Midriatik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Peradangan yang terjadi pada iris mata disebut dengan iritis. Iris merupakan bagian yang berwarna pada mata. Penyebabnya yaitu virus, bakteri, dan jamur[1].

Cedera pada mata dan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan peradangan. Penyakit iritis dapat dialami dengan memiliki penyakit autoimun, seperti penyakit radang usus atau radang sendi psoriatis[1].

Adapun tanda juga gejala yang dapat muncul, meliputi[1]:

  • Nyeri yang mungkin terasa jauh di mata atau di permukaan
  • Mata merah atau berair
  • Penglihatan kabur, atau masalah penglihatan
  • Sensitivitas terhadap cahaya

Fungsi Midriatik

Penyakit midriatik merupakan obat yang akan membuat pupil mata menjadi membesar atau terbuka. Penyakit ini cenderung membuat fokus mata mengendurkan ototnya, sehingga kaburnya pada penglihatan merupakan efek samping yang umum[2].

Midriatik topikal , selama pemeriksaan mata digunakan untuk memungkinkan visualisasi retina dan struktur lain yang berada jauh didalam mata[2].

Juga dapat digunakan dalam pengobatan peradangan mata seperti iritis dan cyclitis serta untuk mengurangi cycloplegia (kelumpuhan pada otot siliaris mata yang menyakitkan)[2].

Adapun fungsi juga kegunaan dari midriatik yaitu[3]:

Penyakit yang Diatasi dengan Midriatik

Terdapat beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan midriatik, meliputi[2]:

  • Mata Merah
  • Keracunan Organofosfat
  • Pelebaran Pupil
  • Refraksi, Penilaian
  • Uveitis

Membesarnya pembuluh darah kecil yang terdapat pada permukaan bagian putih mata, akan dapat membuat bagian putih mata tersebut menjadi merah muda atau kemerahan[8].

Keracunan Organofosfat terjadi dalam berbagai situasi dan dengan cara yang tidak disengaja atau bunuh diri[9].

Uveitis merupakan istilah untuk beberapa masalah dengan mata. Kesamaannya yaitu pembengkakan dan peradangan mata yang dapat membuat rusaknya jaringan mata. Hal tersebut akan membuat penglihatan menjadi memburuk atau bahkan kebutaan[10].

Cara Kerja Midriatik

Midriatik melalui obat tropicamide, bekerja dengan mengendurkan iris sphincter yang dipersarafi oleh sistem saraf parasimpatis. Obat lainnya seperti fenilefrin bekerja dengan membuat iris melebar melalui stimulasi adrenoreseptor alfa, yaitu bagian dari sistem saraf[2].

Melalui fenilefrin sebagai amina simpatomimetik, langsung memiliki efek terhadap reseptor α-adrenergik dan efek tidak langsungnya yaitu norepinefrin yang dilepaskan dari tempat penyimpanannya[4].

Vasokonstriksi arteri sistemik merupakan efek utamanya. Selain itu, pada arteriol konjungtiva dan mukosa hidung yang melebar, akan menghasilkan vasokonstriksi lokal[4].

Onset dari fenilefrin dengan segera melalui intravena selama kurang lebih 10-15 menit, melalui intramuskular/subkutan kisaran 15-20 menit, dan melalui oral yaitu kisaran 15 menit. Dengan durasi kira-kira 20 menit untuk intravena, 1-2 jam untuk intramuskular dan oral kurang lebih 4 jam[4].

Penyerapan obat ini dilakukan secara tidak menentu dan tidak lengkap. Obat ini mudah diserap secara oral dengan ketersediaan hayati kisaran 40% dan plasma puncak antara 0,75-2 jam. Berdistribusi dengan cepat ke jaringan perifer dengan penetrasi minimal ke otak[4].

Obat ini dimetabolisme di hati melalui konjugasi sulfat, deaminasi oksidatif dan glukuronidasi. Metabolisme jalur pertamanya dijalani di usus dan hati oleh monoamine oxidase. Pengeluaran utamanya melalui urin dengan paruh waktu kisaran 5 menit[4].

Contoh Obat Midriatik

Midriatik tersedia dalam bentuk larutan oftalmik. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Beberapa contoh midriatik dengan resep dokter termasuk[2]:

Phenylephrine merupakan agonis reseptor adrenergik alfa-1. Obat ini digunakan untuk meningkatkan tekanan arteri rata-rata dengan aktivitas beta-adrenergik atau tidak sama sekali[11].

Homatropine merupakan obat yang digunakan untuk melebarkan pupil dan menyebabkan sikloplegia. Obat ini bertindak secara diagnostik atau terapeutikkecuali tindakan jangka panjangnya[12].

Atropin digunakan secara independen dalam efek anti-salivasi. Yang paling sering yaitu keracunan antikolinergik atau antimuskarinik. Secara tidak resmi digunakan untuk penggunaan rutin pada saluran udara terkontrol. Untuk meminimalkan sekresi pada pasien yang diintubasi, juga dapat digunakan di luar label[13].

Tropicamide merupakan antagonis muskarinik sintetis. Tidakan obat ini sama dengan atropin dan dengan sifat antikolinergik. Setelah diberikan obat ini akan membuat reseptor muskarinik di otot sfingter dan siliaris di mata akan terikat dan terblokir. Hal tersebut akan menghambat respons dari stimulasi kolinergik, akan menghasilkan kelumpuhan otot siliaris dan pelebaran pupil. Obat ini digunakan untuk sikloplegia jangka pendek dan menghasilkan mydriasis[14].

Efek Samping Midriatik

Midriatik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari midriatik termasuk[5,6,7]:

  • Menyengat dan terbakar setelah menggunakan obat tetes mata
  • Mulut kering, rasa haus meningkat
  • Meningkatkan kepekaan mata terhadap cahaya
  • Penglihatan kabur
  • Iritasi mata ringan atau kemerahan
  • Kelopak mata bengkak
  • Rasa perih atau nyeri ringan saat tetes dimasukkan ke mata
  • Ringan sakit mata
  • Hidung atau tenggorokan kering
  • bengkak atau berair mata

Jika memakai lensa kontak, tidak diperbolehkan menggunakan ophthalmic homatropine. Karena homatropin mengandung pengawet dan mengubah warna lensa kontak menjadi lunak. Sebelum memasang lensa kontak, tunggu dahulu sampai 15 menit setelah menggunakan obat ini[5].

Lindungilah mata saat berada diluar ruangan atau dibawah sinar matahari. Karena ophthalmic homatropine akan membuat mata lebih sensitif terhadap cahaya[5].

Penglihatan akan kabur hingga 24 jam setelah menggunakan ophthalmic siklopentolat. Jika mengemudi atau melakukan hal yang mengharuskan untuk melihat dengan jelas, maka berhati-hatilah[6].

Dilarang menggunakan ophthalmic atropin jika alergi terhadap atropin. Jangan gunakan obat dalam bentuk salep jika menderita glaukoma[6].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment