Obat

Methadone: Manfaat – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Methadone seringkali digunakan untuk mencegah pasien dengan gejala putus obat khususnya terhadap penghentian penggunaan heroin atau obat-obatan narkotika lainnya, seperti psikotropika dan zat adiktif yang berbahaya (NAPZA). [1, 2, 3, 4, 5]

Selain itu, obat ini dapat diberikan juga kepada pasien yang sedang menjalani masa rehabilitasi akibat penyalahgunaan NAPZA, untuk meredakan rasa sakit atau nyeri akibat cedera atau pascaoperasi (kanker misalnya) serta untuk mengobati batuk yang tidak bisa diatasi kerena berhubungan dengan kanker paru-paru. [2, 3, 4]

Apa itu Methadone?

Methadone merupakan salah satu jenis obat analgesik opioid (analgesia), yaitu golongan obat pereda nyeri yang bahkan membuat pasien tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Obat ini secara umum memiliki aksi yang secara kualitatif mirip dengan obat-obatan morfin. [3, 4]

Dan beberapa data juga menunjukkan bahwa Methadone bertindak sebagai antagonis pada reseptor NMDA sehingga obat ini digunakan sebagai hidroklorida untuk mengobati rasa sakit (nyeri) atau obat terapi untuk pasien yang sedang menjalani masa rehabilitasi akibat penyalahgunaan NAPZA atau ketergantungan opioid. [2, 3, 4, 5]

Penjelasan terkait, perhatikan tabel berikut ini; [1]

Indikasi Obat analgesia (opoid) dan batuk yang tidak bisa disembuhkan karena kanker paru-paru
Kategori Obat Keras
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Analgesik opioid
Bentuk Tablet bubuk dan ciaran injeksi
Kontraindikasi → Pasein dengan gangguan depresi pernapasan akut.
→ Pasien dengan gangguan asma bronkial akut.
→ Pasien alkoholisme akut.
→ Pasien yang memiliki risiko ileus paralitik.
→ Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial atau cedera kepala.
PeringatanPasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Methadone:
→ Dosis obat ini harus diberikan secara individual.
→ Diberikan pada interval QT yang berkepanjangan.
→ Pasien dengan penyakit kardiovaskular.
→ Pasien dengan gangguan hati dan kelainan elektrolit.
→ Penggunaan obat pemanjangan QT secara bersamaan.
→ Pasien dengan penyakit pernapasan.
→ Lansia.
→ Obat ini dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin.
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui IM/IV/Parenteral/PO/SC:
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

Manfaat Methadone

Methadone dimanfaatkan untuk mengobati beberapa kondisi berikut ini; [1, 2, 3, 4, 5]

  • Digunakan untuk mencegah pasien dengan gejala putus obat khususnya erhadap penghentian penggunaan heroin atau obat-obatan NAPZA.
  • Diberikan kepada pasien yang sedang menjalani masa rehabilitasi akibat penyalahgunaan NAPZA.
  • Untuk mengobati rasa sakit atau nyeri akibat cedera atau pascaoperasi kanker.
  • Untuk mengatasi batuk yang tidak bisa diatasi kerena kanker paru-paru.

Dosis Methadone

Methadone diresepkan kepada pasien dewasa dan anak-anak melalui pemberian injeksi IM, intravnea (IV), parenteral/oral/diminum dan suntikan subkutan (SC). [1, 3]

Dosis yang diberikan bersifat individual sehingga harap mengikuti petunjuk dokter perihal penggunaan obat ini dengan baik. Obat boleh dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. [1]

Dosis Dewasa

Analgesia

Oral/Diminum

→ Awalnya 2,5-10 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
→ Penentuan kadar dosis secara perlahan harus sesuai respons.
→ Dosis serupa dapat juga diberikan melalui injeksi IM atau SC.
→ Dosis tidak lebih dari dua kali sehari untuk penggunaan jangka panjang.
Batuk yang tidak bisa diatasi terkait kanker paru-paru

Oral/Diminum

→ 1-2 mg setiap 4-6 jam.
→ Kurangi hingga 12 jam selama penggunaan jangka panjang.

Dosis Anak-anak

Analgesia

Oral/Diminum

→ 0,7 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan
→ Dosis maksimum 10 mg/dosis.
→ Dosis harus dititrasi secara hati-hati sesuai dengan kebutuhan individu.
Neonatal

Oral/Diminum

→ 100 mcg / kg meningkat sebesar 50 mcg / kg setiap 6 jam sampai gejalanya terkontrol.
→ Dosis harian harus diberikan dalam 2 dosis terbagi selama penggunaan jangka panjang.

Efek Samping Methadone

Efek samping yang ditimbulkan oleh Methadone bisa bermacam-macam. Beberapa pasien mungkin saja tidak mengalami efek samping berikut, namun beberapa pasien mungkin akan mengalami efek samping berikut secara ringan hingga berat. Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila beberapa efek samping berikut ini terjadi dan mengganggu Anda: [2, 3, 4, 5]

Insiden tidak diketahui:

  • BAB hitam atau kering.
  • Gusi berdarah.
  • Terdapat darah dalam urin atau feses.
  • Penglihatan kabur.
  • Perubahan kemampuan untuk melihat warna terutama biru atau kuning.
  • Perubahan warna kulit.
  • Mengalami ketidaknyamanan atau nyeri dada.
  • Mengalami kebingungan.
  • Kejang.
  • Batuk berdahak.
  • Penurunan output urin.
  • Kesulitan bernapas.
  • Sulit menelan makanan.
  • Urat leher melebar.
  • Pusing.
  • Pusing atau pinsan ketika bangun tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk.
  • Mulut kering.
  • Mengalami kelelahan yang ekstrim.
  • Sakit kepala.
  • gatal-gatal dan ruam kulit.
  • Peningkatan berkeringat.
  • Rasa haus meningkat.
  • Kehilangan selera makan.
  • Nyeri otot atau kram.
  • Mual atau muntah.
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki dan bibir.
  • Berkeringat.
  • Timbul pembengkakan pada wajah, jari, kaki, atau kaki bagian bawah.
  • Sulit tidur.
  • Mengalami pendarahan atau memar yang tidak biasa.
  • Merasakan kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.
  • Pertambahan berat badan.

Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut: [3]

Insiden tidak diketahui:

  • Perubahan priode menstruasi atau tidak teratur.
  • Mengalami kegelisahan.
  • Penglihatan kabur.
  • Sembelit.
  • Penurunan libido.
  • Ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi.
  • Sifat lekas marah.
  • Kegelisahan.

Info Efek Samping Tenaga Medis: [3]

  • Sistem saraf
    • Umum (1% hingga 10%): Sedasi dan kantuk.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Sakit kepala, kejang, kebingungan, disorientasi dan sakit kepala ringan.
  • Kardiovaskular
    • Umum (1% hingga 10%): Edema.
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Sinkop, pembilasan, hipotensi.
    • Jarang (kurang dari 0,1%): Bradikardia, jantung berdebar, perpanjangan interval QT, Torsades de pointes (TdP).
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Aritmia, irama bigeminal, kardiomiopati, kelainan EKG, ekstrasistol, gagal jantung, flebitis, perpanjangan interval QT, sinkop, inversi gelombang-T, takikardia dan fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel.
  • Saluran pencernaan
    • Sangat umum (10% atau lebih): Mual, muntah.
    • Umum (1% hingga 10%): Sembelit.
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Mulut kering, glositis.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Nyeri perut, anoreksia dan spasme saluran empedu.
  • Lain
    • Umum (1% hingga 10%): Vertigo dan kelelahan.
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Asthenia, hypothermia.
  • Hipersensitif
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Anaphylaxis.
    • Anafilaksis telah dilaporkan mengandung bahan-bahan yang terkandung dalam produk metadon.
  • Psikiatrik
    • Umum (1% hingga 10%): Euforia, halusinasi.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Agitasi, disforia, insomnia dan perubahan suasana hati.
  • Kelenjar endokrin
    • Frekuensi yang tidak dilaporkan: Hipogonadisme, penurunan testosteron serum, penurunan libido dan/atau potensi, penurunan volume ejakulasi, berkurangnya cairan mani dan sekresi prostat, penurunan motilitas sperma, kelainan pada morfologi sperma, ginekomastia, insufisiensi adrenal dan peningkatan konsentrasi prolaktin.
  • Genitourinari
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Retensi urin.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Kencing ragu-ragu dan kejang ureter.
  • Pernafasan
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Edema paru, eksaserbasi asma dan hidung kering, depresi pernapasan.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Edema paru.
  • Ginjal
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Efek antidiuretik.
  • Hematologi
    • Trombositopenia reversibel telah dideskripsikan pada pecandu opioid dengan hepatitis kronis.
  • Umum
    • Reaksi merugikan utama dari obat ini adalah depresi pernapasan; pada tingkat yang lebih rendah, hipotensi sistemik, henti napas, syok, henti jantung, dan kematian telah terjadi. Efek samping yang paling umum diamati adalah sakit kepala ringan, pusing, sedasi, mual, muntah, dan berkeringat.
  • Metabolik
    • Umum (1% hingga 10%): Berat badan bertambah.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Hipokalemia dan hipomagnesemia.
  • Mata
    • Umum (1% hingga 10%): Miosis, mata kering.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Gangguan visual.
  • Dermatologis
    • Berkeringat sering berlanjut selama pemberian kronis.
    • Umum (1% hingga 10%): Ruam sementara, berkeringat.
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Pruritus, urtikaria dan ruam kulit lainnya.
    • Jarang (kurang dari 0,1%): urtikaria Hemoragik.
  • Hati
    • Tidak umum (0,1% hingga 1%): Diskinesia saluran empedu.
  • Lokal
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Reaksi jaringan lokal (nyeri, eritema, pembengkakan) terutama dengan infus subkutan yang terus menerus.

Detail tentang Methadone

Berikut ini adalah uraian detail tentang Methadone.  Pokok-pokok uraian seperti tampak pada tabel: [1, 4]

Penyimpanan → Simpan pada suhu ruangan
→ jangan simpan di freezer.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Cara Kerja Deskripsi: Methadone adalah obat opioid sintetis yang berikatan dengan reseptor opiat di SSP. Obat ini bekerja dengan mengurangi persepsi dan respons terhadap rasa sakit. Methadone digunakan terutama sebagai analgesik untuk pengobatan kecanduan opioid.
Onset: Oral: 0,5-1 jam untuk efek analgesik. Parenteral: 10-20 menit.
Durasi: Oral: 6-8 jam, tetapi meningkat menjadi 22-48 jam dengan dosis berulang.

⇔ Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap dengan cepat dari saluran pencernaan.
Distribusi: Didistribusikan secara luas, 60-90% protein terikat. Melintasi plasenta dan didistribusikan dalam susu.
Metabolisme: Metabolisme hati menjadi metabolit tidak aktif.
Ekskresi: Dieliminasi dalam feses dan urin sebagai metabolit dan obat yang tidak berubah. Waktu paruh eliminasi bervariasi antar individu
Interaksi dengan obat lain → Gejala putus obat dapat dialami dengan nalokson, naltrexone, pentazocine, nalbuphine, butorphanol, dan buprenorphine.
→ Peningkatan pembersihan dan kemungkinan kemanjuran yang berkurang dengan beberapa ARV seperti abacavir, amprenavir, efavirenz, nelfinavir, nevirapine, ritonavir, lopinavir, rifampisin, fenitoin, fenobarbital dan carbamazepine.
→ Penurunan pembersihan dan kemungkinan peningkatan toksisitas dengan inhibitor CYP3A4 mis, Ketoconazole, voriconazole, sertraline dan fluvoxamine.
→ Peningkatan kemungkinan toksisitas jantung dengan obat memperpanjang QT lainnya.
→ Peningkatan depresi SSP dengan alkohol, opioid lain atau depresan SSP.
→ Methadone dapat meningkatkan kadar desipramine, zidovudine dalam plasma.
Interaksi dengan makanan → Jus jeruk bali (pomelo/grapefruit) dapat meningkatkan ketersediaan hayati Methadone oral.
→ St John’s wort dapat menurunkan kadar plasma methadone.
Overdosis ⇔ Gejala: Pernafasan dan depresi kardiovaskluar dapat terjadi.

⇔ Cara Mengatasi:
→ Berikan oksigen, cairan intravena, vasopresor dan tindakan pendukung lainny pada pasien yang tidak memiliki ketergantungan opioid, antagonis opioid. Namun karena dapat memicu sindrom penarikan akut, maka harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki kondisi ketergantungan opioid.

Seputar Pertanyaan tentang Methadone

Apa yang perlu saya ceritakan kepada dokter sebelum menggunakan Methadone?

Katakanlah kepada dokter bila Anda memiliki kondisi seperti asma bronkial akut atau penyakit pernapasan lainnya, gangguan hati, sedang hamil, menyusui ataupun sedang berencana untuk hamil. [1,3]

Bagaimana seharusnya saya mengonsumsi Methadone?

Obat biasanya akan diberikan oleh dokter melalui pemberian oral, suntikan ke intravena (IV) atau melalui intramuskular dan subkutan. Jangan pernah menggantikan sendok takaran dengan sendok apapun dan menggunakan tablet atau cairan Methadone untuk membuat campuran sebagai obat suntik ke dalam pembuluh darah Anda. Praktik ini seringkali menimbulkan korban. [3]

Bagaimana caranya kalau saya kehilangan satu dosis obat ini?

Jika Anda menggunakan Methadone untuk meredakan nyeri atau rasa sakit maka minumlah dosis yang terlewat saat itu juga dan gunakan dosis berikutnya 8 hingga 12 jam kemudian. Namun jika Anda menggunakan obat ini untuk mengatasi kecanduan narkoba, maka konsumsilah dosis yang terlewat pada hari berikutnya di waktu reguler. Bila Anda melewatkan dosis selama lebih dari 3 hari berturut-turut maka segara hubungi dokter untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya. Dokter mungkin akan menjadwalkan ulang penggunaan dosis reguler Anda. [3]

Apa yang perlu saya hindari ketika selama menggunakan Methadone?

Hindari minum minuman beralkohol karena dapat mempotensiasi efek samping obat. Hindari pula mengemudi atau melakukan aktivitas yang menguras fokus dan konsentrasi Anda karena obat ini mudah memengaruhi konsentrasi dan reaksi Anda. [3]

Contoh Obat Methadone (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Methadone; [3,4]

Brand Merek Dagang
Dolophine
Methadose Sugar-Free
Methadose
Diskets
Westadone

1. Anonim. Methadone. MIMS Indonesia; 2020.
2. Anonim. Methadone. US Departemn of Health & Human Services; 2020.
3. Direview oleh Sanjai Sinha, MD. Methadone. Drugs; 2020.
4. Anonim. Methadone. Drugbank; 2020.
5. Anonim. Methadone. Webmd; 2020.

Share