Arame merupakan salah satu biota dan sayuran laut yang bisa dikonsumsi. Arame termasuk jenis rumput laut yang sering dipakai pada masakan Jepang, meskipun kurang populer jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Seperti panganan laut lainnya, arame juga diketahui mengandung tinggi nutrisi yang dapat meningkatkan kesehatan. Arame cukup populer dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis secara alami.
Daftar isi
Tentang Arame
Arame termasuk jenis rumput laut ganggang coklat yang berasal dari pantai selatan Jepang. Warnanya gelap, tumbuh di bebatuan di bawah permukaan laut dan dipanen pada musim semi.[1]
Arame tumbuh dan berkembang biak secara musiman. Daun arame umumnya oval, pipih menjulang dari batang kayu, lumayan kaku, dan bisa mencapai ketinggian 1 meter. Arame akan membentuk daun baru setiap tahunnya.[1]
Arame dapat ditemukan secara terbatas di perairan beriklim sedang di Samudra Pasifik, sebagian besar di sekitar Jepang, meskipun dengan sengaja juga dibudidayakan di tempat lain, termasuk Korea Selatan.[1]
Tanaman laut ini tampak bercabang dan berbulu. Arame dapat dipanen oleh penyelam secara manual atau mekanis, dan bentuk kering dari arame biasanya selalu tersedia sepanjang tahun.[1]
Fakta Menarik Seputar Arame
- Di Jepang arame juga dikenal dengan sebutan kajimi, atau sagarame.[2]
- Arame memiliki rasa yang lembut dan manis, hampir sangat mirip dengan rumput laut hijiki tetapi arame lebih lembut dan rasanya lebih manis karena kandungan gula kalorinya yang tinggi. [1]
- Arame terhitung sebagai tanaman langka. Bahkan di Jepang, negara yang paling banyak mengkonsumsi rumput laut, Arame tidak tersedia di banyak daerah. Arame dipanen di prefektur Mie dan prefektur Shimane dan hanya dikonsumsi di daerah tersebut.[3]
- Dalam hukum tertua Jepang, Taiho ritsuryo menyatakan bahwa harga dan nilai rumput laut arame sama halnya dengan rumput laut kombu, wakame dan nori.[3]
- Secara tradisional, pemanenan rumput laut arame dilakukan oleh perempuan. Setelah dikumpulkan, mereka harus dikeringkan dan diawetkan di bawah sinar matahari, selalu alami, tanpa menggunakan bahan kimia.[1]
Kandungan Gizi Arame
Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian rumut laut arame.[4]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 140 | kal |
Karbohidrat | 56.2 | g |
Serat makanan total | 48 | g |
Lemak | 0.7 | g |
Protein | 12.4 | g |
Vitamin A | 220 | µg |
Vitamin B1 | 0.1 | mg |
Vitamin B2 | 0.26 | mg |
Niacin | 2.3 | mg |
Vitamin B6 | 0.02 | mg |
Vitamin B12 | 0.1 | µg |
Vitamin E ⍺-tokoferol | 0.6 | mg |
Vitamin K | 260 | µg |
Folat | 110 | µg |
Asam pantotenat | 0.28 | mg |
Kalsium | 790 | mg |
Magnesium | 530 | mg |
Fosfor | 250 | mg |
Zat besi | 3.5 | mg |
Zinc | 1.1 | mg |
Kalium | 3200 | mg |
Natrium | 2300 | mg |
Natrium Klorida rata-rata | 5.8 | mg |
Tembaga | 0.17 | mg |
Mangan | 0.23 | mg |
Arame merupakan tanaman laut yang padat nutrisi. Arame kaya akan kalsium, kalium, yodium, zat besi, magnesium, dan vitamin A, serta menjadi sumber makanan dari banyak mineral lainnya.[1]
Kandungan Senyawa Dalam Arame
- Berbagai sumber sepakat menyatakan arame mengandung senyawa lignan yang termasuk senyawa polifenol alami.[1]
- Arame dilaporkan mengandung berbagai senyawa phlorotannin seperti florofukofuroekol A, dioksinodehidroekol, fukofuroekol A, ekol, diekol, trifloroetol A, dan 7-floroetol.[1,5]
- Arame juga dilaporkan mengandung sejumlah komponen bioaktif yang bermanfaat bagi manusia termasuk phlorotannin, polisakarida seperti asam alginat, fukoidan, pyropheophytin, tripeptide dan oksilipin.[5]
- Kandungan gula dalam arame cukup tinggi secara alami.[1]
- Kandungan kalsium yang ditemukan pada arame secara signifikan lebih tinggi 4-5x lipat daripada yogurt dan susu.[2]
- Sementara kandungan kalium dari arame sangat jauh lebih tinggi hingga 20x lipat dibanding tepung dan padi.[2]
Manfaat Arame Untuk Kesehatan
Rumput laut arame telah terbukti menawarkan beberapa aktivitas bermanfaat bagi kesehatan terutama dari kandungan phlorotannin dan polifenolnya.
Sekelompok studi mengungkapkan bahwa arame menunjukkan efek pencegahan terhadap komplikasi diabetes dari kandungan phlorofukofuroekol-A yang telah diisolasi. Selain itu, turunan phloroglucinol dari arame juga menunjukkan efek penghambatan terhadap proses glikasi.[5]
Proses glikasi merupakan proses dimana gula mengikat protein, minyak, dan lemak dalam tubuh akibat kegagalan hormon insulin mengubah gula menjadi energi.
Studi eksperimental lain menunjukkan bahwa pengobatan dengan ekstrak arame dapat menurunkan kadar glukosa plasma sebesar 66,4% pada tikus diabetes mellitus secara signifikan. Hasil tersebut mengisyaratkan bahwa ekstrak arame dapat membantu memperbaiki kondisi peningkatan glukosa pada diabetes tipe 1.[5]
Aktivitas antidiabetes dari turunan phlorotannin diekol yang ditemukan pada arame telah dievaluasi dan dilaporkan berhasil menunda penyerapan glukosa pada tikus dan babi melalui penghambatan enzim alfa glukosidase dan alfa amilase, sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan kadar glukosa darah.[5]
Fukosantin dari arame juga menunjukkan aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pembentukan proses glikasi. Fukosantin juga menunjukkan kemampuannya dalam menurunkan kadar gula darah melalui penghambatan enzim protein tirosin fosfat (PTP1B).[6]
Oleh karena itu, beberapa hasil penelitian dengan jelas menunjukkan potensi phlorotannin dan fukosantin yang menjanjikan sebagai rencana terapi untuk pengelolaan diabetes serta komplikasi terkait diabetes, yang dapat dieksplorasi lebih lanjut.[5,6]
- Menurunkan Risiko Kanker
Kandungan phlorotannin dari arame juga dilaporkan sebagai agen pencegah sel kanker. Dioksinodehidroeckol yang diisolasi dari arame terbukti menunjukkan efek pencegahan yang luar biasa pada penghambatan perkembangan sel kanker payudara manusia.[5]
Studi yang dilakukan melalui kultur sel menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan perkembangan sel kanker oleh dioksinodehidroeckol mungkin terkait dengan kemampuannya untuk memicu kematian sel kanker dengan sendirinya.[5]
Penyelidikan tersebut membuktikan keefektifan senyawa polifenol dalam mengendalikan pertumbuhan tumor dan mengemukakan fakta bahwa alga laut, termasuk arame, dapat bermanfaat sebagai anti kanker.[5]
- Menghambat Perkembangan Virus HIV
Industri farmasi masih terus meningkatkan upaya untuk menghadirkan obat yang dapat menghambat perkembangan virus HIV dan mengurangi komplikasi akibat kekebalan tubuh yang terus menurun akibat virus HIV.[5]
Dalam hal ini, senyawa bioaktif alami merupakan sumber yang bagus untuk pengembangan terapi pengendalian HIV generasi baru, yang lebih efektif dengan efek samping yang ringan.[5]
Biota laut merupakan salah satu sumber utama alami yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan perkembangan virus HIV. Sifat antivirus dari senyawa cyanovirin-N, yang terdapat pada rumput laut, telah diselidiki dan dinyatakan mampu menghambat perkembangan virus HIV untuk jangka panjang.[5]
- Membersihkan Tubuh Dari Radikal Bebas
Radikal bebas seperti anion superoksida (O2-), radikal hidroksil (HO) dan hidrogen peroksida (H2O2) terbentuk selama adanya proses yang bersinggungan dengan oksigen. DNA, membran sel, protein dan bagian seluler lainnya adalah lokasi target dari proses penurunan fungsi, dan dapat menyebabkan beberapa gangguan dan masalah kesehatan.[5]
Kandungan oligomer dari berbagai senyawa phlorotannin yang diisolasi dari ganggang coklat arame dalam sebuah studi menunjukkan aksi penghambatan yang kuat terhadap pembentukan radikal bebas hidrogen peroksida.[5,7]
Phlorotannin adalah pembasmi radikal bebas yang kuat dan sekitar dua kali lebih efektif daripada katekin, asam askorbat dan ⍺-tokoferol. Disamping itu, phlorotannin juga terbukti memiliki aktivitas pembersihan radikal yang signifikan terhadap anion superoksida dan radikal bebas DPPH.[5,7]
- Memberikan Perlindungan Terhadap Hati
Senyawa phlorotannin dari arame juga dilaporkan berpotensi memberikan perlindungan terhadap hati dari keracunan dan kematian sel hati, yang diduga karena aktivitas potensial dari ekol, diekol dan phlorofukofuroekol A, dan antioksidannya.[8]
- Mencegah Peradangan
Senyawa fukofuroekol dan fukosterol dari arame dilaporkan memiliki efek pencegahan terhadap proses radang dengan memproduksi protein sistem kekebalan tubuh untuk melawan dan memblokir jalur sinyal peradangan yang berguna untuk berbagai masalah peradangan.[9,11]
Efek Samping Dari Arame
Rumput laut satu ini diklaim aman untuk dikonsumsi, tidak beracun dan sejauh ini belum ada laporan merugikan akibat mengkonsumsi arame. Namun sebaiknya tetap hindari mengkonsumsi arame secara berlebihan, terutama jika belum pernah mengkonsumsi arame sebelumnya.[9,10,11]
Meskipun belum ada laporan mengenai kasus ini, seperti makanan laut lainnya, arame mungkin saja mengandung kandungan atau zat yang tidak bisa diterima tubuh dan dapat menyebabkan iritasi atau alergi bagi beberapa orang.
- Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Bagi sebagian orang yang memiliki riwayat gagal jantung, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi mungkin harus menghindari konsumsi arame karena kandungan natriumnya yang tinggi.[15]
- Gangguan Tiroid
Kandungan yodium arame ditemukan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga mengkonsumsi arame dalam porsi besar dan sering memiliki kemungkinan untuk menyebabkan gangguan pada kelenjar tiroid.[15]
Tips Konsumsi Arame
Arame merupakan salah satu dari banyak spesies rumput laut yang digunakan dalam masakan Asia. Biasanya arame dibeli dalam keadaan kering.[1]
Arame termasuk satu keluarga dengan rumput laut kombu tetapi tidak seperti kombu, arame tidak memiliki kaldu dashi, jadi lebih sering digunakan untuk menumis.[2]
Arame yang masih segar berupa untaian rumput laut berwarna coklat tua, memiliki rasa yang ringan, agak manis, dan tekstur yang keras.[1]
Tips Menyiapkan Arame
Arame bisa dimakan setelah dikeringkan. Untuk mengembalikan arame menjadi segar seperti semula dari pengeringan, perlu direndam ke dalam air selama 15 sampai 30 menit.[4]
Sebelum disajikan, arame yang telah dikeringkan harus dibilas dengan cepat tapi hati-hati untuk menghilangkan benda asing seperti pasir dan cangkang, kemudian direndam dalam air hingga tenggelam. Arame lembut, dan hanya perlu direndam sekitar lima menit.[12]
Perendaman lebih lama dapat menarik nutrisi penting dan menggenangi sayuran ini sehingga kurang mampu menyerap rasa bumbu yang digunakan dalam masakan.[12]
Ide Penyajian Arame
Menggunakan air rendaman menghasilkan rasa yang lebih kuat dan mengurangi kebutuhan akan garam atau shoyu tambahan.[12]
- Arame paling populer digunakan dalam masakan tumis serta bahan untuk sup miso.[4]
- Arame enak ditumis dengan sayuran manis seperti wortel, bawang bombay yang dimasak lambat, labu musim dingin, akar teratai, shiitake, dan lobak kering.[12]
- Arame juga enak jika disajikan dengan tahu segar yang digoreng atau ditumis dengan tahu kering.[12]
- Selain itu, arame dapat ditambahkan ke makanan pembuka, semur, muffin, sup, hidangan roti panggang, dan banyak jenis makanan lainnya. Rasanya yang lembut membuatnya mudah beradaptasi dengan banyak kegunaan.[1]
- Sedikit arame cincang bisa dipadukan dengan nasi, millet, atau barley.[12]
- Untuk hidangan sederhana, arame dapat disajikan sebagai salad.[12]
Tips Penyimpanan Arame
Arame selalu dikeringkan dan diawetkan di bawah sinar matahari secara alami setelah dipanen. Meskipun begitu, hampir semua rumput laut, termasuk arame, sebaiknya dikonsumsi sesegera mungkin.[1]
- Arame hanya dapat bertahan sekitar 3-4 hari jika disimpan dalam lemari es. Sebelum menyimpan rumput laut arame, sebaiknya dicuci dan saring hingga bersih terlebih dahulu.[13]
- Jika ingin menyimpannya dalam lemari es, sebaiknya pisahkan arame dari bahan lainnya agar sayuran hijau tetap segar.[14]
Arame merupakan salah satu rumput laut ganggang coklat yang aman dikonsumsi untuk kuliner maupun pengobatan. Seperti kebanyakan makanan laut lainnya, arame padat nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Kandungan phlorofukofuroekol dan fenoliknya telah terbukti berpotensi mencegah diabetes, risiko kanker, penyakit hati, dan menghambat virus HIV. Arame diklaim sebagai rumput laun yang tidak berbahaya dan beracun.