Walau sakit pinggang tidak memandang jenis kelamin, wanita tetap memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya [1].
Sakit pinggang lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria dengan sebab yang bervariasi [1,2].
Kenali berbagai kemungkinan penyebab sakit pinggang pada wanita agar dapat mengatasinya sesuai dengan faktor kondisi yang mendasari [2,3,4].
Daftar isi
1. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi salah satu alasan seorang wanita mengalami sakit pinggang [2,3].
Endometrium atau jaringan lapisan dinding rahim pada beberapa kasus justru tumbuh di bagian luar dinding rahim [5].
Endometrium adalah lokasi di mana sel-sel telur yang sudah dibuahi untuk menempel sehingga pada kondisi ini terjadi pula penebalan pada endometrium [5,6].
Namun normalnya, endometrium akan luruh apabila tidak terjadi pembuahan pada sel telur; luruhnya endometrium keluar dari tubuh wanita dalam bentuk darah saat sedang haid [6].
Selain sakit pinggang, perdarahan panjang (bahkan di luar siklus haid), perut kram, hingga ketidaknyamanan pada pencernaan bisa terjadi sebagai keluhan endometriosis [2,5,6].
2. Skiatika
Alasan lain wanita dapat mengalami sakit pinggang adalah skiatika, yakni nyeri punggung bawah yang menyebar ke bagian tubuh bawah [2,3,7].
Anggota-anggota tubuh yang dilalui oleh saraf skiatik dapat merasakan nyeri pada kondisi skiatika [2,3,7].
Tidak hanya pinggang, bokong, kaki sampai jari kaki pun dapat mengalami ketidaknyamanan [7].
Selain sakit pinggang, skiatika dapat menimbulkan serangkaian gejala seperti mati rasa, kelemahan tungkai, hingga kesemutan dari area pinggang sampai kaki [2,7].
Penyebabnya sendiri sangat bervariasi, mulai dari kebiasaan duduk atau postur tubuh yang tidak tepat hingga penyakit serius tertentu [7].
3. Kehamilan
Sakit pinggang pada wanita juga sangat umum disebabkan oleh kehamilan [2,3,8].
Berbadan dua di mana janin pun semakin tumbuh besar akan meningkatkan pula bobot tubuh ibu hamil [2,8].
Semakin besarnya beban ini, semakin tinggi risiko pinggang terasa sakit dan tidak nyaman [2,8].
Ketika usia kehamilan mencapai trimester kedua dan ketiga mendekati waktu bersalin, nyeri pinggang semakin terasa [2].
Pada wanita hamil yang sebelum hamil sudah cukup sering mengalami nyeri pinggang, maka risiko kondisi ini semakin besar saat hamil [2].
Sakit pinggang bahkan bisa juga menyebar hingga area dekat tulang ekor hingga tungkai [2].
4. Dismenore
Dismenore atau nyeri haid di mana rasa kram dan nyeri timbul pada area perut bawah juga berpotensi menjadi sebab pinggang wanita terasa sakit [2,3].
Walau umumnya kondisi ini ringan, tak jarang pula beberapa wanita yang kesehariannya terganggu karena mengalami dismenore [2,3].
Rasa nyeri tidak hanya dialami pada bagian perut, tapi juga di pinggang [2,3].
Beberapa wanita saat dismenore melanda pun berpotensi mengalami sakit kepala dan mual [9].
5. PMS (Premenstrual Syndrome)
Sakit pinggang juga sudah biasa terjadi pada wanita yang akan haid [2,10].
Selain sakit pinggang, biasanya tubuh akan lebih mudah lelah, kembung, dan pusing [10].
Sementara itu, PMS juga ditandai dengan gejala perilaku serta suasana hati, seperti suasana hati buruk, kecemasan, penurunan daya konsentrasi, dan keinginan makan lebih besar [2,10].
Sakit pinggang pada kasus PMS tidak akan bertahan lama sebab setelah selesai haid, sakit pinggang akan hilang dengan sendirinya [2,10].
6. Ketegangan Otot
Para wanita sibuk dan aktif juga lebih berisiko mengalami sakit pinggang karena ketegangan otot [2,4].
Ketegangan otot bisa terjadi saat wanita mengerjakan pekerjaan rumah, seperti terlalu banyak membungkuk atau memutar pinggang [2].
Sering mengangkat benda-benda berat sendiri juga lama-kelamaan dapat memengaruhi otot pinggang. [2]
Peregangan yang dilakukan secara berlebihan pun tidak baik karena dapat memicu ketegangan otot maupun ligamen [2,4].
7. Diskus Degeneratif
Disc degeneration atau diskus degeneratif merupakan kemungkinan lain yang mendasari rasa sakit di pinggang wanita [2,11].
Para wanita yang mengalami kondisi ini biasanya karena cakram atau diskus, tulang belakang dan sendi sudah aus dipengaruhi oleh pertambahan usia [2,11].
Ketika kondisi diabaikan atau tidak segera ditangani, lama-kelamaan urat dan saraf tulang belakang mendapat tekanan [2,11].
Tekanan ini yang kemudian menyebabkan rasa nyeri dan sejumlah gejala ringan hingga serius [2,11].
8. Hernia Nukleus Pulposus
Sakit pinggang juga dapat disebabkan oleh hernia nukleus pulposus atau saraf kejepit [2,4,12].
Pada saat terjadi pergeseran bantalan ruas tulang belakang, saraf tulang belakang akan memperoleh tekanan [2,4,12].
Rasa nyeri pun kemudian timbul, terutama dirasakan pada bagian pinggang atau punggung bawah [2,4,12].
Namun, tidak jarang pula saraf kejepit dialami pada bagian leher atau punggung atas yang ditandai dengan nyeri [2,12].
Jika penyebab sakit pinggang adalah saraf kejepit, biasanya kondisi ini disertai dengan kelemahan dan kesemutan pada tungkai [12].
Nyeri pun berpotensi menjalar sampai tungkai dan bokong dengan sensasi tajam menusuk [12].
Saat menggerakkan tubuh, nyeri pada pinggang terasa semakin parah, termasuk pada area tulang ekor [2,4].
9. Menopause
Pada wanita yang memasuki masa menopause, risiko sakit pinggang kronis juga lebih tinggi di mana hal ini sangat umum terjadi [3].
Hal ini berkaitan pula dengan perubahan hormon di dalam tubuh, seperti kadar estrogen yang menurun [3].
10. Kanker
Pada wanita yang memiliki riwayat kanker payudara, risiko metastasis kanker akan selalu ada [4].
Metastasis adalah proses penyebaran sel kanker ke organ-organ di sekitar organ lokasi tumbuhnya kanker maupun organ-organ yang jauh dari lokasi kanker [4].
Jadi bila sakit pinggang terasa abnormal, potensi kanker sebagai penyebab perlu diwaspadai sekalipun jarang [4].
Untuk mengidentifikasi penyebab sakit pinggang pada wanita dan mengatasinya secara benar, periksakan diri ke dokter, terutama bila terdapat tanda atau keluhan lain yang tidak nyaman.