10 Arti Warna Darah Haid dan Penyebabnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pola dari haid ternyata dapat menjadi acuan atau indikator kesehatan reproduksi wanita, khususnya jika mengacu pada perubahan yang terjadi [1].

Pola haid ini mungkin juga dapat dilihat dari warna darah haid yang mungkin berbeda-beda pada setiap perempuan, atau bahkan warnanya akan mengalami perubahan [1, 2].

Warna darah haid ini diketahui juga dapat memberikan informasi terkait kesehatan seorang wanita [2].

Berikut ini merupakan beberapa jenis warna darah haid beserta penyebabnya [3, 4, 5, 6]:

1. Darah Haid Hitam

Jika darah haid yang keluar berwarna hitam maka tidak perlu langsung khawatir. Mengingat, darah hitam ini mungkin terjadi karena terlalu lama berada di dalam rahim.

Dengan kata lain, darah haid yang hitam mungkin adalah darah yang membutuhkan waktu yang lama sebelum akhirnya dapat keluar dari rahim.

2. Darah Haid Cokelat

Darah haid juga dapat berwarna cokelat, di mana darah haid ini merupakan pertanda dari darah tua. Artinya, darah haid telah lama di rahim atau teroksidasi sehingga warnanya menjadi gelap.

Oleh karena itu, umumnya darah haid berwarna cokelat akan dijumpai pada awal atau akhir periode haid wanita.

Pada awal periode haid, darah haid yang keluar berwarna cokelat mungkin merupakan darah sisa periode haid sebelumnya. Dengan kata lain, darah tersebut sudah lama berada di rahim, sehingga warnanya menjadi gelap.

Selain itu, darah haid berwarna cokelat mungkin berkaitan dengan beberapa hal berikut ini [3]:

  • Lochia

Lochia merupakan pendarahan yang terjadi setelah empat sampai enam minggu pertama setelah melahirkan. Warna darah lochia ini mungkin akan cenderung merah muda atau kecokelatan.

  • Kehamilan

Ketika hamil, seorang wanita mungkin akan mengalami yang namanya bercak. Jika bercak berwarna cokelat maka ini menandakan bahwa pendarahan aktif telah berhenti.

Untuk lebih aman, akan sangat disarankan agar selalu membicarakan perkembangan seperti ini dengan dokter.

Pendarahan cokelat tua juga mungkin terjadi ketika seorang wanita mengalami keguguran yang terlewatkan. Terlewatkan dalam hal ini merupakan suatu kondisi di mana, bayi berhenti berkembang namun tidak keluar dari rahim selama 4 minggu.

3. Darah Haid Merah Tua

Darah haid yang berwarna merah tua memang sering dijumpai oleh para wanita pada umumnya. Darah haid merah tua ini akan terlihat khususnya ketika bangun tidur atau setelah berbaring beberapa waktu.

Warna darah merah tua ini disebabkan oleh lama waktunya dalam rahim, namun belum sampai teroksidasi menjadi cokelat.

Darah haid merah tua ini mungkin juga akan menjadi pertanda menjelang berakhirnya periode haid, khususnya ketika alirannya mulai melambat.

Selain itu, seorang wanita setelah melahirkan mungkin akan mengalami pendarahan berwarma merah tua selama tiga hari (lochia), sebelum akhirnya berubah warna lagi.

4. Darah Haid Merah Terang

Darah haid yang berwarna merah terang menandakan bahwa darah masih segar. Darah ini mengalir dengan lancar dan cepat, sehingga tidak lama berada di rahim.

Darah haid merah terang ini dapat terus menerus muncul hingga periode berakhir. Namun, pada beberapa wanita, darah haid merah terang ini mungkin akan cenderung menjadi gelap ketika aliran melambat, pertanda periode haid akan berakhir.

Selain itu, darah haid merah terang ini ternyata juga berkaitan dengan hal lainnya, termasuk [3]:

  • Infeksi

Darah merah terang di antara periode haid, mungkin berkaitan dengan infeksi seperti klamidia dan gonore. Jika infeksi penyebab darah haid merah segar sebelum periode haid datang, maka sangat disarankan untuk memeriksakan diri kedokter.

Darah haid berwarna merah terang dengan aliran yang deras selama periode haid, mungkin merupakan tanda dari adanya pertumbuhan non-kanker di rahim(polip atau fibroid). Jika ini penyebabnya, maka mungkin gejala lain seperti sakit dan merada tertekan akan muncul bersamaan.

5. Darah Haid Pink

Darah haid diketahui juga dapat menjadi lebih terang dari merah terang, yaitu berwarna pink atau merah muda. Darah haid  berwarna pink mungkin dapat disebabkan oleh bercampurnya darah haid dengan cairan serviks.

Umumnya darah haid pink cenderung terjadi pada wanita yang mengalami bercak. Selain itu, darah haid pink mungkin juga berkaitan dengan [3]:

  • Lochia

Lochia atau pendarahan setelah melahirkan ternyata memiliki berbagai macam warna, dan berbeda-beda pada tiap wanita.

Ternyata, pada hari keempat dan seterunya, pendarahan mungkin akan berwarna merah muda hingga coklat.

Wanita yang memiliki hormon estrogen yang rendah lebih mungkin mengeluarkan darah haid berwarna pink. Mengingat, estrogen ini adalah hormon yang dapat menstabilkan lapisan rahim.

Jika estrogen rendah, maka bercak dengan berbagai warna termasuk pink juga akan lebih mungkin terjadi.

Kadar estrogen yang rendah mungkin dapat disebabkan penggunaan kontrasepsi hormonal yang tidak mengandung estrogen, atau perimenopause.

6. Darah Haid Oranye

Cairan serviks yang bercampur dengan darah haid ternyata tidak hanya menyebabkan darah berwarna pink, melainkan juga tampak seperti oranye.

Selain itu, darah haid oranye ini mungkin dapat juga berkaitan dengan hal lain, termasuk [3]:

Bercak berwarna oranye atau pink mungkin akan terjadi pada waktu implantasi, atau sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan. Oleh karena itu, bercak ini disebut juga dengan bercak implantasi.

  • Infeksi

Darah haid oranye atau keputihan yang berwarna tidak biasanya mungkin juga dapat menjadi tanda adanya infeksi, seperti infeksi menular seksual maupun infeksi bakteri lain.

7. Darah Haid Abu-abu

Jika darah haid atau keputihan berwarna abu-abu maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter. Mengingat, darah haid atau keputihan abu-abu ini pertanda adanya infeksi.

Jika infeksi merupakan penyebabnya, maka gejala lain seperti demam, nyeri, gatal dan berbau mungkin akan juga muncul bersamaan dengan darah abu-abu.

8. Darah Haid Merah Tua Dengan Bekuan Darah

Darah haid berwarna merah tua yang disertai dengan bekuan darah mungkin juga dapat terjadi akibat rahim tidak berkontraksi dengan baik. Gumpalan yang terbentuk dapat berukuran kecil atau besar.

Jika gumpalan bekuan darah berukuran besar, maka lebih baik memeriksakan diri kedokter agar dapat mengetahui keadaan dengan lebih tepat dan mencegah hal yang tidak diinginkan.

9. Darah Haid Berwarna Ekstra Tebal

Darah haid yang berwarna ekstra tebal mungkin merupakan indikasi banyaknya jaringan atau lapisan endometrium yang bercampur dengan darah.

Namun, jika pendarahan terjadi dengan aliran yang hebat, maka mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter untuk lebih amannya.

10. Darah Haid Ungu Tua

Darah haid ternyata ada juga yang berwarna ungu tua. Umumnya, darah haid ungu tua ini akan terjadi bersama dengan gejala lain seperti kram yang menyakitkan.

Selain itu, gejala lain mungkin juga akan mendahului (prahaid), termasuk [6]:

Darah haid ungu tua mungkin disebabkan oleh adanya kelebihan hormon estrogen dalam tubuh.

Hormon estrogen ini akan diproduksi dalam jumlah besar pada paruh pertama siklus, kemudian menurun setelah ovulasi.

Sebenarnya, pada paruh kedua siklus, hormon progesterone akan menyeimbangkan hormon estrogen sehingga lapisan endometrium tidak terlalu tebal.

Sebaliknya, jika hormon progesteron tidak dapat menyeimbangkan hormon estrogen, maka lapisan endometrium akan menebal dan pendarahan hebat dan menyakitkan lebih mungkin terjadi.

Kapan Harus Kedokter ?

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, warna darah haid pada masing-masing wanita akan berbeda-beda. Bahkan, pada seorang wanita, darah haid mungkin akan mengalami perubahan warna dan itu normal [7].

Kecuali, jika darah haid berwarna abu-abu atau menunjukkan adanya gejala infeksi maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [3].

Selain itu, jika mengalami salah satu dari gejala berikut ini, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [7]:

  • Periode haid lebih dari tujuh hari dengan aliran yang deras
  • Mengalami kram yang sangat menyakitkan selama haid
  • Kepala terasa pusing
  • Merasa lemah
  • Lebih mudah lelah
  • Terdapat gumpalan darah yang besar
  • Siklus haid lebih pendek dari 24 hari
  • Siklus haid lebih lama dari 38 hari
  • Tidak mengalami haid selama tiga bulan (tidak hamil atau menyusui)
  • Terjaadi perubahna siklus secara tiba-tiba
  • Mengalami pendarahan setelah menopause
  • Keputihan yang tidak normal
  • Keputihan yang berbau tidak sedap
  • Mengalami demam tinggi ketika haid
  • Merasa mual ketika haid
  • Muntah-muntah ketika haid

Jika merasa khawatir terhadap warna, perubahan warna maupun siklus haid yang dialami, maka memang lebih baik untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Hal ini akan dapat membuat lebih tenang dan mendeteksi dini jika memang ada masalah kesehatan yang serius.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment