Migrain atau sakit kepala sebelah adalah salah satu jenis sakit kepala yang banyak orang alami [1].
Pemicu migrain paling umum adalah stres dengan persentase sekitar 80%, diikuti dengan perubahan hormon pada wanita (selama kehamilan, ovulasi atau menstruasi) dengan persentase sekitar 65% [1].
Migrain juga dapat dipicu oleh kurang tidur (50%), perubahan cuaca (53%) dan terlambat makan (57%) [1].
Meski demikian, salah satu faktor yang meningkatkan risiko migrain adalah asupan mineral magnesium yang kurang atau tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh terhadap magnesium [2,3].
Banyak orang yang kemudian bertanya-tanya apakah magnesium dapat mengatasi migrain secara alami [4].
Ketahui fakta mengenai seberapa besar manfaat magnesium bagi penderita migrain [4].
Benarkah magnesium bisa atasi migrain?
Benar, sebab salah satu tanda bahwa tubuh sedang kekurangan magnesium adalah pusing (termasuk migrain), mual, cepat lelah, hingga kehilangan nafsu makan [2,3,4].
Magnesium khususnya magnesium oksida adalah yang paling tepat menjadi solusi bagi migrain [2,3,4].
Terdapat beberapa jenis magnesium yang digunakan pada suplemen-suplemen, diantaranya adalah [4] :
- Magnesium Oksida : Magnesium oksida berkandungan magnesium tinggi yang juga mampu secara efektif meredakan migrain.
- Magnesium Sitrat : Magnesium sitrat adalah jenis magnesium yang dapat terserap ke dalam tubuh dalam jumlah banyak; biasanya dikonsumsi untuk mengatasi sembelit dan memperlancar saluran pencernaan.
- Magnesium Klorida : Magnesium klorida adalah jenis magnesium yang bisa terserap ke dalam tubuh secara mudah.
- Magnesium Karbonat : Magnesium karbonat adalah jenis magnesium yang memiliki kandungan magnesium paling tinggi (bahkan lebih tinggi dari kandungan magnesium pada magnesium oksida). Namun, konsumsi magnesium karbonat meningkatkan risiko gangguan pencernaan.
- Magnesium Sulfat : Magnesium sulfat adalah jenis magnesium anorganik yang jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit saja (dalam bentuk suplemen), mampu terserap ke dalam tubuh secara cepat.
Apapun jenis magnesium yang kita ketahui, tak dapat dipungkiri bahwa mineral satu ini termasuk yang paling penting bagi tubuh [4].
Sebuah hasil studi tahun 2021 menunjukkan bahwa efek dari magnesium oksida terhadap meredanya gejala migrain sama besar dengan penggunaan valproate sodium yang biasanya digunakan mencegah serangan migrain [5].
Bagi para wanita yang umumnya mengalami migrain pada waktu datang bulan atau menstruasi, mengonsumsi magnesium (dalam bentuk suplemen) juga terbukti efektif teratasi dengan baik [6].
Bahkan ketika mengonsumsinya rutin, termasuk di luar masa menstruasi, hal ini bisa mencegah migrain agar tidak timbul saat mengalami menstruasi [4,6].
Dosis terbaik dan paling dianjurkan adalah 400-500 mg per hari agar migrain dapat hilang atau setidaknya untuk mencegah migrain timbul kembali [1,4].
Selain dari suplemen, magnesium juga dapat diperoleh dari sumber makanan tertentu [1,4,7].
Makanan paling tinggi kandungan magnesiumnya adalah sayur berdaun hijau gelap, yakni dengan kandungan magnesium sebesar 38-40% untuk pemenuhan kebutuhan magnesium bagi tubuh per hari [7].
Selain itu, ini daftar makanan yang mengandung magnesium tinggi lainnya untuk dikonsumsi rutin [4,7] :
- Pisang
- Biji-bijian
- Lentil
- Kacang hitam
- Pisang
- Kefir
- Yogurt rendah lemak
- Ikan tuna
- Ikan makarel
- Cokelat hitam
- Alpukat
- Almond
Daftar makanan tersebut dapat dimasukkan sebagai menu diet harian untuk fokus meningkatkan kembali pemenuhan kebutuhan magnesium tubuh [4,7].
Sementara itu, suplemen magnesium perlu dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter; maka sebaiknya, gunakan suplemen usai berkonsultasi dengan dokter [4].
Adakah efek samping konsumsi magnesium?
Magnesium sebenarnya aman dikonsumsi baik dalam bentuk suplemen maupun makanan kaya magnesium [1,4].
Namun pada beberapa orang, magnesium dapat menimbulkan efek samping yang cukup memicu ketidaknyamanan [4].
Beberapa efek samping yang paling umum terjadi saat mengasup magnesium adalah [4] :
Biasanya efek-efek tersebut dapat dialami ketika mengonsumsi suplemen magnesium dengan dosis berlebih [4].
Maka untuk meredakan atau menghilangkan efek sampingnya, dosis magnesium perlu dikurangi [4].
Bila terus-menerus mengasup magnesium secara berlebihan, penumpukan magnesium di dalam tubuh lama-kelamaan dapat menimbulkan berbagai macam kondisi lainnya yang jauh lebih buruk, seperti [4] :
- Tekanan darah yang sangat rendah
- Detak jantung yang sangat tidak teratur
- Nafas melambat
- Koma
Oleh sebab itu, asupan magnesium dalam bentuk suplemen perlu dilakukan melalui persetujuan dan konsultasi dokter lebih dulu [4].
Dokter kemudian akan memberikan resep yang sesuai dengan kondisi tubuh menyeluruh.
Terlebih ketika seseorang ingin mengonsumsi suplemen magnesium namun memiliki beberapa kondisi seperti infeksi perut atau peradangan usus, sebaiknya periksakan diri ke dokter dan tanyakan mengenai dosis suplemen paling tepat [4,7].
Konsumsi suplemen magnesium juga aman ketika sedang meminum obat lainnya, seperti [4] :
- Diuretik
- Obat penyakit jantung
- Antibiotik
- Relaksan atau pelemas otot
Interaksi obat-obatan tersebut dengan suplemen magnesium tidak membahayakan tubuh apalagi memperburuk migrain [4].
Namun pada waktu hamil, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis aman suplemen supaya tidak menimbulkan efek samping terhadap kandungan [4].
Biasanya untuk wanita hamil, dosis suplemen magnesium oksida yang dianggap aman adalah 350-400 mg per hari; hanya saja, hal ini tetap harus sudah melalui konsultasi dengan dokter [7].
Jadi, bisa disimpulkan bahwa magnesium adalah mineral penting yang bisa menyembuhkan migrain apabila asupannya terpenuhi dengan benar.
Apabila pemenuhan magnesium sudah tepat namun migrain tak kunjung sembuh, periksakan diri ke dokter untuk mengidentifikasi kondisi penyebabnya dan memperoleh penanganan yang sesuai.