8 Efek Negatif Tidur 12 Jam Sehari Bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tidur yang baik, benar dan sehat bagi remaja adalah 8-10 jam per hari dan bagi orang dewasa adalah 7-9 jam per hari [1].

Lebih dari 9 jam biasanya lebih dianjurkan tentunya bagi bayi yang berusia 0-3 bulan, yakni sekitar 14-17 jam setiap harinya [1].

Namun ketika beranjak dewasa, dengan segudang aktivitas dan stres, jam tidur bisa sangat terpengaruh [2].

Tidak hanya tidur menjadi lebih sulit dan sebentar karena insomnia, tapi ada pula yang justru cenderung tidur berlebihan [2].

Sebagian orang dapat tidur selama 12 jam atau lebih dalam sehari, kenali efeknya bagi kesehatan fisik maupun psikis.

1. Obesitas

Jika remaja dan orang dewasa tidak dianjurkan untuk tidur lebih dari 9 dan 10 jam per hari, maka 12 jam tergolong terlalu lama dan berlebihan [1].

Tidur 12 jam sehari dapat didasari oleh berbagai faktor, namun jika dalam kondisi sehat atau bahkan ketika stres, tidur 12 jam bisa berbahaya bagi tubuh [1,2].

Seperti halnya kurang tidur, tidur terlalu lama seperti 12 jam atau lebih dari itu berpotensi meningkatkan risiko obesitas [2].

Sebuah hasil studi terhadap orang-orang yang tidur sekitar 9-10 jam per hari saja terbukti memiliki risiko 21% lebih tinggi mengalami obesitas dalam waktu 6 tahun [3].

Sementara orang-orang yang memiliki kebiasaan tidur teratur sekitar 7-8 jam dan tidak lebih dari itu berisiko obesitas lebih rendah [3].

2. Sakit Punggung

Jika sakit punggung umumnya disebabkan oleh aktivitas gerakan tubuh berulang seperti membungkuk atau memutar tubuh, rupanya terlalu banyak tidur juga berpotensi memberikan dampak yang sama.

Sakit punggung biasanya rentan terjadi pada orang-orang yang juga lebih banyak duduk daripada beraktivitas [5].

Namun, tidur 12 jam dalam sehari atau bahkan lebih bisa memberikan efek mudah sakit di bagian punggung [1,3,4].

Hal tersebut biasanya lebih terasa ketika bangun tidur keesokan harinya yang jika berulang dalam waktu lama, hal ini bisa memengaruhi kesehatan tulang dan otot punggung secara lebih buruk [3,4].

3. Diabetes

Baik kurang tidur maupun tidur berlebihan di mana tidur 12 jam dijadikan kebiasaan rutin jangka panjang akan meningkatkan risiko obesitas [1,3].

Obesitas berpotensi menyebabkan kadar gula darah naik sehingga timbul kondisi diabetes [1,3].

Pada penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2 biasanya memiliki risiko lebih tinggi mengidap sleep apnea [3,6].

Sleep apnea sendiri adalah jenis gangguan tidur ketika saluran nafas tidak lancar saat tidur sehingga menyebabkan penderita mendengkur berat hingga terbangun dan terjaga semalaman [3,6].

Ketika waktu tidur penderita diabetes terganggu, hal ini bisa menyebabkan waktu tidur lebih lama dan berlebihan pada keesokan harinya [3,6].

Pada kondisi ini, kurang tidur dan tidur berlebihan menjadi sebab dan akibat yang berkaitan erat dengan diabetes [3,6].

Padahal, orang-orang dengan risiko penyakit diabetes atau yang sudah benar-benar menderita diabetes memerlukan waktu tidur 8 jam per hari [3].

4. Sakit Kepala

Sering tidur 12 jam atau lebih bisa berefek buruk pada sel saraf pembawa neuron ke otak [3].

Baik tidur siang maupun tidur malam, tidur terlalu lama bisa memicu sakit kepala saat bangun [2,3].

Tidur lebih dari durasi normal yang dianjurkan mampu menyebabkan kadar gula darah turun [7].

Penurunan kadar gula darah ini kemudian mampu menyebabkan dehidrasi hingga sakit kepala [7].

Karena terlalu lama tidur, tubuh tidak memperoleh asupan cairan maupun makanan [7].

Faktor ini yang menyebabkan kadar gula darah turun dan saat bangun timbul rasa sakit kepala [7].

5. Penyakit Jantung

Tidur 12 jam per hari dan melakukannya sebagai sebuah kebiasaan dapat berakibat pada penyakit serius seperti penyakit jantung [1,3].

Baik kurang tidur maupun tidur terlalu lama di mana salah satu maupun keduanya terjadi dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit serangan jantung sebesar 32% [8].

Oleh sebab itu, baik kurang tidur maupun tidur berlebihan sama sekali tidak dianjurkan dan alangkah baiknya jika mulai mengubah pola tidur yang baik dan cukup [1,3].

6. Kecemasan

Tidur 12 jam sehari yang dijadikan sebagai kebiasaan sebenarnya merupakan kebiasaan buruk yang bisa berpengaruh terhadap kondisi psikis [1,3,9].

Salah satu efek tidur 12 jam atau bahkan lebih yang bisa berkembang dan membahayakan adalah gangguan kecemasan [1,3,9].

Walaupun kecemasan adalah risiko yang lebih besar terjadi pada penderita insomnia, sebagian orang dengan kebiasaan banyak tidur tidak lepas pula dari risiko kecemasan [1,3,9].

Mulai atur jadwal tidur yang baik dan benar dan ikuti secara teratur agar risiko maupun gejala kecemasan bisa berkurang.

7. Depresi

Depresi adalah kondisi psikis lainnya yang juga paling rentan terjadi terhadap orang-orang pengidap insomnia [1,3,10].

Meski begitu, depresi juga sebenarnya bisa terjadi pada orang-orang yang lebih banyak tidur [1,3,10].

Tidur 12 jam lebih yang kemudian menjadi kebiasaan dan mengganggu jadwal tidur normal bisa meningkatkan risiko depresi [10].

Hal ini akan turut disertai dengan penurunan imun, nafsu makan dan tenaga fisik [10].

8. Penurunan Daya Ingat

Tidak sekadar sakit kepala, efek lain yang berpotensi dialami seseorang bila sering tidur 12 jam atau lebih sehari adalah turunnya daya ingat atau memori otak [3].

Oleh sebab itu, risiko penyakit degeneratif seperti demensia dan alzheimer juga cukup tinggi [3].

Penurunan fungsi kognitif menjadi salah satu kondisi yang patut diwaspadai bila memiliki kebiasaan banyak tidur dalam jangka panjang [3].

Efek tidur 12 jam sehari yang dibiasakan dapat perlahan memengaruhi kesehatan tubuh secara negatif; maka tingkatkan kualitas tidur yang baik agar risiko gangguan kesehatan tertentu bisa dihindari.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment