Obat

Metronidazole: Manfaat – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Metronidazole digunakan untuk mengobati berbagai gejala karena infeksi bakteri, misalnya infeksi bakteri pada vagina, hati, kulit, sendi, otak, jantung, saluran pernapasan, hingga penyakit maag yang disebabkan oleh bakteri helicobacter pylori (H. pylori) [2, 4]

Apa itu Metronidazole?

Metronidazole adalah sebuah golongan obat antibiotik nitroimidazole. Obat ini bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri dan parasit tertentu dalam tubuh, sehingga digunakan untuk mencegah berbagai macam infeksi karena bakteri. [1, 3]

Penjelasan terkait, perhatikan tabel berikut ini:

Indikasi → Obat untuk mengobati infeksi akibat bakteri atau parasit di sistem reproduksi, saluran pencernaan, kulit, jantung, tulang, sendi, paru-paru, darah, otak, penyakit maag dan berbagai infeksi bakteri di daerah tubuh lainnya.
→ Obat untuk mencegah vaginosis bakterialis pada wanita.
Kategori Obat resep
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Antiamoebik. Antibiotik
Bentuk Tablet, kaplet, sirup, ovula, infus, topikal dan suppositoria.
Kontraindikasi → Hipersensitif terhadap Metronidazole dan nitroimidazole lainnya.
→ Penggunaan bersamaan dengan disulfiram dalam 14 hari terakhir.
→ Pemberian bersama dengan alkohol atau produk yang mengandung propilen glikol selama atau 3 hari setelah penghentian terapi.
→ Kehamilan trimester pertama dalam pengobatan trikomoniasis.
PeringatanPasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Metronidazole:
→ Pasien dengan atau riwayat kejang, diskrasia darah, seperti agranulositosis, leukopenia dan neutropenia
→Pasien dengan gangguan sindrom Cockayne.
→ Pasien dengan gangguan ginjal berat dan hati.
→ Ibu hamil dan menyusui.
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui PO /Vag/IV (Diminum /melalui vagina/infus/ injeksi):
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil.

Manfaat Metronidazole

Metronidazole dimanfaatkan untuk mengobati berbagai infeksi karena bakteri atau parasit dalam tubuh, misalnya pada: [2, 4]

  • Sistem reproduksi.
  • Saluran pencernaan.
  • Kulit.
  • Jantung.
  • Tulang.
  • Sendi.
  • Paru-paru.
  • Darah.
  • Sistem saraf.
  • Vaginosis bakterialis, yakni kondisi yang disebabkan karena terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina.

Namun demikian, Metronidazole tidak bermanfaat untuk mengobati gejala-gejala yang diakibatkan oleh infeksi virus seperti flu, bersin ataupun pilek. Menggunakan antibiotik saat tidak diperlukan dapat mengakibatkan infeksi bakter yang resisten terhadap pengobatan antibiotik di kemudian hari. [4]

Dosis Metronidazole

Metronidazole diresepkan kepada pasien dewasa dan anak-anak melalui pemberian oral/diminum, infus ke intravena (IV), oles/topikal dan suppositoria. Dosis yang diberikan bersifat individual sehingga harap ikuti petunjuk dokter dengan saksama perihal penggunaannya [2, 3, 4]

Dosis Metronidazole adalah sebagai berikut: [1]

Dosis Dewasa

Profilaksis terhadap infeksi bakteri anaerobik pasca operasi

Parenteral/Injeksi IV
→ Berikan 1.000-1.500 mg melalui intravena sekali sehari selama 30-60 menit sebelum operasi.
→ Atau bisa juga 500 mg sebelum, selama atau setelah operasi kemudian 500 mg 8 jam selama 24 jam.

Oral/Diminum
→ Berikan 400 mg setiap 8 jam dalam 24 jam sebelum operasi
→ Diikuti dengan suntukan ke intravena atau melalui rektal (dubur) pasca operasi sampai terapi oral dimungkinkan.
→ Dosis maksimum: 4.000 mg setiap hari.

Rektal/Dubur/Suppositoria
→ Sebagai persediaan: 1 g 2 jam sebelum operasi
→ Kemudian diulangi tiap 8 jam sampai dosis oral dimungkinkan untuk dapat menyelesaikan perawatan selama 7 hari.
Infeksi bakteri anaerobik

Parenteral/Injeksi IV
→ Berikan 1.000-1.500 mg sekali sehari sebagai dosis tunggal.
→ Atau, 500 mg 8 jam setiap jam melalui infus dengan laju 5 mL / menit selama 20-60 menit biasanya selama sekitar 7 hari.
→ Dosis maksimum: 4.000 mg setiap hari.
→ Kemudian gantikan ke terapi oral sesegera mungkin.

Oral/Diminum
→ Awalnya, 800 mg diikuti 400 mg 8 setiap jam biasanya selama sekitar 7 hari.
Infeksi gigi Oral akut

Oral/Diminum
→ 200 mg diminum tiga kali sehari selama 3-7 hari.
Pencegahan bakteri H. pylori terkait dengan penyakit tukak lambung/maag

Oral/Diminum
→ Dalam kombinasi dengan obat antibakteri lain dan PPI: 400 mg dua kali sehari selama 7-14 hari.
→ Dalam kombinasi dengan obat Omeprazole dan Amoksisilin: 400 mg tiga kali sehari.
Infeksi Trikomoniasis

Oral/Diminum
→ 2.000 mg sebagai dosis tunggal atau 200 mg sehari selama 7 hari.
→ Atau, 400 mg diminum dua kali sehari selama 5-7 hari.

→ Perhatian, untuk pasangan (suami/istri) pasien juga harus dirawat.
Infeksi karena bisul atau luka

Oral/Diminum

→ 400 mg tiga kali sehari selama 7 hari.
Infeksi Giardiasis

Oral/Diminum

→ 2.000 mg sekali sehari selama 3 hari
→ Atau 400 mg tiga kali sehari selama 5 hari
→ Atau 500 mg dua kali sehari selama 7-10 hari.
→ Atau 15-40 mg / kg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi.
Amoebiasis

Oral/Diminum

→ Untuk infeksi usus; 800 mg diminum tiga kali sehari dalam 5 hari
→ Untuk infeksi ekstra-usus; 400-800 mg selama 5-10 hari.
→ Atau, 35-50 mg / kg setiap hari dalam 3 dosis terbagi selama 5-10 hari. → Dosis maksimum: 2.400 mg setiap hari.
Nekrosis gingivitis ulseratif akut

Oral/Diminum
→ 200 mg tiga kali sehari selama 3 hari.
Bakteri Vaginosis

Oral/Diminum
→ 400 mg diminum dua kali sehari selama 5-7 hari.
→ Atau, 2.000 mg sebagai dosis tunggal.

Suppositoria/Melalui vagina
→ Berikan sekitar 5 gram (0,75%) gel yang mengandung 37,5 mg secara intravaginal satu kali sehari pada waktu tidur dan dapat digunakan sampai 5 hari.
Infeksi anaerob

Rektal/Dubur

→ Sebagai persediaan: 1 g setiap 8 jam selama 3 hari
→ Kemudian kurangi menjadi setiap 12 jam selama lebih dari 3 hari.
→ Selanjutnya gantikan dengan terapi oral sesegera mungkin.
Rosacea

Oles/Topikal /Cutaneus
→ Sebagai 0,75% gel/krim/lotion:
→ Oleskan secara tipis ke daerah yang terkena dua kali sehari.
→ Periode pengobatan rata-rata: 3-4 bulan namun dapat dilanjutkan untuk 3-4 bulan berikutnya tergantung pada tingkat keparahan infeksi

Dosis Anak-anak

Profilaksis terhadap infeksi bakteri anaerobik pasca operasi

Parenteral/Injeksi IV
⇔ Anak: <12 tahun:
→ Berikan 20-30 mg / kg sebagai dosis tunggal selama 1-2 jam sebelum operasi.

Oral/Diminum
⇔ Bayi yang baru lahir <40 minggu;
→ Berikan 10 mg / kg sebagai dosis tunggal sebelum operasi.
→ Anak-anak <12 tahun
→ Berikan 20-30 mg / kg sebagai dosis tunggal diberikan 1-2 jam sebelum operasi.

Rektal/Dubur/Suppositoria
⇔ Anak: 5-10 tahun
→ 500 mg sebagaisuppositoria selama 2 jam sebelum operasi,
→ Dosis dapat diulang selama 8 jam selama 3 hari
→ Lalu 12 jam hingga pengobatan oral dimungkinkan

⇔ Anak-anak > 10 tahun: Sama dengan dosis dewasa.
Infeksi bakteri anaerobik

Parenteral/Injeksi IV
⇔ Bayi 8 minggu;
→ 15 mg / kg sekali sehari atau dibagi menjadi 7,5 mg / kg 12 jam.
⇔ Bayi > 8 minggu hingga anak-anak 12 tahun;
→ 20-30 mg / kg sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5 mg / kg setiap 8 jam.
→ Durasi pengobatan: Biasanya, 7 hari.
→ Dosis harian dapat ditingkatkan menjadi 40 mg / kg sesuai tingkat keparahan infeksi.

Oral/Diminum
⇔ Bayi <8 minggu:
→ 15 mg / kg sekali sehari atau dibagi menjadi 7,5 mg / kg setiap 12 jam.
⇔ Bayi > 8 minggu hingga anak-anak umur 12 tahun:
→ 20-30 mg / kg sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5 mg / kg setiap 8 jam selama 7 hari.
→ Dosis harian dapat ditingkatkan menjadi 40 mg / kg berdasarkan tingkat keparahan infeksi.
Pencegahan bakteri H. pylori terkait dengan penyakit tukak lambung/maag

Oral/Diminum
→ Dalam kombinasi dengan obat antibakteri lain dan PPI: 20 mg / kg setiap hari dalam dosis terbagi selama 7-14 hari.
→ Dosis maksimum 500 mg dua kali sehari.
Infeksi Trikomoniasis

Oral/Diminum
→ 40 mg / kg sebagai dosis tunggal atau 15-30 mg / kg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi.
→ Dosis maksimum: 2.000 mg / dosis.
Infeksi Giardiasis

Oral/Diminum

⇔ Umur 1-3 tahun:
→ 50 mg sekali sehari selama 3 hari.
⇔ Umur > 3-7 tahun:
→ 600-800 mg sekali sehari selama 3 hari
⇔ Umur > 7-10 tahun:
→ 1.000 mg sekali sehari selama 3 hari.
⇔ Umur > 10 tahun:
→ Sama dengan dosis dewasa.
→ Atau, 15-40 mg / kg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi.
Amoebiasis

Oral/Diminum

⇔ Umur 1-3 tahun:
→ Untuk sakit usus 200 mg diberikan selama 5 hari
100-200 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari.
⇔ Umur 3-7 tahun:
→ Untuk ekstra usus, 200 mg 4 kali sehari selama 5 hari
100-200 mg 4 kali sehari selama 5-10 hari.
⇔ Umur 7-10 tahun:
→ Untuk ekstra intestinal, 400 mg diminum tiga kali sehari selama 5 hari
→ 400-800 tiga kali sehari selama 5-10 hari.
→ Atau, 35-50 mg / kg setiap hari dalam 3 dosis terbagi selama 5-10 hari.
→ Dosis maksimum: 2.400 mg setiap hari.
Nekrosis gingivitis ulseratif akut

Oral/Diminum
⇔ Umur 1-3 tahun:
→ 50 mg, tiga kali sehari selama 3 hari.
⇔ Umur > 3-7 tahun:
→ 100 mg dua kali sehari selama 3 hari
⇔ Umur > 7-10 tahun:
→ 100 mg tiga kali sehari selama 3 hari.
⇔ Umur > 10 tahun: Sama dengan dosis dewasa.
Infeksi anaerob

Rektal/Dubur

⇔ Umur <1 tahun: 125 mg;
⇔ Umur1-5 tahun: 250 mg
⇔ Umur > 5-10 tahun: 500 mg.

Semua dosis diberikan setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian 12 jam sampai dosis melalui oral/diminum memungkinkan.

⇔ Umur > 10 tahun Sama dengan dosis dewasa.

Efek Samping Metronidazole

Efek samping yang ditimbulkan oleh Metronidazole bisa bermacam-macam. Beberapa pasien mungkin saja tidak mengalami efek samping berikut, namun beberapa pasien mungkin akan mengalami efek samping berikut secara ringan hingga berat. Segera hubungi dokter atau ke klinik terdekat bila beberapa efek samping berikut ini terjadi dan mengganggu Anda: [2, 4]

Umumnya dilaporkan:

  • Agitasi
  • Sakit punggung
  • Kebutaan
  • Penglihatan kabur
  • Merasa terbakar, mati rasa, kesemutan atau nyeri di tangan atau kaki
  • Perubahan pola bicara
  • Merasa kebingungan
  • Penurunan penglihatan
  • Depresi
  • Pusing
  • Kantuk
  • Sakit mata
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Memiliki sifat lekas marah
  • Bicara cadel
  • Leher atau punggung terasa kaku

Kurang atau jarang dilaporkan:

  • BAB Hitam atau kering
  • Terdapat darah dalam urin
  • Panas dingin
  • Kesulitan bernafas
  • Telinga tersumbat
  • Ingin sering buang air kecil tetapi menyakitkan
  • Kehilangan suara
  • Hidung tersumbat
  • Tandai bintik-bintik merah pada kulit
  • Pilek
  • Ruam kulit, gatal-gatal disertai kemerahan
  • Bersin
  • Sakit perut dan punggung
  • Mengalami pendarahan atau memar yang tidak biasa
  • Iritasi disertai kekeringan pada vagina
  • Mengalami keputihan yang tidak ada sebelum minum obat

Efek samping langka;

  • Gusi berdarah
  • Kembung
  • Nyeri dada
  • Sembelit
  • Batuk
  • Urin berwarna gelap
  • Detak jantung cepat
  • Gangguan pencernaan
  • Kehilangan selera makan
  • Buang air kecil sakit
  • Rasa sakit di perut, samping atau perut dan mungkin menjalar ke belakang
  • Sakit tenggorokan
  • Luka, bisul, atau bintik-bintik putih di bibir atau di mulut
  • Mata atau kulit menguning

Insiden tidak diketahui:

  • Kulit melepuh, mengelupas atau mengendur
  • Urin berdarah atau berkeruh
  • Merasa seperti terbakar saat buang air kecil
  • Diare berkelanjutan
  • Sakit perut yang berlanjut
  • Diare
  • Peningkatan volume urin pucat dan encer
  • Nyeri sendi atau otot
  • Kehilangan kontrol pada kandung kemih
  • Kemerahan pada wajah, leher, lengan dan kadang-kadang di dada bagian atas
  • Kemerahan pada kulit

Selain itu, terdapat pula gejala-gejala lain yang tidak perlu tanganan medis atau dokter, hal ini kemungkinan karena hanya sekedar reaksi penyesuaian tubuh terhadap obat yang sedang dikonsumsi sehingga lambat-laun akan hilang dengan sendirinya. Namun demikian, hubungi dokter atau pergi ke klinik terdekat bila gejala berikut ini terus berlanjut: [2]

Umumnya dilaporkan:

Langka:

  • Perubahan pada indra perasa
  • Mulut kering
  • Rasa sakit atau nyeri di sekitar mata dan tulang pipi
  • Mengalami masalah pada saat menelan makanan
  • Perubahan suara

Insiden tidak diketahui:

  • Berkurangnya minat dalam hubungan seksual
  • Ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi
  • Sakit pada saat berhubungan intim

Info Efek Samping Tenaga Medis; [2]

  • Umum
    • Efek samping paling serius yang dilaporkan adalah kejang kejang, ensefalopati, meningitis aseptik, neuropati optik, dan neuropati perifer (ditandai dengan mati rasa/paresthesia pada ekstremitas).
  • Sistem saraf
    • Sangat umum (10% atau lebih): Sakit kepala (hingga 18%).
    • Umum (1% hingga 10%): Dysgeusia/penyimpangan rasa (seperti rasa logam, rasa logam tidak enak tajam, rasa minuman beralkohol dimodifikasi) dan pusing.
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Ensefalopati (seperti kebingungan, demam, sakit kepala, halusinasi, kelumpuhan, sensitivitas cahaya, gangguan penglihatan dan pergerakan, leher kaku), meningitis aseptik, kejang, somnolen, neuropati perifer dan ataksia.
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Sindrom serebelar subakut (seperti ataksia, disartria, gangguan gaya berjalan, nistagmus, tremor), kantuk, kejang-kejang dan inkoordinasi
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Disartria, hypoesthesia, paresthesia, neuropati sensoris perifer, kejang transient epileptiform, gangguan pendengaran/gangguan pendengaran (termasuk sensorineural), tinnitus, gangguan rasa/rasa tidak enak di mulut, nystagmus, kejang kejang, mati rasa, sinkronisasi dan lumpuh
  • Saluran pencernaan
    • Sangat umum (10% atau lebih): Mual (hingga 10%)
    • Umum (1% hingga 10%): Nyeri perut, diare, mulut kering, stomatitis dan glositis
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Pankreatitis, nyeri perut bagian atas/epigastralgia dan muntah.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Konstipasi, perubahan warna lidah, mucositis oral, lidah berbulu / berbulu, gangguan pencernaan (seperti nyeri epigastrium/distres), proktitis, pertumbuhan berlebih tiba-tiba Candida di mulut, kram perut, dispepsia dan kolitis pseudomembran
  • Genitourinari
    • Sangat umum (10% atau lebih): Vaginitis (hingga 15%)
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Chromaturia
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Urin berwarna gelap
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Kekeringan vagina, kekeringan vulva, disuria, kandidiasis vagina, dispareunia, poliuria, inkontinensia, sistitis, piuria dan proliferasi Candida di vagina
  • Lain
    • Umum (1% hingga 10%): Infeksi bakteri dan gejala mirip influenza
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Asthenia
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Peradangan mukosa, pireksia atau demam.
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Peronaan
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Malaise, edema wajah, edema perifer, nyeri dada, menggigil, pertumbuhan berlebih Candida, reaksi seperti disulfiram, kelemahan dan sensasi tekanan panggul
  • Pernafasan
    • Umum (1% hingga 10%): Infeksi saluran pernapasan atas, rinitis, sinusitis dan faringitis
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Dispnea, hidung tersumbat dan cegukan
  • Muskuloskeletal
    • Umum (1% hingga 10%): Mialgia
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Arthralgia
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Kejang otot, nyeri sendi sekilas dan leher kaku
  • Hematologi
    • Jarang (0,1% hingga 1%): Leukopenia
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Eosinofilia, aplasia sumsum tulang, depresi sumsum tulang dan diskrasia darah
  • Dermatologis
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Ruam kulit, erupsi pustular, pustulosis eksantematosa generalisata akut dan pruritus
    • Frekuensi yang tidak dilaporkan: Erupsi obat tetap, pembengkakan wajah, urtikaria, hiperhidrosis, eritema, reaksi obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS), ruam eritematosus, erupsi eritematosa ringan dan pustulosis
  • Hati
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Hepatitis kolestatik
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Peningkatan enzim hati (AST, ALT, alkaline phosphatase), hepatitis kolestatik / campuran, cedera hati hepatoseluler, penyakit kuning, gagal hati yang membutuhkan transplantasi hati dan tes fungsi hati abnormal
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Peningkatan enzim hati, hepatotoksisitas / gagal hati pada pasien dengan sindrom Cockayne, hepatitis yang diinduksi obat
  • Hipersensitif
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Anafilaksis, syok anafilaksis, reaksi Jarisch-Herxheimer
    • Frekuensi yang tidak dilaporkan: Reaksi seperti sakit serum, reaksi hipersensitivitas langsung / tertunda, reaksi anafilaksis dan hipersensitivitas
  • Psikiatrik
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Halusinasi
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Kebingungan / keadaan kebingungan dan gangguan psikotik
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Depresi, insomnia, suasana hati tertekan, penurunan libido, lekas marah, psikosis, disorientasi dan reaksi psikotik
  • Mata
    • Jarang (0,01% hingga 0,1%): Neuropati optik, diplopia dan miopia
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): Gangguan penglihatan (mis., Diplopia, miopia)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Neuropati optik / neuritis, pergerakan mata sakadadik, penglihatan kabur, penurunan ketajaman visual, penglihatan warna berubah dan sensitivitas cahaya
  • Kardiovaskular
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Perataan gelombang-T pada EKG, takikardia, palpitasi, interval QT yang diperpanjang pada EKG
  • Metabolik
  • Onkologi
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Kanker payudara, kanker usus besar, kanker pencernaan dan kanker ekstraintestinal tertentu
  • Lokal
    • Frekuensi tidak dilaporkan: Reaksi di tempat suntikan dan tromboflebitis

Detail tentang Metronidazole

Berikut ini adalah uraian detail tentang Metronidazole. Pokok-pokok uraian seperti tampak dalam tabel; [1,2,3]

Penyimpanan Tablet/ krim topikal /gel/ lotion:
→ Simpan antara 15-25° C.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Jenis injeksi IV:
→ Simpan antara 20-25° C.
→ Jangan simpan di freezer.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Jenis gel vagina:
→ Simpan antara 15-30° C.
→ Jangan simpan di freezer.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Jenis rektal:
→ Simpan di bawah 20° C.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Cara Kerja Deskripsi: Metronidazole berinteraksi dengan DNA mikroba untuk memecah untai dan struktur heliks yang mengarah ke penghambatan sintesis protein, degradasi, dan kematian sel.

⇔ Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap dengan cepat dan hampir sepenuhnya dari saluran pencernaan. Makanan menunda penyerapan. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: 1-2 jam (oral); 20 menit (IV); 5-12 jam (dubur); 8 jam (gel intravaginal). Ketersediaan hayati: 60-80% (dubur); 20-25% (vag pessaries); 56% (gel intravaginal).
Distribusi: Didistribusikan secara luas ke sebagian besar jaringan tubuh dan cairan. Melintasi penghalang darah-otak. Mudah melewati plasenta dan memasuki ASI dalam konsentrasi yang sama dengan konsentrasi serum bersamaan. Ikatan protein plasma: <20%.
Metabolisme: Terutama dimetabolisme di hati melalui hidroksilasi, oksidasi samping, dan glukuronidasi menjadi metabolit hidroksil aktif dan beberapa metabolit.
Ekskresi: Melalui urin (60-80% sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah; sekitar 20% dari total sebagai obat tidak berubah); faeces (6-15%). Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 8 jam.
Interaksi dengan obat lain → Menimbulkan keadaan seperti kebingungan atau psikosis akut dengan disulfiram.
→ Dapat mempotensiasi efek antikoagulan warfarin.
→ Dapat mempertahankan kadar litium serum meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
→ Konsentrasi serum menurun dengan fenobarbital atau fenitoin.
→ Dapat meningkatkan konsentrasi serum ciclosporin dan busulfan.
→ Dapat mengurangi pembersihan ginjal 5-fluorouracil.
Interaksi dengan makanan → Hindari alkohol karena dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan seperti mual, muntah, dan gangguan perut
→ Konsumsilah dengan atau tanpa makanan.
→ Namun untuk dosis (extended-release tab) bagaimanapun harus dikonsumsi tanpa makanan.
Overdosis ⇔ Gejala: Mual, muntah, ataksia, dan sedikit disorientasi.
⇔ Cara Mengatasi:
Berikan pengobatan simtomatik dan suportif.
Pengaruh pada hasil lab Dapat mengganggu AST, ALT, trigliserida, glukosa hexokinase dan pengujian LDH.

Seputar Pertanyaan tentang Metronidazole

Apa yang perlu saya ceritakan kepada dokter sebelum menggunakan Metronidazole?

Katakan kepada dokter bila Anda memiliki masalah seperti penyakit hati atau ginjal, penyakit sistem saraf, Sindrom Cockayne (kelainan genetik langka) dan penyakit perut atau usus seperti penyakit Crohn. [2]

Bagaimana seharusnya saya mengonsumsi Metronidazole?

Konsumsilah obat ini persis seperti pentunjuk yang diberikan oleh dokter kepada Anda. Bila Anda menerima Metronidazole dalam bentuk cairan, kocoklah terlebih dahulu sebelum mengonsumsi, namun ababila dalam bentuk tablet, harus diminum secara utuh atau tidak boleh dihancurkan atau dikunyah. Untuk dosis suppositoria, harus dikonsumsi pada saat perut dalam keadaan kosong atau setidaknya 1 jam sebelum makan. [1,2]

Apakah pasangan (suami) saya perlu mengonsumsi Metronidazole apabila saya menggunakan obat ini untuk mengobati infeksi vagina?

Iya, jika Anda menggunakan Metronidazole untuk mengobati infeksi vagina, pasangan Anda mungkin juga perlu mengonsumsinya supaya Anda tidak terinfeksi ulang. Namun, harus sesuai saran dokter. [1, 2]

Bagaimana caranya kalau saya kehilangan satu dosis obat ini?

Konsumsilah dosis yang terlewat saat itu juga. Dan bila setelah tiba pada jadwal dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat. Jangan menggunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat. [2]

Hal-hal apa saja yang perlu saya hindari ketika menggunakan Metronidazole

Hindari minum-minuman beralkohol setidaknya 3 hari setelah Anda mengonsumsi karena dapat menyebabkan efek samping. Ikuti petunjuk dokter perihal makanan atau obatan-obatan yang perlu Anda konsumsi dan hindari selama menggunakan Metronidazole. [2]

Contoh Obat Metronidazole (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Metronidazole; [2,3,4]

Brand Merek Dagang
Flagyl
Metrogel
Fladex
Fortagyl
Trichodazol
Farnat
Dazolin

1) Anonim. Diakses 2020. MIMS Indonesia. Metronidazole.
2) Kaci Durbin, MD. 2018. Drugs.com. Metronidazole.
3) Anonim. Diakses 2020. Drugbank. Metronidazole.
4) Anonim. Diakses 2020. Webmd. Metronidazole.

Share