usia mendekati menopause memang lebih banyak dibanding wanita yang hamil di usia yang lebih muda.

Untuk itu, wanita yang hamil atau berencana untuk hamil di usia 40an harus proaktif dan menjalani pemeriksaan yang menyeluruh untuk memastikan kondisinya tetap sehat selama kehamilan dan bila ada penyakit tersembunyi seperti sakit jantung atau diabetes, bisa segera ditangani.

Semua wanita di usia 40an harus di-check tekanan darah, kolesterol dan kadar gula darahnya. Serta juga menjalani pemeriksaan EKG.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment