Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Thioxanthene adalah golongan obat antipsikotuk yang digunakan untuk kondisi seperti skizofrenia, psikosis, dan gangguan mental lainnya. Antipsikotik merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas,... sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Gangguan mental kronis yang mempengaruhi emosi, pikiran juga prilaku disebut dnegan skizofrenia. Otak akan sulit untuk mengetahui apa yang nyata. Penyakit ini disebabkan karena tidak seimbangnya bahan kimia pada otak. Kecelakaan atau peristiwa yang membuat stres bisa mamicu gejalanya[1].
Adapun risiko yang dapat meningkatkan terkait penyakit ini yaitu adanya anggota keluarga yang menderita skizofrenia dan karena terpapar zat seperti amfetamin dan opiat[1].
Daftar isi
Fungsi Thioxanthenes
Thioxanthenes merupakan obat antipsikotik tipikal yang terkait dengan fenotiazin secara struktural. Thioxanthenes bekerja dengan menekan efek dopamin pada otak sebagai antagonis reseptor dopamin-2 (D2)[2].
Thioxanthenes merupakan obat berpotensi tinggi yang memiliki afinitas tinggi untuk reseptor dopamin dibandingkan sengan afiitasnya terhadap reseptor adrenergik dan muskarinik. Antipsikotik thioxanthenes digunakan dalam pengobatan skizofrenia[2].
Thioxanthenes digunakan untuk[3]:
- Mengobati skizofrenia dan depresi
- Pengobatan awal psikosis akut atau eksaserbasi psikosis, sedangkan formulasi depot paling baik untuk pemeliharaan
- Pengobatan gangguan psikotik (misalnya skizofrenia) dan mania akut yang terjadi sebagai bagian dari gangguan bipolar
- Pemeka radiasi dalam pengobatan kanker otak
Penyakit yang Diatasi dengan Thioxanthenes
Thioxanthenes merupakan obat antipsikotik tipikal, yang diberikan untuk[2]:
- Psikosis
- Skizofrenia
Psikosis merupakan keadaan yang mempengaruhi cara otak dalam memproses informasi. Hal ini akan membuat kehilangan kontak dengan kenyataan. Akan merasa melihat, mendengar, atau percaya terhadap hal yang tidak nyata. Psikosis bukanlah penyakit, melainkan gejala. Psikosis dapat disebabkan karena penyakit mental atau fisik, stres, penyalahgunaan zat atau trauma yang ekstrem[7].
Gangguan terhadap psikotik akan melibatkan psikosis yang biasanya menyerang pertama kali pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Pada episode pertama psikosis (FEP), akan menunjukkan sedikit perubahan dalam bertindak atau berpikir. Hal ini disebut sebagai periode prodromal yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan sampai bertahun-tahun[7].
Disaat tidak mengidap penyakit psikotik pun terkadang juga bisa kehilangan kontak dengan kenyataan. Penyakit psikotik ini termasuk skizofrenia atau gangguan bipolar, ketika hal ini terjadi, ini disebut dengan psikosis sekunder. Episode ini bisa berasal dari hal lainnya seperti penggunaan narkoba atau kondisi medis. Kondisi ini cenderung dapat menghilang dalam waktu yang singkat, dan seringkali menjauh jika mengobati kondisiyang menyebabkannya[7].
Gangguan mental kronis yang mempengaruhi emosi, pikiran juga prilaku disebut dnegan skizofrenia. Otak akan sulit untuk mengetahui apa yang nyata. Penyakit ini disebabkan karena tidak seimbangnya bahan kimia pada otak. Kecelakaan atau peristiwa yang membuat stres bisa mamicu gejalanya[1].
Gejala dari skizofrenia dapat lebih buruk dari waktu ke waktu, juga dapat pergi dan juga datang. Adapun tanda juga gejala dari skizofrenia antara lain yaitu delusi, halusinasi, tidak teraturnya pikiran dan juga ucapan, juga tidak teraturnya atau tidak normalnya gerakan, serta kurangnya dorongan dan inisiatif[1].
Antipsikotik akan dapat membantu dalam membuat gejala psikotik dan agitasi parah berkurang, dan mungkin akan memerlukan obat untuk mengontrol kekauan pada otot, kedutan, juga kegelisahan yang disebabkan oleh obat antipsikotik[1].
Cara Kerja Thioxanthenes
Thioxanthenes merupakan obat antipsikotik tipikal yang terkait dengan fenotiazin secara struktural. Thioxanthenes bekerja dengan menekan efek dopamin pada otak sebagai antagonis reseptor dopamin-2 (D2)[2].
Thiothixene merupakan antipsikotik dari agen thioxanthene. Obat ini mempunyai kesamaan kimia juga farmakologis tertentu terhadap fenotiazin piperazine dan perbedaan dari kelompok fenotiazin alifatik. Selama beberapa dekade, obat ini digunakan dalam pengobatan skizofrenia, dan saat ini jarang digunakan dalam antipsikotik atipikal[5].
Tiothixene sebagai antagonis bertindak pada reseptor postsysnaptic yang berbeda pada reseptor dopaminergik, pada reseptor serotonergik. Dengan sifat anxiolytic, antidepressive dan antiaggressive serta redaman efek samping extrapypramidal, pada reseptor histaminergik, reseptor alfa1 / alfa2, dan akhirnya pada reseptor M1 / M2 muskarinik[5].
Melalui tiotixene sebagai antipsikotik thioxanthene, mempunyai sifat umum yang mirip dengan klorpromazin. Tiotixene diserap dari saluran gastrointestinal dengan baik dan tersebar luas ke jaringan tubuh. Obat ini di metabolisme di hati. Pengeluarannya melalui feses dengan eliminasi bilier sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah[6].
Contoh Obat Thioxanthenes
Thioxanthenes tersedia dalam bentuk kapsul, jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. contoh thioxanthenes dengan resep dokter termasuk[2]:
- Thiothixene
Thiothixene merupakan obat yang digunakan dalam mengobati gangguan mental atau mood tertentu seperti skizofrenia. Obat ini akan membantu dalam berpikir, mengurangi perasaan gugup, juga dalam mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari[8].
Thiothixene dapat mengurangi agresi juga keinginan dalam menyakiti orang lain juga diri sendiri. Serta dapat membantu dalam mengurangi halusinasi, yaitu seperti mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada[8].
Thiothixene merupakan obat psikiatri yang termasuk dalam jenis antipsikotik, yang bekerja dalam mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu pada otak, seperti dopamin[8].
Efek Samping Thioxanthenes
Thioxanthenes dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari thioxanthenes termasuk[4]:
- Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Mual
- Muntah
- Diare
- Sembelit
- Detak jantung cepat
- Merasa gelisah
- Payudara bengkak atau keluarnya cairan
- Perubahan berat badan
- Perubahan nafsu makan
- Bengkak di tangan atau kaki
Tiothixene dalam dosis yang tinggi, juga bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, dapat membuat gangguan gerakan serius yang tidak dapat disembuhkan. Menggunakan obat ini dalam waktu yang lama, maka akan semakin besar kemungkinan untuk mengalami gangguan ini, terlebih lagi jika seorang wanita atau dewasa yang lebih tua[4].
Kehamilan dan menyusui sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi tiothixene. Karena dengan mengkonsumsi obat antipsikotik dalam 3 bulan terakhir pada kehamilan, dapat menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki gangguan pada pernapasan, masalah makan atau gejala putus zat. Juga sebaiknya jangan memberikan ASI pada anak bila sedang menggunakan obat ini. Obat ini juga tidak boleh di berikan pada anak usia dibawah 12 tahun[4].
Adanya kelainan sel darah, atau bila mengalalmi kantuk, pernapasan lambat, denyut nadi yang lemah, atau kewaspadaan yang menurun, misalnya saja setelah mengkonsumsi alkohol atau meminum obat yang membuat seseorang menjadi mengantuk, jangan mengkonsumsi tiothixene[4].
Interaksi obat akan terjadi bila tiothixene digunakan bersama dengan obat penghambat enzim, contohnya saja doksepin, isoniazid, nortriptilin, dan propranolol, maka dapat meningkatkan konsentrasi serum tiotixene. Juga bila digunakan bersama dengan alkohol, anestesi umum, hipnotik, ansiolitik dan opioid dapat membuat depresi sistem saraf pusat menjadi meningkat. Peningkatan terhadap risiko hipotensi juga dapat terjadi bila menggunakan obat ini dengan obat hipotensi lain[6].