Dalam masa tumbuh kembang, balita memerlukan keseimbangan nutrisi [1].
Salah satu yang paling penting untuk dipenuhi dengan baik adalah kebutuhan protein harian [1].
Namun, perlu diketahui apakah balita boleh mengonsumsi protein shake seperti yang orang dewasa lakukan.
Bagi para orang tua yang berpikir bahwa pemberian protein shake akan aman, pertimbangkan kembali.
Bolehkah balita minum protein shake?
Boleh, namun hanya ketika balita mengalami defisiensi atau kekurangan protein [2,3].
Balita sendiri sangat jarang mengalami kekurangan protein, sehingga jika tidak pada kondisi demikian, orang tua tidak dianjurkan memberi anak protein shake [2,3].
Kebutuhan protein harian untuk anak balita usia 1-3 tahun adalah sekitar 13 gram per hari yang biasanya sudah terpenuhi melalui asupan susu dan daging [4].
Sementara itu, untuk rentang usia 4-9 tahun, per harinya tubuh anak membutuhkan sekitar 19 gram per hari [4].
Beberapa sumber protein yang dapat memenuhi kebutuhan protein harian balita antara lain adalah [2] :
- Yogurt
- Ikan
- Susu sapi (susu kedelai biasanya juga dikonsumsi anak, namun kandungan protein lebih rendah daripada protein di dalam susu sapi)
- Oatmeal
- Daging unggas (ayam dan kalkun) tanpa lemak
- Daging sapi tanpa lemak
Sementara itu, protein shake selama ini sama seperti suplemen protein dengan fungsi sebagai ekstra protein bagi tubuh yang memerlukannya [2,3].
Bagi balita, protein shake merupakan bentuk suplemen yang umumnya belum dibutuhkan dan cenderung tidak terlalu penting [2,3].
Dengan memberi balita protein shake, penambahan protein ini justru bisa berbahaya bagi kesehatan anak [2,3].
Sebagai akibatnya, tubuh anak dapat mengalami kelebihan protein daripada memperoleh manfaat dari protein shake [2,3].
Berikut ini adalah beberapa kriteria balita yang lebih memerlukan protein shake :
- Balita Vegan atau Vegetarian
Jika balita sulit untuk mengonsumsi daging dan cenderung tidak makan daging sama sekali, protein shake boleh diberikan [2].
Tanpa asupan daging, tubuh si kecil berpotensi mengalami kekurangan protein karena kadar protein yang terlalu rendah [2].
Balita vegan atau vegetarian memerlukan setidaknya 10-15% protein lebih banyak untuk memperoleh manfaat protein seperti balita lain yang mengonsumsi daging [2].
Selain protein shake, sebenarnya sayuran berupa bayam, brokoli dan kacang-kacangan adalah sumber protein tinggi yang bisa balita konsumsi [2].
Oatmeal dan selai kacang juga merupakan pilihan asupan berprotein tinggi yang aman bagi anak vegan maupun vegetarian [2].
- Balita Kekurangan Berat Badan
Untuk kasus balita dengan berat badan kurang dari normalnya, protein shake boleh orang tua berikan kepada anak [2].
Namun anak dengan kekurangan berat badan juga tidak selalu boleh dan aman mengonsumsi protein shake [2].
Orang tua tetap perlu memeriksakan anak ke dokter lebih dulu dan melakukan konsultasi terkait pemberian protein shake [2,5].
Tanpa saran atau izin dari dokter, sebaiknya orang tua tidak memberikan suplemen protein dalam bentuk apapun, termasuk protein shake [2].
- Balita Pemilih Makanan
Ada beberapa balita yang susah makan, termasuk pemilih dalam hal makan daging [2].
Ketika hal ini terjadi, ada kemungkinan balita akan mengalami kekurangan protein [2].
Orang tua boleh memberikan suplemen dalam bentuk protein shake apabila memang kondisi anak mengharuskan demikian [2].
Namun sebelum memberi anak protein shake, pastikan orang tua sudah berkonsultasi lebih dulu dengan dokter anak maupun ahli gizi [2].
Jika dapat memberi anak asupan alternatif (sumber makanan berprotein tinggi selain daging), sebaiknya hindari protein shake [2].
Bahaya Pemberian Protein Shake ke Balita
Bila balita tidak sedang dalam kondisi kesehatan tertentu di atas, pemberian tambahan atau ekstra protein berpotensi menimbulkan masalah pada tubuh anak.
Walau awalnya pemberian protein shake tidak membahayakan, melakukannya jangka panjang berisiko menyebabkan kondisi-kondisi ini:
- Kelebihan Berat Badan
Balita dengan kondisi kesehatan yang normal (yang bahkan tidak kekurangan protein) akan mengalami kelebihan berat badan jika diberi tambahan protein melalui protein shake [2,3].
Tubuh balita yang mengasup protein lebih banyak sama dengan mengonsumsi tinggi kalori [2,3].
Kelebihan kalori menyebabkan kenaikan berat badan berlebih sehingga berat badan si kecil menjadi tidak lagi ideal [2,3].
Bila tambahan kalori ini tidak dapat dibakar oleh tubuh anak, kalori akan tersimpan sebagai lemak yang jika semakin menumpuk akan semakin tidak sehat baginya [2,3,6].
- Gangguan Pencernaan
Balita dengan sistem daya tahan tubuh lemah berpotensi mengalami gangguan pencernaan karena tambahan protein yang sebenarnya tidak ia butuhkan [3].
Ini karena protein shake sendiri pada beberapa produknya bisa mengandung komponen tertentu yang dengan mudah menyebabkan masalah pencernaan [3].
Jika kondisi tubuh anak sedang tidak optimal, pemberian protein shake justru dapat menyebabkan anak sakit [3].
- Kerusakan Organ
Memberi balita protein shake dalam jangka panjang juga dapat mengancam kesehatan organ tubuhnya [2,3].
Batu ginjal adalah salah satu kemungkinan akibat dari kadar protein berlebihan di dalam tubuh balita [2,3].
Ginjal balita harus bekerja lebih keras untuk membuang produk limbah keluar dari dalam tubuh yang justru membuat ginjal lebih cepat rusak [2,3].
Selain itu, balita yang mengonsumsi protein shake juga lebih rentan terhadap risiko dehidrasi karena ginjal yang bermasalah [3].
Kesimpulan
Orang tua sebaiknya tidak memberi anak protein shake secara sembarangan.
Beri anak sumber makanan berprotein tinggi saja daripada protein shake.
Jika anak memilih masalah kekurangan protein, orang tua periksakan anak lebih dulu dan konsultasikan hal tersebut dengan dokter.
Pemberian protein shake kepada balita harus dengan anjuran, izin, dan pantauan dokter.