Moxonidine termasuk dalam kelas agonis reseptor imidazolin (agen antiadrenergik) yang bekerja secara terpusat dalam pengobatan hipertensi. Sistem kerja Moxonidine adalah mengendurkan otot-otot di dinding pembuluh darah agar lebih melebar sehingga mengurangi tekanan darah serta memungkinkan darah dan oksigen bersirkulasi lebih bebas ke seluruh tubuh [1,2,3,4].
Daftar isi
Apa itu Moxonidine?
Indikasi lengkap obat Moxonidine hingga peringatannya terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Indikasi | Obat hipertensi |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Antihipertensi |
Bentuk | Tablet oral |
Kontraindikasi | → Sindrom sinus sakit atau blok sino-atrium, blok AV derajat 2 atau 3, bradikardia (<50 denyut/menit saat istirahat), gagal jantung berat, penyakit jantung iskemik berat, penyakit Raynaud, penyakit Parkinson, epilepsi, glaukoma, depresi. → Gangguan ginjal berat (GFR <30 mL/menit) dan laktasi. |
Peringatan | → Blok AV derajat 1, gagal jantung sedang, penyakit arteri koroner berat, angina tidak stabil, riwayat edema angioneurotik. → Hindari penarikan mendadak. Gangguan ginjal sedang (GFR 30-60 mL/menit). |
Manfaat Moxonidine
Sebagai antihipertensi, Moxonidine digunakan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan tekanan darah lebih lanjut jika terapi kombinasi dengan obat lini pertama dan kedua tidak mencukupi atau tidak sesuai. Namun, jangan meresepkan moxonidine untuk orang dengan gagal jantung tingkat apa pun dan kurangi dosis untuk penderita gangguan ginjal [1,2,3,4].
Dosis Moxonidine
Moxonidine diberikan sesuai dengan indikasi pasien [2]:
Ora/Diminum ⇔ Hipertensi → Awal 200 mcg per hari pada pagi hari, tingkatkan bila perlu setelah 3 minggu sampai dengan 400 mcg per hari sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi. Jika perlu, setelah 3 minggu, tingkatkan hingga maksimal 600 mcg setiap hari dalam 2 dosis terbagi (maksimal 400 mcg per dosis tunggal). ⇔ Hipertensi dengan gangguan ginjal → Parah (GFR <30 mL/menit) bisa kontraindikasi. → Sedang (GFR 30-60 mL/menit) dengan dosis maksimal 400 mcg setiap hari (maksimal 200 mcg per dosis tunggal). |
Efek Samping Moxonidine
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat Moxonidine adalah [1,2,3,4]:
- Bradikardia, tinitus, sakit kepala, pusing, gugup.
- Mengantuk, sinkop, hipotensi, diare, mulut kering.
- Mual, muntah, dispepsia, pruritus, angioedema.
- Astenia, edema, nyeri punggung atau leher, insomnia.
Detail Moxonidine
Data detail mengenai penyimpan hingga overdosis dari Moxonidine terdapat dalam tabel berikut ini [2]:
Penyimpanan | Simpan pada atau di bawah 25°C |
Cara Kerja | Deskripsi: Moxonidine adalah antihipertensi yang bekerja secara terpusat. Kerjanya di batang otak melalui stimulasi reseptor imidazolin sentral untuk mengurangi tonus simpatis. Obat ini juga memiliki afinitas rendah untuk α2-adrenoseptor. Farmakokinetik: Absorpsi: Diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati sekitar 88% dengan waktu untuk konsentrasi plasma puncak sebesar 0,5-3 jam. Distribusi: Memasuki ASI dengan pengikatan protein plasma sekitar 7%. Metabolisme: Dimetabolisme melalui pembukaan cincin imidazolin, terutama ke 4,5-dehidromoksonidin dan turunan guanidin. Ekskresi: Melalui urin (kira-kira 50-75% sebagai obat tidak berubah) dengan waktu paruh eliminasi plasma 2-3 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Efek aditif dengan antihipertensi lain. → Dapat meningkatkan efek sedatif benzodiazepin, TCA, obat penenang, sedatif, dan hipnotik. → TCA dapat mengurangi efek moxonidine. |
Interaksi dengan makanan | Dapat meningkatkan efek sedatif alkohol. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Sakit kepala, sedasi, mengantuk, hipotensi, pusing, astenia, bradikardia, mulut kering, muntah, kelelahan, dan nyeri perut bagian atas. ⇔ Cara Mengatasi: Pertimbangkan pemberian cairan IV dan dopamin untuk hipotensi, atropin untuk bradikardia, atau antagonis reseptor α untuk efek hipertensi paradoksal. |
Pertanyaan Seputar Moxonidine
Kapan saya tidak boleh menggunakan Moxonidine?
Pasien tidak boleh mengonsumsi Moxonidine jika memiliki riwayat penyakit jantung lainnya seperti irama jantung yang tidak normal, gagal jantung (kelemahan dan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah), gangguan konduksi impuls listrik, serta penyakit ginjal atau hati yang parah karena Moxonidine mungkin tidak cocok [3].
Apa yang harus saya perhatikan saat minum obat ini?
Dokter harus mengetahui apabila pasien mengalami gangguan sirkulasi darah yang buruk seperti penyakit Raynaud, klaudikasio, Penyakit Parkinson, epilepsi, glaukoma, hingga depresi [4].
Perubahan gaya hidup apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan tekanan darah saya?
Olahraga teratur dan melakukan aktivitas fisik (misalnya berjalan kaki) setidaknya 30 hingga 60 menit hampir setiap hari dalam seminggu akan membantu menurunkan tekanan darah. Kemuidan ikuti rencana diet sehat, mengurangi makanan yang digoreng, menggunakan lebih sedikit garam saat memasak, dan berhenti merokok [2].
Apakah aman mengenderai kendaraan setelah menggunakan obat ini?
Moxonidine dapat menyebabkan kantuk atau pusing. Jika terpengaruh, jangan mengemudi atau ikut serta dalam aktivitas apa pun yang perlu kewaspadaan [2].
Apa reaksi merugikan yang bisa saya alami?
Mulut kering, sakit kepala, lemah, mual, sulit tidur, sembelit dan gangguan pencernaan adalah beberapa reaksi merugikan dari penggunaan obat [2].
Dapatkah saya meminumnya dengan obat lain?
Moxonidine akan bereaksi dengan obat untuk tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, obat mengobati depresi, obat untuk kecemasan, serta obat gangguan tidur [4].
Instruksi diet khusus apa yang harus saya ikuti?
Hindari alkohol [2].
Contoh Obat Moxonidine (Merek Dagang)
Moxonidine dapat ditemukan dalam beberapa obat dengan nama merek berikut [1]:
Brand Merek Dagang |
Cynt |
Fisiotens |
Moxamar |
Moxarel |
Moxonat |