Tinjauan Medis : dr. Yenny
Batuk mekanisme pertahanan untuk saluran pernafasan bagian bawah. Batuk ada banyak jenis dan juga penyebabnya, secara umum jika terjadi jangka pendek artinya reaksi atas benda asing yang masuk seperti... debu dan sejenisnya. Radang tenggorokan akibat makanan berminyak juga bisa jadi penyebab batuk. Perokok berpotensi menderita batuk kecil hingga kronis akibat efek rokok tersebut. Namun yang terpenting adalah pengecekan trigger penyebab batuk tersebut, ketika ia tidak kunjung sembuh, karena bisa jadi penyebabnya penyakit lain yang lebih berbahaya. Read more
Daftar isi
Apa Itu Batuk?
Batuk merupakan suatu bentuk sistem pertahanan tubuh yang terjadi secara alami sebagai upaya mencegah masuknya benda asing ke saluran pernafasan bagian bawah [3,4,9].
Tak hanya itu, tubuh mengeluarkan respon alami berupa batuk agar segala partikel dan zat yang ada pada saluran nafas dapat dikeluarkan.
Setiap manusia dilengkapi saraf pada saluran pernafasan dan tenggorokan yang berfungsi merasakan keberadaan zat asing.
Bila dirasa terdapat zat atau partikel asing yang berbahaya atau mengganggu, saraf akan terangsang dan kemudian memngirim sinyal pada otak.
Otak merespon dengan cara mengirim sinyal tersebut kembali yang kemudian memicu batuk sebagai metode pengeluaran zat asing tadi.
Tinjauan Batuk adalah respon alami tubuh sebagai pencegah partikel asing masuk atau sebagai upaya mengeluarkan partikel asing.
Fakta Tentang Batuk
Di Indonesia, laporan mengenai prevalensi batuk adalah sebesar 45% kasus di tahun 2007 yang terjadi sama besarnya baik di pedesaan maupun di kota [1].
Menurut kelompok usia, prevalensi batuk pada orang dewasa adalah sebesar 20% dan anak-anak 15% [2].
Batuk yang sembuh dalam waktu kurang dari 2 minggu seringkali merupakan gejala dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) [3].
Di Indonesia, prevalensi ISPA sendiri menurut hasil diagnosa tenaga medis adalah sebesar 9,3% di tahun 2018.
Selain batuk, gejala ISPA lain yang menyertai adalah sakit tenggorokan, pilek, demam, dan hidung tersumbat.
Prevalensi batuk secara global yang disebabkan oleh aktivitas merokok diperkirakan mencapai 5-40% kasus [9]
Penyebab Batuk
Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab utama batuk terjadi, mulai dari faktor kondisi yang ringan dan bersifat sementara hingga faktor kondisi yang lebih berat dan permanen [5,6,8,9].
1. Merokok
Penyebab paling umum dari kondisi batuk adalah aktivitas merokok di mana batuk yang disebabkan oleh kebiasaan merokok dapat menjadi sebuah kondisi batuk kronis.
Batuk kronis karena merokok memiliki suara yang berbeda dan dapat disebut pula dengan istilah batuk perokok.
2. Membersihkan Tenggorokan
Saat di bagian tenggorokan terasa ada yang menyumbat atau mengganjal, baik itu oleh debu, asap, atau lendir, batuk adalah sebuah cara untuk membersihkan dan melegakan tenggorokan.
Dalam hal ini, batuk adalah suatu reaksi refleks supaya tenggorokan kembali nyaman dan proses pernafasan kembali mudah.
Batuk karena hal ini tentunya tidaklah berbahaya dan cenderung bersifat ringan, namun paparan terhadap partikel asing (asap atau debu) jangka panjang dapat memperburuk kondisi.
3. Penggunaan Obat Tertentu
ACE (angiotensin-converting enzyme) inhibitors adalah jenis obat penurun darah tinggi yang sebenarnya dapat menimbulkan efek samping berupa batuk.
Walaupun jarang, pastikan untuk mewaspadai efek samping ini ketika mengonsumsi obat vasotec dan zestril yang termasuk obat golongan ACE inhibitors.
Biasanya, batuk karena penggunaan obat tertentu tidak akan berkepanjangan ketika penggunaan obat tersebut dihentikan.
4. Bakteri dan Virus
Infeksi saluran pernafasan adalah salah satu penyebab batuk yang paling sering dan mudah dialami oleh siapapun dalam bentuk flu dan pilek.
Virus adalah penyebab utama infeksi ini di mana biasanya gejala akan berlangsung selama seminggu lebih atau paling cepat hanya beberapa hari.
Bila infeksi terjadi karena bakteri, maka penggunaan antibiotik biasanya sudah cukup untuk menangani gejala.
5. Penyakit Asma
Batuk adalah salah satu gejala penyakit asma yang biasanya diikuti dengan sesak nafas dan mengi.
Batuk karena asma lebih mudah teridentifikasi karena asma selalu menyebabkan mengi.
6. Faktor Penyebab Lainnya
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan, beberapa hal yang juga dapat menjadi penyebab batuk antara lain adalah :
- Gagal jantung.
- Emboli paru.
- Pneumonia
- Batuk rejan
- Pita suara rusak.
- GERD (gastroesophageal reflux disease) di mana asam lambung naik hingga ke esofagus yang menyebabkan batuk.
Tinjauan Mulai dari kebiasaan merokok, membersihkan/melegakan tenggorokan, penggunaan obat tertentu, bakteri dan virus, hingga penyakit pernafasan dan gastrointestinal dapat menjadi penyebab batuk.
Jenis Batuk Menurut Lamanya
Batuk seringkali bersifat ringan dan tidak terjadi dalam jangka panjang, namun sebenarnya batuk terdiri dari dua jenis kondisi [4,5,6,8,9].
Jenis batuk yang dialami dalam waktu singkat dan jenis batuk yang dialami dalam waktu yang lama dan cenderung tak kunjung sembuh.
Batuk Akut / Jangka Pendek
Rata-rata kasus batuk adalah batuk jangka pendek atau disebut juga dengan istilah batuk akut.
Jenis kondisi batuk seperti ini biasanya terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas serta infeksi pada tenggorokan.
Flu, pilek dan radang/sakit tenggorokan dapat menjadi penyebab utama batuk.
Namun, ada pula kasus batuk jangka pendek yang terjadi karena infeksi saluran nafas bagian bawah.
Bila infeksi terjadi pada paru-paru atau saluran bagian bawah pada sistem pernafasan, hal ini bisa berupa pneumonia atau bronkitis.
Rhinitis alergi adalah kondisi lain yang juga dapat menyebabkan batuk akut, yakni kondisi reaksi alergi yang menyebabkan radang pada rongga hidung.
Batuk Kronik / Batuk Jangka Panjang
Batuk jenis ini adalah kondisi batuk yang lebih serius dengan penyebab yang juga lebih parah.
Umumnya, batuk jangka panjang juga dapat disebabkan oleh berbagai kebiasaan buruk yang telah lama dilakukan.
- Penggunaan obat tertentu.
- Penyakit asma.
- GERD atau gastroesophageal reflux disease.
- Menjadi perokok aktif bertahun-tahun.
- Infeksi jamur pada paru.
- Sleep apnea.
- Kanker paru.
- Sinusitis kronik.
- TBC atau tuberkulosis.
Tinjauan Menurut durasi atau lamanya batuk terjadi, batuk terdiri dari batuk akut/jangka pendek (dengan kondisi penyebab yang tergolong ringan) dan batuk kronik/jangka panjang (dengan kondisi penyebab yang tergolong serius).
Tanda Batuk Perlu Segera Ditangani
Pada umumnya, batuk hanya terjadi secara ringan yang bahkan dapat ditangani secara mandiri.
Banyak orang dengan batuk ringan tidak mengobatinya secara khusus karena batuk akan mereda dengan sendirinya cukup dengan istirahat dan minum air hangat.
Namun bila beberapa gejala berikut ini terjadi, sudah saatnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter [4,5,8,9] :
- Batuk tak kunjung reda atau justru makin buruk setelah 3 minggu.
- Batuk hebat.
- Batuk disertai demam dan demam tidak kunjung turun selama beberapa hari.
- Dada terasa nyeri.
- Batuk berdarah.
- Perubahan pada suara yang terjadi terus-menerus.
- Kesulitan bernafas.
- Sakit kepala.
- Merasakan kantuk terus-menerus.
- Kesulitan menelan.
- Berat badan turun
- Timbul benjolan atau bengkak pada area leher.
- Mengalami kelinglungan atau kebingungan.
Hindari menganggap enteng berbagai gejala tersebut karena keluhan-keluhan ini dapat menjadi indikator bahwa penderita memiliki penyakit serius.
Batuk yang terjadi secara jangka panjang berpotensi menjadi tanda kondisi gagal jantung atau kanker paru, walaupun hal ini tergolong jarang terjadi.
Tinjauan Jika batuk tak juga reda setelah 2-3 minggu, lalu ditambah dengan keluhan lain seperti nyeri dada, demam, kesulitan bernafas dan menelan, bengkak pada leher, sakit kepala, hingga batuk disertai darah, segera ke dokter untuk pemeriksaan.
Pemeriksaan Batuk
Ketika memeriksakan diri ke dokter, dokter biasanya akan mengawali diagnosa dengan pemeriksaan fisik [4,5,6,8,9].
Bila diketahui bahwa batuk yang dialami pasien adalah karena pilek atau flu biasa, dokter hanya akan memberikan anjuran untuk minum banyak air putih, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, dan banyak beristirahat.
Batuk yang bersifat ringan hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 minggu untuk sembuh total bahkan cukup dengan beristirahat serta makan dan minum cukup setiap hari.
Namun selain pemeriksaan fisik biasa, dokter kemungkinan menerapkan beberapa metode diagnosa di bawah ini jika merasa gejala mengarah pada kondisi yang lebih serius.
- Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Dokter perlu mengetahui apa saja riwayat medis pasien untuk menegakkan diagnosa.
Tak hanya riwayat kesehatan pasien, kemungkinan dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga pasien.
Ada tidaknya penyakit kronis yang sedang diderita dan berkaitan dengan batuk maka dapat menjadi pertimbangan dokter dalam memutuskan hasil diagnosa.
Dokter kemungkinan besar akan memeriksa dada pasien dengan metode sinar-X atau rontgen.
Tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya masalah pada paru pasien.
- Tes Dahak
Jika batuk yang dialami pasien adalah batuk berdahak, dokter akan mengambil sampel dahak tersebut.
Pemeriksaan dahak di laboratorium akan membantu dokter dalam mengidentifikasi adanya infeksi pada tubuh pasien sekaligus menentukan apa penyebab infeksi tersebut.
- Spirometri
Dokter juga akan merekomendasikan tes spirometri, yaitu sebuah pemeriksaan di mana dokter akan meminta pasien mengambil dan mengembuskan nafas pada sebuah mesin tabung.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses pernafasan pasien berjalan normal.
Spirometri umumnya merupakan metode pemeriksaan yang diterapkan untuk mengidentifikasi emfisema atau asma.
Ada kalanya, dokter akan merujukkan pasien ke dokter THT atau dokter spesialis penyakit dalam jika hasil diagnosa lebih jauh dari perkiraan dan membutuhkan konfirmasi untuk itu.
Tinjauan Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, rontgen, tes dahak, hingga spirometri adalah metode-metode diagnosa yang umumnya digunakan oleh dokter dalam memastikan kondisi pasien dan menentukan pengobatannya.
Pengobatan Batuk
Tergantung dari jenis batuk dan penyebab batuk itu sendiri, pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien [4,5,8,9].
Mulai dari penanganan mandiri secara alami dan sederhana hingga penanganan medis dapat diberikan kepada pasien apabila terdapat riwayat medis cukup serius yang menyertai.
Melalui Penanganan Mandiri
Bila kasus batuk tergolong ringan dan disebabkan oleh flu atau pilek biasa, selain istirahat dan minum air putih cukup beberapa cara berikut dapat diterapkan :
- Berhenti Menggunakan Obat ACE Inhibitors
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada kemungkinan batuk menjadi efek samping penggunaan obat tekanan darah tinggi seperti ACE inhibitors.
Untuk mengatasi batuk, maka pasien sebaiknya mencoba menghentikan penggunaan obat tersebut yang tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter.
Tanyakan pula kepada dokter apa jenis obat pengganti yang lebih aman.
- Konsumsi Madu
Untuk batuk yang disebabkan oleh pilek, flu atau radang tenggorokan, mengonsumsi madu 3 sendok makan 3 kali dalam sehari paling dianjurkan.
Selain madu dapat meredakan batuk dan rasa sakit di tenggorokan, pemulihan akan lebih cepat karena madu mampu menambah daya tahan tubuh.
- Konsumsi Air Lemon
Segelas air hangat yang ditambah dengan perasan lemon (boleh ditambah dengan madu) dapat menjadi obat alami bagi kondisi batuk.
Bahkan cara pengobatan ini tergolong paling aman bagi anak-anak yang usianya sudah 1 tahun ke atas.
- Tidak Merokok dan Menghindari Iritan
Kebiasaan merokok dapat menjadi penyebab batuk, maka menghindari aktivitas ini adalah cara penanganan batuk yang juga dapat diterapkan.
Kandungan dan asap rokok mampu menjadi iritan yang akan memperburuk kondisi batuk.
Selain asap rokok, semprotan parfum adalah sejenis iritan yang mampu membuat batuk tak kunjung reda.
- Obat Batuk Supresan
Obat batuk tanpa resep dokter seperti antihistamin, dextromethorphan, dan pholcodine dapat digunakan untuk mengatasi batuk yang bersifat ringan.
Batuk sebagai respon refleks atau bahkan batuk yang menjadi tanda reaksi alergi dapat ditangani dengan obat-obatan jenis tersebut.
- Ekspektoran
Jenis obat ekspektoran dapat digunakan tanpa resep dokter seperti guaifenesin dapat membantu mengeluarkan dahak dari tenggorokan maupun paru.
Lendir kental atau dahak yang sulit keluar akan menjadi encer dengan mengonsumsi obat ini sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Melalui Obat Resep Dokter
Bila batuk tak dapat ditangani dengan cara-cara sederhana dan alami, bahkan tidak membaik dengan mengonsumsi obat batuk tanpa resep dokter, segera ke dokter.
Dokter kemungkinan akan meresepkan obat antibiotik apabila terdeteksi bahwa batuk disebabkan oleh bakteri.
Tergantung dari penyebab batuk, dokter biasanya akan memberikan jenis obat yang sesuai dengan penyakit yang mendasari.
Untuk penyakit asma atau penyakit pernafasan lainnya, dokter tentu akan meresepkan obat khusus untuk asma, alergi, bronkitis, dan sebagainya.
Tinjauan Batuk dapat ditangani umumnya dengan dua metode, yaitu metode penanganan mandiri secara alami dan sederhana dan metode pengobatan oleh dokter (pemberian resep obat oleh dokter).
Komplikasi Batuk
Batuk yang sudah sangat serius dan berkepanjangan dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi, seperti [7] :
- Gangguan tidur
- Patah tulang rusuk karena batuk yang terlalu hebat
- Muntah-muntah
- Sakit kepala
- Kehilangan kesadaran atau pingsan
- Inkontinensia urine
- Gangguan sistem kardiovaskular
- Gangguan neurologis
- Memburuknya gejala kondisi medis lain yang menyertai atau yang menyebabkan batuk (khususnya perburukan pada penyakit penyebab batuk kronis)
- Menurunnya kualitas hidup karena performa kegiatan sehari-hari yang terganggu.
Pencegahan Batuk
Untuk mencegah batuk, beberapa hal dapat dilakukan, khususnya menerapkan perubahan gaya hidup seperti :
- Diet Sehat
Batuk seringkali terjadi karena memiliki kebiasaan yang tidak sehat, termasuk kebiasaan makan dan minum.
Menurut sebuah hasil studi pada tahun 2004, orang-orang yang mengasup serat tinggi (memperbanyak makan sayur dan buah) serta memenuhi kebutuhan tubuh akan flavonoid sangat jarang memiliki masalah pada saluran pernafasan.
Mengonsumsi serat dan sumber antioksidan sangat membantu dalam menurunkan risiko terserang batuk serta jenis penyakit lainnya.
Namun bila ingin benar-benar menerapkan diet yang tepat, ada baiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli diet.
- Menghindari Kontak dengan Penderita Penyakit Menular
Selain menerapkan pola makan sehat, penting untuk menghindari kontak langsung dengan penderita penyakit menular seperti penderita bronkitis dan TBC.
Menghindarinya akan menurunkan risiko tubuh terserang kuman penyebab penyakit tersebut.
Cara menghindari adalah dengan tidak berbagi pemakaian barang pribadi dengan penderita penyakit menular.
- Mengatasi Kondisi Medis Penyebab Batuk
Para penderita asma, pneumonia ataupun GERD, pastikan untuk melakukan konsultasi dengan dokter terkait pengobatan untuk riwayat medis yang dialami.
Bila batuk merupakan gejala dari penyakit-penyakit pernafasan tertentu, penanganan cepat akan meredakan batuk dan mencegahnya menjadi lebih buruk.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor yang memperbesar potensi seseorang mengalami batuk kronis.
Untuk mencegah batuk kronis, tentu berhenti dari kebiasaan tidak sehat tersebut adalah jalan terbaik.
Tinjauan Agar tidak mudah terkena batuk, menjaga diri dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat, berhenti merokok, mengatasi sedini mungkin adanya penyakit pernafasan atau penyakit medis lain yang berbahaya, serta menghindari kontak dengan penderita penyakit pernafasan menular adalah pencegahan terbaik.