Penyakit Liver pada Anak: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Banyak penyakit liver atau hati yang dapat terjadi pada anak. Penyakit hati mengacu pada semua kerusakan atau kelainan yang menyebabkan penurunan fungsi hati. Penyakit ini dapat bersifat genetik (diturunkan)... atau didapat (akibat infeksi, gaya hidup yang kurang sehat, paparan terhadap toksin). Gejala pada setiap penyakit dapat bervariasi, namun yang umum terjadi antara lain adalah ikterik atau warna kekuningan pada mata dan kulit, pembesaran hati, asites atau penumpukan cairan pada rongga perut, perdarahan abnormal, gatal, rasa lelah, dan menurunnya nafsu makan. Pemeriksaan untuk penyakit hati dapat berupa biopsi, tes fungsi hati, USG, pencitraan CT atau MRI. Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis penyakit, keparahan penyakit, serta kondisi dari tiap pasien. Read more

Liver (hati) adalah salah satu organ terbesar di dalam tubuh anak. Liver memiliki ratusan fungsi di dalam tubuh, namun tugas utamanya adalah untuk membantu tubuh dalam mencerna makanan, menyimpan energi, menghilangkan substansi berbahaya dari dalam tubuh, dan melawan penyakit. [2]

Liver juga dapat mengalami kerusakan atau penyakit. Penyakit hati adalah segala kerusakan atau gangguan yang membatasi atau mengurangi fungsi hati. Kondisi ini dapat disebabkan karena genetik (keturunan) ataupun karena hal lain seperti infeksi, gaya hidup yang tidak seht, serta paparan toksin. [1]

Jenis Penyakit Liver pada Anak Beserta Gejalanya

Beberapa gejala penyakit liver pada anak beserta gejalanya adalah sebagai berikut. [3]

  • Jaundice atau Penyakit Kuning

Jaundice adalah perubahan warna pada kulit dan bagian putih pada mata karena tingginya kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam pembuluh darah. Urin juga umumnya berwarna gelap karena bilirubin diekskresikan oleh ginjal. [3]

Tingginya kadar bilirubin dalam darah dapat disebabkan karena adanya inflamasi, atau kondisi tidak normal lainnya pada sel liver, atau adanya sumbatan pada saluran empedu. [3]

Terkadang, jaundice disebabkan karena adanya penghancuran sel darah merah besar-besaran. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi baru lahir. Jaundice umumnya hanya menjadi tanda awal dari penyakit liver lainnya. [3]

  • Kolestasis

Kolestasis adalah kondisi dimana aliran empedu mengalami penurunan atau berhenti. Aliran empedu dapat tersumbat di dalam liver, di luar liver, ataupun di keduanya. [3]

Gejala kolestasis dapat termasuk jaundice (penyakit kuning), urin gelap, tinja pucat, mudah terjadi pendarahan, gatal, asites, menggigil, rasa nyeri dari saluran empedu atau pankreas, dan pembesaran kantung empedu. [3]

Hipertensi portal adalah tingginya tekanan darah pada vena portal, sebuah vena di dalam tubuh yang menyediakan liver darah dari usus dan limpa. Hipertensi portal dapat terjadi karena peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah portal ataupun hambatan aliran menuju liver. [3]

Hipertensi portal dapat mengarah kepada pertumbuhan pembuluh darah baru, disebut juga kolateral, yang menghubungkan aliran darah dari usus ke sirkulasi umum dengan melewati liver. Saat kondisi kolateral terjadi, substansi yang seharusnya dihilangkan oleh liver dapat berpindah ke sirkulasi umum. [3]

Gejala yang sering terjadi pada hipertensi portal adalah asites dan pembentukan varises vena. [3]

  • Varises Esofagus

Varises esofagus adalah pembesaran pembuluh darah di bagian bawah esofagus dimana rentan untuk berdarah, Kondisi ini dapat terjadi pada penderita penyakit liver. [3]

Gejala varises esofagus adalah muntah darah, tinja hitam atau berdarah, penurunan urinasi, rasa haus yang berlebih, pusing, pucat, dan anemia. [3]

  • Asites

Asites adalah penumpukkan cairan dalam ruang abdomen yang disebabkan karena kebocoran cairan dari permukaan liver dan usus. Asites yang terjadi karena penyakit liver umumnya berhubungan juga dengan hipertensi portal. [3]

Gejala dari asites yang paling terlihat adalah pembesaran rongga abdomen. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat bernapas ataupun sesak napas. [3]

  • Ensfalopati Hepatik

Ensefalopati hepatik adalah kemunduran fungsi otak dan kerusakan sistem saraf. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan substansi berbahaya di pembuluh darah, dimana normalnya di buang oleh liver. Ensefalopati hepatik juga disebut ensefalopati portal sistemik, ensefalopati liver, atau koma hepatik. [3]

