Daftar isi
Apa Itu Obesitas Morbid?
Obesitas morbid adalah sebuah kondisi ketika kadar lemak yang menimbun di dalam tubuh sangat tinggi sehingga berat badan cenderung lebih dari idealnya [3,5,7,8,11].
Tak hanya fisik yang berubah ketika seseorang mengalami obesitas morbid, tapi juga mampu menimbulkan gangguan kesehatan.
Obesitas morbid jauh lebih rentan mengalami hipertensi dan diabetes.
Perbedaan Obesitas Morbid dan Obesitas
Obesitas morbid berbeda dari obesitas biasa di mana perbedaan terletak pada nilai indeks massa tubuh.
Jika seseorang mengalami obesitas pada umumnya, indeks massa tubuh berada di atas 25.
Sementara pada kasus obesitas morbid, indeks massa tubuh lebih dari 37,5 [5].
Tinjauan Obesitas morbid adalah sebuah kondisi ketika kadar lemak yang begitu tinggi menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan kenaikan berat badan. Indeks massa tubuh pada kondisi obesitas morbid jauh lebih tinggi dari obesitas pada umumnya.
Fakta Tentang Obesitas Morbid
- Walau tampak bukan suatu kondisi yang benar-benar baru, prevalensi obesitas morbid di Indonesia dan dunia belum diketahui secara spesifik.
- Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, kasus obesitas sendiri pada orang-orang dengan usia 18 tahun ke atas adalah 21,8% di mana jumlah kasus untuk tahun-tahun berikutnya pasti akan meningkat [1].
- Prevalensi obesitas secara global mengalami peningkatan terus-menerus dari tahun ke tahun di mana dalam waktu sekitar 41 tahun terjadi kenaikan kasus obesitas secara umum sebanyak tiga kali lipat [2].
- Jika pada obesitas morbid indeks massa tubuh lebih dari 37,5, maka di Amerika sendiri diketahui bahwa dari 15,5 juta orang dewasa di sana memiliki angka indeks massa tubuh lebih dari 40 di tahun 2010 [3].
- Menurut sejumlah hasil studi, diketahui bahwa di antara negara-negara berpendapatan tinggi, populasi Amerika memiliki indeks massa tubuh paling tinggi; hal itu menandakan bahwa tingkat kasus obesitas morbid tergolong sangat tinggi [3].
- Jika kasus underweight (kurangnya berat badan) menjadi penyebab 0,7% dari 5,5% kasus kematian, maka obesitas atau overweight adalah salah satu kondisi yang berkontribusi jauh lebih besar pada sekitar 5,5% kasus kematian [4].
Penyebab Obesitas Morbid
Manusia sehari-hari memerlukan asupan kalori untuk melakukan aktivitasnya dengan baik dan maksimal.
Bila seseorang semakin aktif berolahraga atau beraktivitas, kalori yang telah masuk ke dalam tubuh akan terbakar lebih banyak menjadi tenaga yang dikeluarkan oleh tubuh [11].
Namun pada sejumlah kasus, tubuh tak dapat membakar kalori yang berlebih sehingga tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
Obesitas morbid adalah sebuah kondisi efek dari penimbunan lemak yang disimpan tubuh karena kelebihan kalori.
Lemak dapat menimbun di dalam tubuh karena dua faktor, yaitu [3] :
- Jarang olahraga atau tidak aktif secara fisik sehingga penggunaan kalori oleh tubuh kurang efektif.
- Pola makan tak teratur ditambah menu makanan yang tidak sehat; asupan makanan-makanan yang mengandung kalori terlalu tinggi tidak diimbangi dengan kegiatan yang aktif.
Pola makan tak sehat serta tubuh yang kurang aktif disertai sejumlah faktor di bawah ini mampu meningkatkan risiko obesitas morbid pada seseorang.
- Faktor Genetik : Ketidaknormalan fungsi tubuh yang merupakan faktor keturunan atau bawaan mampu berpengaruh pada proses pembakaran kalori dan pengubahan makanan menjadi tenaga [3,7].
- Faktor Kehamilan : Kehamilan identik dengan kenaikan berat badan dan risiko obesitas morbid jauh lebih besar pada para bumil, khususnya apabila setelah melahirkan tidak kunjung dapat mengurangi berat badan [8].
- Faktor Obat Tertentu : Penggunaan obat seperti beta-blockers, kortikosteroid, anti kejang, diabetes, antipsikotik dan antidepresan dapat menaikkan risiko obesitas morbid, khususnya jika pola hidup yang dijalani kurang sehat [10].
- Faktor Gaya Hidup : Obesitas morbid dapat terjadi pada orang-orang yang setiap harinya memiliki kebiasaan atau pola hidup tidak sehat (pola olahraga, pola makan, dan bahkan pola tidur) [3].
- Faktor Gangguan Kesehatan : Beberapa kondisi penyakit seperti sindrom Cushing dan sindrom Prader-Willi dapat memicu penimbunan lemak yang berpengaruh pada timbulnya obesitas morbid [9].
- Faktor Usia : Usia yang semakin bertambah tua dapat meningkatkan risiko obesitas morbid; hal ini dikarenakan kebutuhan kalori tubuh dan juga faktor hormonal yang mengalami perubahan [3].
Tinjauan Pola hidup yang tak sehat dan kurang aktif bergerak ditambah sejumlah faktor (usia, penyakit tertentu, genetik, obat, dan kehamilan) dapat menjadi penyebab dan peningkat risiko obesitas morbid.
Gejala Obesitas Morbid
Obesitas morbid akan menimbulkan sejumlah gejala pada penderitanya, seperti [12,13] :
- Lebih banyak berkeringat.
- Sesak napas.
- Sulit bergerak dan beraktivitas biasa karena terlalu gemuk.
- Nyeri pada punggung.
- Nyeri sendi.
- Cepat lelah.
- Tidur selalu mendengkur
Pemeriksaan Obesitas Morbid
Pada penderita gejala obesitas morbid, dianjurkan untuk segera ke dokter dan memeriksakan diri.
Beberapa metode diagnosa yang akan dokter terapkan antara lain adalah :
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter perlu mengecek kondisi fisik pasien, mulai dari tinggi dan berat badan, tekanan darah serta irama jantung [14].
Pemeriksaan fisik akan dilakukan menyeluruh untuk mengetahui kondisi pasien.
2. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar riwayat medis pasien [14].
Riwayat penyakit, termasuk kondisi bawaan dari lahir perlu pasien informasikan kepada dokter untuk penegakan diagnosa.
3. Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh
Penghitungan indeks massa tubuh akan dokter lakukan selanjutnya, baik secara manual atau menggunakan kalkulator khusus.
Informasi berat badan serta tinggi pasien menjadi penting karena penghitungan ini membutuhkan data keduanya.
Penting untuk diketahui bahwa penghitungan dilakukan menggunakan rumus, yaitu berat badan (kg) dibagi tinggi tubuh (m) yang dikuadratkan; contoh : berat badan 110 kg dibagi tinggi badan 1,7 x 1,7 m di mana hasilnya adalah 38.
Hasil penghitungan dari contoh tersebut termasuk dalam kondisi obesitas morbid.
Terdapat 4 kategori untuk nilai indeks massa tubuh dan berikut beserta penjelasannya [6] :
- < 18,5 menandakan bahwa berat badan pasien terlalu rendah.
- 18,5 – 22,9 menandakan bahwa berat badan pasien normal.
- 23 – 24,9 menandakan bahwa berat badan pasien berlebih.
- 25 – 29,9 menandakan bahwa pasien berada pada kondisi obesitas tingkat I.
- 30 – 37,4 menandakan bahwa pasien berada pada kondisi obesitas tingkat II.
- > 37,5 menandakan bahwa pasien berada pada kondisi obesitas morbid.
4. Pengukuran Lingkar Pinggang
Penghitungan massa indeks tubuh perlu disertai dengan pengukuran lingkar pinggang ntuk mengidentifikasi komplikasi tertentu [15].
Penyakit jantung dan diabetes adalah risiko komplikasi yang dapat terdeteksi melalui metode pengukuran lingkar pinggang ini.
5. Tes Penunjang Lainnya
Tes lain yang juga berperan sebagai tes penunjang antara lain adalah elektrokardiografi, tes hormon tiroid, tes fungsi ginjal, dan tes darah [16].
Untuk mengetahui kondisi jantung, tiroid, ginjal, serta organ tubuh lainnya, dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa metode pemeriksaan ini.
Tinjauan Metode pemeriksaan yang digunakan oleh dokter umumnya meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan indeks massa tubuh, pengukuran lingkar pinggang, tes darah, tes hormon tiroid, tes fungsi ginjal, hingga elektrokardiografi apabila diperlukan.
Penanganan Obesitas Morbid
Tujuan utama penanganan obesitas morbid adalah mengembalikan berat badan pasien kembali pada angka ideal.
Berikut ini adalah deretan metode penanganan yang umumnya perlu ditempuh oleh pasien sesuai rekomendasi dokter yang sudah disesuaikan dengan kondisi menyeluruh kesehatan pasien.
Melalui Obat-obatan
Pada beberapa kasus obesitas morbid, dokter akan meresepkan sejumlah obat-obatan yang bertujuan untuk membantu pasien menurunkan berat badannya.
Obat penurun berat badan terjamin efektivitasnya, namun begitu pasien menghentikan penggunaan maka efeknya akan langsung meningkatkan kembali berat badan.
Bahkan suplemen maupun herbal yang menjanjikan penurunan berat badan tidak sepenuhnya terverifikasi dengan klaimnya yang mampu membuat berat badan turun.
Melalui Diet
Program diet sangat penting bagi penderita obesitas morbid jika ingin menangani kondisi kesehatan ini.
Namun diet yang paling dianjurkan adalah diet yang aman dan mampu menurunkan berat badan secara alami.
Program diet yang menurunkan berat badan secara cepat tidak dianjurkan karena dengan cara seperti ini, berat badan yang turun cepat akan dapat dengan mudah naik kembali.
Pengurangan asupan kalori adalah metode diet yang dapat diandalkan, yaitu dengan menghindari makanan-makanan cepat saji dan mengatur pola makan dengan baik [2,6,8,11].
Asupan makanan rendah kalori jauh lebih disarankan, begitu juga yang berserat tinggi, seperti kentang, ikan, telur, gandum, dan buah-buahan.
Untuk diet yang lebih efektif dan berdampak baik bagi tubuh, konsultasikan dengan dokter secara detail mengenai hal ini.
Diskusikan dengan dokter gizi mengenai metode diet yang paling sesuai sebab ketentuan diet pada masing-masing orang tidak sama.
Kondisi kesehatan setiap orang pun menjadi salah satu faktor yang menentukan metode diet yang paling tepat serta aman.
Melalui Olahraga
Gaya hidup yang lebih baik dan sehat bukan hanya mengenai asupan makanan, diet juga meliputi kebiasaan dan konsistensi pada aktivitas olahraga [2,6,8,11].
Jika kurang aktif bergerak menjadi salah satu faktor penyebab obesitas morbid, maka rutin berolahraga dan lebih aktif bergerak akan membantu pembakaran kalori.
Mengenai jenis olahraga yang tepat untuk menangani obesitas morbid, pastikan untuk berkonsultasi secara detail dengan dokter.
Setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda sehingga jenis kegiatan olahraga yang dipilih pun perlu disesuaikan agar lebih aman.
Melalui Operasi
Jika melalui obat dan program diet secara alami kurang membantu, maka dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan metode operasi [6].
Operasi adalah suatu prosedur medis yang akan membantu pasien obesitas morbid setidaknya dapat meminimalisir penyakit jantung, diabetes, dan sleep apnea.
Beberapa jenis operasi yang sesuai dan paling sering dianjurkan pada penderita obesitas morbid serius adalah :
- Operasi Gastric Bypass
Operasi gastric bypass merupakan sebuah metode operasi yang akan membantu penderita obesitas morbid untuk memiliki porsi makan yang lebih sedikit [17].
Operasi ini bertujuan untuk membuat pasien kenyang lebih cepat dan mudah ketika hanya mengonsumsi sedikit makanan.
Dokter bedah dalam hal ini akan membagi lambung menjadi dua bagian dengan memisahkannya (bagian bawah lebih besar dan bagian atas lebih kecil).
Dokter juga akan memotong pendek usus halus lalu menyambungkannya dengan lambung bagian atas yang lebih kecil.
- Operasi Gastric Banding
Pada prosedur ini, gelang silikon akan dipasang di bagian atas lambung dengan tujuan utama agar porsi makan dapat berkurang [17].
Ketika makan dalam porsi yang sangat sedikit, pasien nantinya akan lebih cepat kenyang sehingga terhindar dari aktivitas mengemil dan makan dalam porsi banyak.
- Operasi Gastric Sleeve
Operasi gastric sleeve adalah metode operasi pengangkatan lambung [17].
Tujuan operasi ini adalah untuk membuat lambung semakin kecil sehingga pasien nantinya tidak dapat makan terlalu banyak karena ruang penyimpanannya (lambung) terlalu kecil.
Tinjauan Penanganan obesitas morbid umumnya meliputi pemberian obat-obatan penurun berat badan, diet, olahraga, dan operasi (hanya bila metode lainnya tak dapat mengatasi kondisi pasien).
Komplikasi Obesitas Morbid
Obesitas baik obesitas umum dan obesitas morbid sama-sama memiliki risiko komplikasi yang berbahaya bagi penderitanya.
Tanpa penanganan segera, berikut adalah deretan komplikasi yang perlu berkemungkinan terjadi [11,18] :
- Sindrom metabolik
- Penyakit stroke
- Osteoarthritis
- Sindrom hipoventilasi obesitas
- Kanker
- Gangguan reproduksi
- Apnea tidur/sleep apnea
- Diabetes tipe 2
- Penyakit jantung
- Gangguan/kelainan lemak darah
Pencegahan Obesitas Morbid
Agar obesitas morbid tidak mudah terjadi, maka mengendalikan berat badan melalui penerapan gaya hidup sehat adalah yang terbaik [2,6,8,11].
- Membatasi makanan-makanan berkalori tinggi.
- Menghitung asupan kalori sehari-hari.
- Mengurangi makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi.
- Membatasi makanan berlemak trans dan berlemak jenuh tinggi.
- Rajin mengecek berat badan atau memeriksakan berat badan (paling dianjurkan 1-2 minggu sekali).
- Melakukan olahraga rutin, seperti setiap minggunya 150-300 menit, baik itu bersepeda, berenang, jogging, lompat tali, atau jenis olahraga lainnya.
- Memperbanyak asupan buah dan sayur, khususnya yang mengandung serat tinggi.
- Tidak mengonsumsi alkohol.
- Membuat catatan jadwal waktu makan, menu dan kuantitas makanan agar dapat mengendalikan asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Tinjauan Mencegah obesitas morbid dapat dilakukan dengan membatasi asupan kalori dan lemak, menghindari alkohol, berolahraga, merencanakan waktu dan menu makan, serta mengecek ebrat badan secara rutin.