Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Streroid topikal adalah obat yang digunakan untuk mengurangi peradangand, menekan sistem imun, dan membuat pembuluh darah lebih sempit sehingga kondisi bengkak dan meradang dapat berkurang. Topikal adalah... obat yang digunakan pada permukaan tubuh dalam bentuk krim, salep, gel, sampo, atau bubuk. Pemberian tambahan anti infeksi atau antibiotik ditambahkan agar dapat mengatasi kondisi infeksi pada kulit yang memerah, gatal, dan bengkak. Steroid merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Infeksi pada kulit akan terjadi ketika bakteri menginfeksi kulit dan menginfeksi jaringan dalam di bawah kulit, Infeksi kulit yang umum yaitu selulitis yang membuat kulit mennjadi kemerahan, bengkak, dan nyeri dimana kulit tersebut terinfeksi[1].
Penyebab infeksi kulit ini melalui berbagai jenis bakteri yang hidup pada kulit. Pada selulitis dapat terjadi jika terdapat luka pada kulit yang akan memungkinkan bakteri masuk sehingga menyebabkan infeksi. Adapun keadaan yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi kulit yaitu terdapat cedera pada kulit, kutu air atau eksim, pembengkakan pada kaki juga lengan, diabetes, dan kegemukan[1].
Daftar isi
Fungsi Steroid Topikal dengan Anti Infeksi
Steroid topikal dengan anti infeksi merupakan obat yang mengandung steroid dan agen anti infeksi yang berfungsi dalam pengobatan infeksi pada kulit yang memerah, gatal, atau kulit yang mengalami pembengkakan yang ringan[2].
Steroid juga disebut dengan kortikosteroid bertindak dengan efektif untuk mengurangi peradangan seperti kemerahan atau bengkak, lalu menekan sistem kekebalan dan membuat pembuluh darah di kulit menjadi menyempit[2].
Agen anti infeksi berfungsi untuk membunuh atau menghambat penyebaran terhadap organisme infeksius. Agen anti infeksi temasuk antibiotik yang berfungsi untuk membunuh bakteri, antibakteri untuk menekan pertumbuhan bakteri, antijamur untuk membunuh atau menekan jamur dan antivirus berfungsi untuk membunuh atau menekan virus[2].
Pemilihan steroid topikal dengan anti-infeksi akan bergantung pada organisme yang menginfeksi kulit, apakah organisme itu berasal dari bakteri, jamur atau virus, yang akan disesuaikan dengan potensi yang dibutuhkan[2].
Penyakit yang Diatasi dengan Steroid Topikal dengan Anti Infeksi
Beberapa penyakit yang di atasi dengan steroid topikal dengan anti infeksi, meliputi[2]:
- Infeksi Kulit Bakteri
- Luka dingin
- Kandidiasis Kulit
- Infeksi kulit
- Eksim
- Paronikia
- Pruritus
- Tinea Corporis
- Tinea Cruris
- Tinea Pedis
Luka dingin merupakan sekelompok lepuhan kecil yang menyakitkan, luka ini dikarenakan virus herpes simpleks (HSV). Luka dingin sering disebut dengan lepuh demam atau herpes simplex labialis. Secara bertahap, luka dingin akan muncul seperti merasa kesemutan, terbakar atau gatal[6].
Sekitar dalam 12 hingga 24 jam lepuh pada kulit akan terbentuk menjadi kemerahan bengkak dan juga nyeri, lalu lepuhan akan pecah dan keluarlah cairan yang berlangsung kurang lebih selama 2 atau 3 hari[6].
Kemungkinan besar, luka dingin akan muncul pada bagian luar mulut dan bibir, juga dapat muncul pada hidung dan pipi. Luka dingin akan di alami paling cepat selama 20 hari setelah terinfeksi. Luka akan muncul di daerah yang terkena virus yang masuk ke dalam tubuh[6].
Cara Kerja Steroid Topikal dengan Anti Infeksi
Steroid topikal dengan anti infeksi merupakan obat yang mengandung steroid dan agen anti infeksi. Steroid juga disebut dengan kortikosteroid bertindak dengan efektif untuk mengurangi peradangan seperti kemerahan atau bengkak, lalu menekan sistem kekebalan dan membuat pembuluh darah di kulit menjadi menyempit. Agen anti infeksi berfungsi untuk membunuh atau menghambat penyebaran terhadap organisme infeksius[2].
Melalui betametason yang bertindak dengan mencegah juga mengurangi peradangan dengan menekan migrasi leukosit dan fibroblas polimorfonuklear, membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosom pada tingkat sel[5].
Klotrimazol akab nertindak untuk mengikat 14-α-demetilasi lanosterol pada jamur dengan mengikat ke 1 enzim sitokrom P-450 yang mengarah pada akumulasi 14-α-metilsterol yang membuat transpor elektron menjadi terpengaruh dan mengurangi konsentrasi ergosterol yang penting untuk jamur yang normal pada membran sitoplasma, sehingga membuat pertumbuhan jamur menjadi terhambat[5].
Penyerapan yang dilakukan betametason yaitu melalui kulit dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan pada klotrimazol, penyerapan akan menembus epidermis. Melalui betametason obat akan berdistribusi melewati plasenta. Dan akan menjalani metabolisme di hati. Pada klotrimazol metabolisme nya akan dikonversi menjadi senyawa yang tidak aktif[5].
Pengeluaran obat ini melalui urin, empedu dalam jumlah tertentu dengan obat betametason, sedangkan dengan obat klotrimazol, pengeluarannya melalui urin dan feses[5].
Contoh Obat Steroid Topikal dengan Anti Infeksi
Steroid topikal dengan anti infeksi tersedia dalam bentuk krim, salep, gel, sampo, kit, lotion, dan bubuk. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Beberapa contoh steroid topikal dengan anti infeksi dengan resep dokter termasuk[2]:
- Clioquinol
- Nistatin
- Triamcinolone
- Fluocinolone
- Neomycin
- Asiklovir
- Hidrokortison
- Betametason
- Klotrimazol
- Lidah buaya
- Iodoquinol
- Polimiksin b
- Bacitracin
- Iodoquinol
Clioquinol berfungsi dalam melawan bakteri dan mencegah jamur yang akan tumbuh di kulit. Dan hidrokortison merupakan steroid topikal yang bertindak untuk mengurangi tindakan bahan kimia di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan[3].
Obat kombinasi ini diindikasikan dalam pengobatan terhadap infeksi kulit yang di karenakan jamur dan keadaan kulit seperti eksim[3].
Nistatin merupakan obat anti jamur dan triamcinolone merupakan obat steroid. Kombinasi obat ini di indikasikan dalam pengobatan infeksi kulit yang dikarenakan jamur atau ragi[4].
Efek Samping Steroid Topikal dengan Anti Infeksi
Steroid topikal dengan anti infeksi dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari steroid topikal dengan anti infeksi termasuk[3,4]:
- Luka bakar ringan
- Iritasi di tempat obat dioleskan
- Kekeringan
- Pecah-pecah pada kulit yang dirawat
- Jerawat
- Kulit kemerahan
- Perubahan warna kulit yang dirawat
- Terbakar
- Gatal
- Peningkatan pertumbuhan rambut
- Penampilan kulit putih atau “dipangkas”
- Ruam
Jangan menutupi kulit yang sedang dirawat dengan clioquinol dan hidrokortison topikal. Dengan menutupi kulit yang dirawat, dapat meningkatkan jumlah obat yang akan diserap oleh kulit, dan akan menimbulkan efek samping yang tidak di inginkan[3].
Penggunaan steroid dengan dosis yang tinggi dan dalam jangka panjang yang lama, dapat menyebabkan gejala seperti kulit menjadi menipis, mudah memar, perubahan terhadap bentuk, bertambahnya jerawat atau rambut pada wajah, masalah dengan menstruasi, dan kehilangan minat pada seks[3].
Tanpa nasihat dokter, jangan berikan nistatin dan triamcinolone pada anak. Penyerapan yang berlebih melalui kulit terhadap obat ini akan dialami oleh anak-anak, dan dapat memiliki efek samping yang berlebih[4].
Betametason tidak di anjurkan untuk digunakan pada dermatitis popok dan di bawah oklusi. Juga tidak di anjurkan bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui. Beri tahu dokter bila sedang hamil atau menyusui[5].