Gejala ensefalopati hepatik adalah gangguan kesadaran, perubahan cara berpikir, sifat, dan kebiasaan, perubahaan suasana hati, mengantuk, kebingungan, lambat dalam berbicara dan bergerak, disorientasi, koma, seizures, tremor, dan kekakuan otot. [3]

  • Gagal Liver

Gagal liver adalah gangguan fungsi ginjal yang paling parah. Gagal liver terjadi saat sebagian besar dari hati mengalami kerusakan akibat gangguan hati apapun. [3]

Gejala gagal liver dapat termasuk jaundice (penyakit kuning), asites, lebam, kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, diare, dan penyakit jantung umum. [3]

Penyebab Penyakit Liver Pada Anak

Penyebab penyakit liver pada anak adalah [2,3] :

  • Hepatitis
  • Autoimun hepatitis
  • Penyakit liver alkoholik
  • Sirosis empedu primer
  • Efek obat
  • Perubahan hormon selama kehamilan
  • Obstruksi vena hepatik
  • Batu empedu
  • Pengecilan saluran empedu
  • Kanker saluran empedu
  • Kanker pankreas
  • Inflamasi pankreas

Komplikasi Penyakit Liver Pada Anak

Komplikasi penyakit liver pada anak dapat bervariasi berdasarkan penyebab yang mendasari masalah penyakit liver tersebut. Penyakit liver yant tidak tertangani dapat mengarah kepada kegagalan liver dan dapat menjadi kondisi yang mengancam nyawa. [5]

Diagnosis Penyakit Liver Pada Anak

Diagnosis penyakit liver pda anak dapat melalui riwayat penyakit anak dan pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat melakukan beberapa tes tambahan, seperti [4] :

  • Biopsi liver, dengan cara memasukkan jarum kecil ke dalam liver untuk mengambil sampel jaringan.
  • Tes fungsi liver, dengan cara mengukur enzim yang dilepaskan liver sebagai respon kerusakan atau penyakit.
  • Ultrasound (USG), menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambaran dari organ dan struktur di dalam tubuh.
  • CT Scan
  • X-ray
  • MRI

Pengobatan Penyakit Liver Pada Anak

Pengobatan penyakit liver pada anak tergantung dari tipe dan penyebab yang mendasarinya. [2]

Untuk penyakit hepatitis, pengobatannya adalah [2] :

  • Mengkonsumsi obat untuk meredakan gejala dan meningkatkan fungsi liver
  • Istirahat yang cukup untuk membantu tubuh anak cepat sembuh
  • Menjaga nutrisi dan hidrasi untuk mencukupi kebutuhan anak dan meredakan inflamasi di liver

Untuk hepatitis autoimun, pengobatannya adalah [2] :

  • Mengkonsumsi obat untuk menjaga sel liver agar tidak terserang imun tubuh dan mengurangi inflamasi liver
  • Melakukan transplantasi liver untuk mengganti liver yang tidak bekerja sempurna

Untuk penyakit liver dengan lemak berlebih, penanganannya dapat termasuk [2]:

  • Mengkonsumsi makanan sehat
  • Berolahraga secara rutin
  • Mengurangi berat badan jika direkomendarikan oleh dokter
  • Mengurangi kolesterol
  • Mengontrol diabetes
  • Mengkonsumsi obat dan suplemen yang dianjurkan

Penanganan kanker liver bergantung dari keparahan dan tipenya. Beberapa penanganannya adalah [2] :

  • Operasi, mungkin saja diperlukan untuk membuang beberapa bagian dari liver penderita. Jaringan liver yang tertinggal akan terus menopang kebutuhan tubuh dan dapat tumbuh kembali.
  • Transplantasi, jika kanker belum menyebar keluar liver.
  • Pengobatan, dengan obat spesifik yang langsung menyerang sel target.
  • Radiasi, x-ray dengan intensitas tinggi dapat digunakan untuk mengecilkan atau membunuh tumor, serta mencegahnya dari penyebaran.

Pencegahan Penyakit Liver Pada Anak

Beberapa pencegahan penyakit liver yang dapat dilakukan baik pada anak dan orang dewasa adalah [2] :

  • Vaksinasi hepatitis A dan hepatitis B
  • Mencuci tangan dan mengajari anak anda untuk mencuci tangan sebelum makan, setelah keluar dari kamar mandi, dan setelah mengganti popok
  • Melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman
  • Tidak berbagi penggunaan jarum, pisau pencukur, dan sikat gigi
  • Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur segar
  • Melakukan olahraga rutin
  • Menghindari alkohol
  • Mengurangi kolesterol

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment