Amandel (tonsilitis) ialah peradangan pada tonsil. Tonsil ialah dua nodus limfa yang terletak pada kedua sisi pada bagian belakang tenggorokan. Tonsil berperan dalam melawan infeksi kuman yang masuk melalui makanan atau udara[1, 2].
Amandel dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering didiagnosis pada anak sebelum usia sekolah hingga pertengahan remaja. Amandel merupakan kondisi menular dan dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri, seperti Streptococcus[2].
Terjadinya infeksi menyebabkan amandel membengkak, muncul bintik-bintik putih atau kuning pada amandel, sakit tenggorokan dan bau napas tidak sedap. Amandel dapat mengakibatkan proses penelanan makanan dan pernapasan menjadi lebih sulit[2, 3].
Amandel dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat menular melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, berbagai alat makan, atau menular melalui makanan yang konsumsi. Beberapa jenis makanan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada amandel[4, 5].
Berikut beberapa jenis makanan yang dapat memicu amandel:
Daftar isi
1. Makanan Berlemak
Makanan tinggi kandungan lemak seperti daging merah, produk susu berlemak, roti manis panggang, dan gorengan dapat menyebabkan iritasi pada amandel. Selain itu makanan tinggi lemak sulit untuk dicerna dan dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Iritasi pada amandel dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan pembengkakan amandel[3, 4].
2. Makanan Pedas
Mengkonsumsi makanan pedas yang mengandung saus pedas, bubuk cabe, lada, dan pala dapat memperburuk kondisi luka pada amandel. Makanan pedas juga menghasilkan panas yang memicu pertumbuhan batu tonsil melalui penumpukan mukus[4].
Bukan itu saja, bahan pedas yang disajikan bersama produk tomat yang asam seperti saus, dapat memperburuk kondisi amandel yang telah mengalami peradangan dengan menginduksi batuk. Batuk yang terjadi bersamaan dengan amandel dapat menimbulkan rasa sakit yang ekstrim[3].
3. Jeruk dan Makanan Asam
Makanan dengan kandungan asam perlu dihindari karena dapat mengiritasi dinding dalam tenggorokan dan memperburuk peradangan amandel. Makanan yang mengandung asam meliputi tomat, jeruk, jeruk bali, jeruk nipis, dan lemon[3, 4].
4. Gula, Kafein, dan Alkohol
Makanan dan minuman yang mengandung gula, kafein, dan alkohol berperan dalam meningkatkan produksi mukus dan memperparah peradangan pada amandel. Konsumsi makanan tinggi gula bersamaan dengan alkohol berlebih akan mengurangi produksi saliva, menyebabkan keringnya mulut dan tenggorokan[2].
Bagian tenggorokan yang mengering dapat menjadi tempat berkembang yang baik bagi bakteri penyebab amandel dan dapat menjadi tempat pembentukan batu amandel. Minuman berkarbonasi juga berisiko menimbulkan dampak yang sama, sehingga dianjurkan untuk dihindari[1].
5. Kuning Telur
Meskipun konsumsi telur rebus dapat membantu meringankan radang tenggorokan, kuning telur termasuk pemicu utama produksi mukus, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebaiknya konsumsi kuning telur dibatasi hingga 2-3 butir dalam 1 minggu, atau dihindari sepenuhnya ketika dalam kasus amandel atau batu amandel[5].
6. Produk Susu atau Susu Tinggi Lemak
Produk susu yang tinggi lemak dapat meningkatkan produksi mukus, yang mana termasuk faktor kausatif batu amandel. Protein kasein di dalam susu termasuk penyebab utama. Kasein berlebihan juga membantu memperkeras kumpulan bakteri, mukus, partikel makanan, dan sel-sel mati di tenggorokan yang membentuk batu amandel[3].
7. Makanan Bersekam
Makanan seperti popcorn, biji wijen, dan bayam dapat menyebabkan tertinggalnya potongan kecil di dalam tenggorokan yang kemudian menetap pada amandel atau pada ruang kosong di sekitar amandel. Partikel makanan ini dapat berakumulasi seiring waktu, memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi[3].
8. Makanan Bertekstur Keras
Makanan dengan tekstur keras seperti sayuran mentah, granola, biskuit dan kraker keras dapat menyebabkan luka dan iritasi pada amandel, mengarah pada peningkatan risiko infeksi dan peradangan amandel. Makanan bertekstur keras hendaknya dikunyah hingga benar-benar halus sebelum ditelan agar tidak mengakibatkan luka pada amandel[4].
Penderita amandel sebaiknya menghindari makanan bertekstur keras dan memilih mengkonsumsi makanan dengan tekstur lembut dan halus, seperti kentang tumbuk, pasta rebus, dan sup. Selain itu, untuk mencegah iritasi pada amandel sebaiknya memilih mengkonsumsi makanan dan minuman pada suhu ruang. Konsumsi makanan dan minuman panas berisiko lebih tinggi menyebabkan iritasi amandel[4].
9. Acar
Acar mengandung cuka dan garam dalam jumlah tinggi, yang mana dapat menyebabkan peradangan pada amandel. Acar juga dapat menyebabkan refluks asam lambung yang mana dapat menjadi efek samping kedua dari mengkonsumsi acar selama radang amandel[3].
10. Tembakau
Paparan asap rokok tembakau, bahkan perokok pasif (orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok), sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Asap rokok dapat menyebabkan iritasi serius pada tenggorokan, meningkatkan risiko radang amandel dan memperburuk kondisi peradangan yang sudah dialami[3].
11. Makanan Awetan
Penambahan pengawet berfungsi untuk membuat makanan lebih tahan lama. Namun zat pengawet sebenarnya berbahaya untuk tenggorokan dan kesehatan tubuh secara umum. Usahakan untuk menghindari konsumsi makanan berpengawet dan mengutamakan makanan segar[3].