Sistitis: Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Sistitis ?

Sistitis merupakan suatu kondisi di mana saluran kandung kemih bagian bawah maupun kandung kemih mengalami infeksi yang dinilai cukup rumit [1].

Sistitis yang ringan mungkin akan dapat membaik dengan sendirinya, namun jika Sistitis cenderung berat umumnya akan dapat menyebabkan kondisi medis yang lebih serius [2].

Fakta Sistitis

Berikut ini merupakan beberapa fakta yang berkaitan dengan Sistitis [3]:

  • Sistitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.
  • Sistitis ringan akan dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa hari saja
  • Sistitis yang berlangsung selama lebih dari empat hari harus mendapat pemeriksaan oleh dokter

Gejala Sistitis

Sistitis secara umum dapat menimbulkan beberapa gejala seperti [2]:

  • Ketika buang air besar akan merasakan sakit, seperti terbakar atau bahkan perih
  • Buang air kecil yang lebih sering dan lebih mendadak daripada biasanya
  • Urin yang dikeluarkan lebih gelap, keruh dengan bau yang juga lebih kuat atau menyengat
  • Perut bagian bawah terasa sakit
  • Merasakan pegal-pegal
  • Tubuh terasa lelah atau lebih mudah lelah

Untuk anak kecil, Sistitis mungkin akan menunjukkan beberapa gejala seperti [2]:

  • Perut terasa sakit
  • Buang air kecil lebih sering dan lebih mendadak
  • Demam dengan suhu 38 derajat Celcius atau lebih
  • Merasa lemah
  • Lebih rewel dari biasanya
  • Nafsu makan berkurang
  • Muntah

Penyebab Sistitis

Kandung kemih merupakan tempat di mana urin akan disimpan sebelum akhirnya dikeluarkan ketika buang air kecil melalui uretra. Infeksi kandungan kemaih sendiri umumnya lebih sering disebabkan oleh bakeri [4].

Untuk lebih jelasnya, penyebab Sistitis akan dikelompokkan menjadi dua yaitu Sistitis bakteri dan Sistitis noninfeksi sebagai berikut [4]:

Sistitis Bakteri

Sistitis bakteri umumnya disebabkan oleh adanya bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) dari luar yang masuk dan berkembang biak di saluran kemih.

Infeksi bakteri tersebut lebih sering terjadi pada wanita melalui hubungan seksual. Namun, wanita yang tidak melakukan hubungan seksual pun masih juga rentan karena area genitalnya sering menjadi sarang bakteri penyebab Sistitis.

Sistitis Noninfeksi

Sistitis yang tidak menular umumnya disebabkan oleh faktor noninfeksi yang membuat kandung kemih meradang. Beberapa jenis Sistitis berikut ini disebabkan oleh faktor noninfeksi tersebut [4]:

  • Sistitis Interstisial

Sistitis interstisial diketahui merupakan peradangan kandung kemih kronis yang menyakitkan yang lebih banyak terjadi pada wanita. Sistitis jenis ini masih belum benar-benar dapat dijelaskan, bahkan diagnosis dan pengobatannya masih sulit.

  • Sistitis Yang Diinduksi Obat

Sistitis diketahui dapat juga disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti obat kemoterapi siklofosfamid dan ifosfamid. Mengingat, komponen obat yang rusak ketika keluar dari tubuh dapat menyebabkan radang kandung kemih.

  • Sistitis Radiasi

Sistitis mungkin dapat disebabkan oleh pengobatan radiasi yang diarahkan ke daerah panggul. Mengingat, pengobatan radiasi daerah panggul tersebut mungkin dapat menyebabkan peradangan pada jaringan kandung kemih, sebelum akhirnya mengembangkan sistitis.

  • Sistitis Benda Asing

Benda asing seperti kateter yang digunakan dalam jangka waktu yang lama mungkin membuat kandung kemih lebih rentan terhadap peradangan akibat infeksi bakteri maupun kerusakan jaringan.

  • Sistitis Kimia

Bahan kimia tertentu yang terdapat dalam sabun, produk genital, jeli spermisida mungkin akan dapat menyebabkan peradangan pada kandung kemih hingga Sistitis terjadi, khususnya pada orang yang hipersensitif.

  • Sistitis Terkait Dengan Kondisi Lain

Sistitis mungkin juga dapat disebabkan oleh kondisi lain maupun dapat juga menjadi bagian dari komplikasi kondisi medis lain seperti [4]:

  1. Diabetes
  2. Batu ginjal
  3. Pembesaran prostat
  4. Cedera tulang belakang

Faktor Risiko Sistitis

Adapun beberapa faktor berikut ini diketahui mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan infeksi kandung kemih seperti Sistitis [3]:

  • Penggunaan Tampon

Penggunaan tampon meningkatkan risiko bakteri masuk melalui uretra, khususnya ketika memasukkan tampon. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti aturan penggunaan yang baik dan benar.

  • Penggunaan Kateter Urin

Penggunaan kateter urin dalam waktu yang lama meningkatkan risiko masuknya bakteri ke sepanjang saluran kemih, khususnya ketika melakukan proses memasukkan, mengganti maupun selama menggunakan kateter.

  • Penggunaan Diafragma Untuk Pengendalian Kelahiran

Penggunaan diafragma untuk pengendalian kelahiran dapat juga meningkatkan risiko Sistitis, khususnya dengan penggunaan spermisida juga.

  • Kandung Kemih Penuh

Penuhnya kandung kemih dengan urin akan membuat risiko bakteri berkembang biak meningkat, khususnya pada wanita hamil maupun laki-laki dengan prostat membesar.

  • Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual yang aktif dapat meningkatkan risiko Sistitis, khususnya pada wanita karena dapat menjadi jalan masuk bakteri melalui uretra.

  • Penyumbatan Saluran Kemih

Jika terjadi penyumbatan pada saluran kemih maka urin akan menjadi terjebak dan sulit dikeluarkan. Jika kandung kemih penuh, maka risiko bakteri berkembang biakan akan semkain tinggi. Artinya Sistitis lebih mungkin terjadi karena infeksi bakteri.

  • Masalah Kandung Kemih Atau Ginjal Lainnya

Gangguan pada kandung kemih maupun ginjal lainnya mungkin juga dapat meningkatkan risiko infeksi kandung kemih seperti Sistitis.

  • Seks Yang Sering Atau Kuat

Seks yang terlalu sering maupun terlalu kuat dapat menyebabkan kerusakan fisik yang meningkatkan risiko Sistitis.

Kadar estrogen akan turun selama menopause, hal ini menyebabkan lapisan uretra wanita menjadi lebih tipis sehingga infeksi maupun kerusakan risikonya akan lebih tinggi.

  • Jenis Kelamin

Wanita diketahui lebih berisiko mengalami Sistitis dibandingkan laki-laki karena pembukaan uretranya lebih dekat dengan anus.

  • Pengurangan Lendir

Pengurangan lendir selama menopause membuat wanita lebih rentan mengalami Sistitis karena lendir yang berfungnsi sebagai lapisna pelindung dari bakteri hanya sedikit.

  • Radioterapi

Radioterapi mungkin juga meningkatkan risiko Sistitis, khususnya jika terjadi kerusakan pada kandung kemih.

Kapan Harus Kedokter ?

Jika gejala Sistitis tidak kunjung reda setelah empat hari maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [2].

Selain itu, jika gejala infeksi ginjal dan gejala lain berikut ini terjadi, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter agar mendapatkan perawatan yang tepat [4]:

  • Sakit punggung
  • Demam dan kedinginan
  • Mual dan muntah
  • Buang air kecil mendesak, lebih sering dan menyakitkan
  • Memiliki riwayat gejala infeksi saluran kemih dimasa lalu
  • Gejala Sistitis kembali setelah selesai mengonsumsi antibiotik
  • Mengompol di siang hari (untuk anak-anak)

Komplikasi Sistitis

Sistitis mungkin dapat menimbulkan komplikasi tertentu, yang mungkin termasuk kondisi medis lain yang lebih serius seperti [1]:

  • Pielonefritis
  • Pembentukan abses ginjal atau perinefrik
  • Trombosis vena ginjal
  • Sepsis
  • Gagal ginjal akut
  • Pielonefritis emfisematous

Diagnosis Sistitis

Dalam melakukan diagnosis terhadap Sistitis, dokter mungkin akan melakukan beberapa hal berikut ini [4]:

  • Identifikasi Gejala Dan Riwayat Kesehatan

Dokter mungkin akan menanyakan terkait dengan gejala yang dialami dan juga riwayat kesehatan yang masih berhubungan dengan kondisi ginjal dan saluran kandung kemih.

  • Tes Lain

Beberapa tes berikut ini mungkin juga akan dilakukan dalam mendiagnosis Sistitis [4]:

  1. Analisa urin, untuk menentukan apakah ada bakteri, darah, atau nanah dalam urin
  2. Kultur bakteri urin jika dibutuhkan
  3. Sistoskopi untuk melihat kondisi saluran kemih dengan memasukkan cystoscope melalui uretra
  4. Biopsi untuk menganalisis lebih jauh
  5. Tes pencitraan dengan menggunakan sinar X atau ultrasound untuk mengetahui penyebab peradangan lain, seperti tumor atau kelainan struktural

Pengobatan Sistitis

Sistitis yang ringan mungkin akan dapat sembuh dengan sendirinya, namun beberapa kasus Sistitis ternyata juga membutuhkan perawatan yang tepat seperti [5]:

  • Obat-obatan

Obat-obatan seperti antibiotik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengobati Sistitis. Mengingat, Sistitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dari luar yang masuk ke saluran kemih.

Namun, jika Sistitis disebabkan oleh selain bakteri, obat-obatan lain mungkin akan dibutuhkan dalam pengobatannya.

  • Operasi

Operasi pembedahan mungkin juga akan disarankan oleh dokter dalam mengobati Sistitis, khususnya yang sudah masuk dalam tahapan kronis. Selain itu, operasi pembedahan mungkin juga dibutuhkan jika ada masalah struktural yang harus diperbaiki.

  • Perawatan Rumahan

Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh gejala Sistitis umumnya dapat diringankan dengan melakukan beberapa cara perawatan rumahan berikut ini [5]:

  1. Menggunakan bantalan pemanas di perut atau punggung
  2. Menggunakan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan acetaminophen
  3. Mandi sitz untuk membersihkan area panggul

Selain itu, metode pengobatan rumahan untuk infeksi saluran kemih mungkin juga akan dapat membantu, seperti [5]:

  1. Konsumsi jus atau tablet cranberry
  2. Minum banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi
  3. Mengenakan pakaian dalam katun dan pakaian longgar
  4. Menghindari makanan atau minuman apa pun yang dapat memicu maupun memperburuk gejala
  • Terapi Alternatif

Terapi alternatif non pembedahan mungkin juga dapat digunakan dalam perawatan Sistitis. Gejala Sistitis mungkin dapat diringankan dengan melakukan peregangan kandung kemih menggunakan air maupun gas.

Terapi seperti stimulasi saraf mungkin dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan meredakan nyeri panggul.

Pencegahan Sistitis

Penjelasan dalam hal ini akan berfokus pada cara mencegah Sistitis terjadi kembali. Adapun beberapa cara atau langkah yang dapat dilakukan dengan [2]:

  • Menghindari penggunaan sabun mandi yang mengeluarkan busa wangi, sabun atau bedak di sekitar alat kelamin, melainkan gunakan produk mandi yang bebas pewangi
  • Hindari menggunakan produk genital yang mengandung bahan kimia berbahaya
  • Hindari menunda buang air kecil karena dapat membuat kandung kemih penuh
  • Pastikan selalu mengosongkan kandung kemih ketika buang air kecil
  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup
  • Pastikan untuk membersihkan area pantat dan genital dengan benar-benar bersih setelah buang air, mulai dari area depan hingga belakang
  • Setelah melakukan hubungan seksual, segera buang air kecil agar kandung kemih menjadi kosong dan tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri
  • Hindari penggunaan diafragma untuk kontrasepsi, sebaliknya gunakan metode kontrasepsi lain
  • Menggunakan pakaian dalam dengan bahan katun
  • Hindari penggunaan celana jeans maupun pakaian yang ketat
  • Konsumsi jus cranberry yang segar sesuai dengan jumlah aman yang dianjurkan
  • Lakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tips yang lebih rinci sesuai dengan kondisi masing-masing
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment