Pityriasis Alba : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Pityriasis Alba?

Pityriasis alba merupakan jenis penyakit kulit yang ditandai dengan bercak yang nampak berbentuk bulat tapi tidak teratur dan berwarna kemerahan di permukaan kulit [1,2,3,5].

Umumnya, penyakit kulit ini menyerang anak-anak, remaja hingga orang-orang dewasa muda [1,2,3,5].

Bercak yang muncul biasanya disertai dengan rasa gatal dan untuk itu seringkali kondisi ini dianggap sebagai eksim atau berhubungan dengan eksim [1,3,5].

Tinjauan
Pityriasis alba adalah jenis gangguan pada kulit yang ditandai dengan bercak atau lesi merah muda atau kemerahan disertai gatal dan bersisik yang umumnya menyerang anak-anak hingga remaja.

Fakta Tentang Pityriasis Alba

  1. Terdapat sekitar 90% kasus pityriasis alba yang terjadi pada anak usia di bawah 12 tahun [1,2].
  2. Meski demikian, pityriasis alba merupakan jenis penyakit kulit yang umumnya dialami oleh anak-anak usia 3-16 tahun [1,2].
  3. Di Amerika Serikat, terdapat sekitr 5% anak yang terserang penyakit pityriasis alba dan diketahui bahwa prevalensi penyakit ini lebih tinggi di Mali dan Mesir dengan persentase 20% dan 18% [1].
  4. Pityriasis alba berisiko lebih tinggi diderita oleh pria, terutama pada pasien dengan riwayat atopi [1].
  5. Untuk penderita pityriasis alba yang tinggal di negara empat musim, timbulnya lesi jauh lebih nampak ketika memasuki musim semi dan musim panas karena paparan matahar, namun saat masuk musim dingin akan jauh lebih buruk (efek dari udara yang kering) [1].
  6. Di Indonesia, prevalensi pityriasis alba belum diketahui walaupun kondisi ini tidak cukup asing.

Penyebab Pityriasis Alba

Penyebab pityriasis alba hingga kini belum diketahui secara jelas, hanya saja dugaan kuat kondisi ini muncul karena berkaitan dengan eksim atau dermatitis atopik [1,3].

Pityriasis alba seringkali dianggap sebagai salah satu jenis kondisi eksim ataupun kondisi dermatitis atopik yang bersifat ringan [1,3].

Eksim sendiri merupakan salah satu jenis gangguan kesehatan kulit yang gejalanya serupa dengan pityriasis alba, yakni timbul ruam merah pada kulit yang kering dan terasa gatal [4].

Penyebab eksim biasanya adalah sistem imun yang aktif secara berlebihan ketika merespon iritan [4].

Eksim adalah sebuah kondisi yang umumnya terjadi pada orang-orang yang memiliki reaksi alergi dan eksim terjadi sebagai bentuk reaksi terhadap alergen [4].

Namun selain itu, eksim umumnya terjadi ketika sistem imun secara keliru mendeteksi sel normal dalam tubuh sebagai benda berbahaya [4].

Sistem imun kemudian secara salah menyerang sel normal tersebut lalu timbul tanda-tanda eksim pada kulit sebagai dampaknya [4].

Faktor Risiko Pityriasis Alba

Selain memiliki kaitan dengan eksim, beberapa faktor berikut semakin meningkatkan risiko seseorang (khususnya anak-anak) untuk mengalami pityriasis alba [1,2].

  • Anak usia 3-16 tahun (hanya saja gejala paling nampak umumnya pada anak usia 6-11 tahun).
  • Anak memiliki riwayat dermatitis atopik.
  • Anak sering terpapar sinar matahari atau air panas.
  • Anak berjenis kelamin laki-laki (meski demikian tak menutup kemungkinan adanya anak perempuan yang merupakan penderita pityriasis alba).
Tinjauan
Belum jelas diketahui penyebab pityriasis alba, namun eksim atau dermatitis atopik diduga kuat berhubungan dengan timbulnya pityriasi alba.

Gejala Pityriasis Alba

Gejala utama yang umumnya ditimbulkan oleh pityriasis alba adalah bercak berbentuk bulat tidak beraturan yang bisa berwarna merah muda atau merah pada permukaan kulit [1,5].

Mirip dengan eksim kering, bercak tersebut akan nampak kering serta bersisik sehingga saat disentuh akan terasa kasar [1,4,5].

Kemunculan bercak ini biasanya terjadi pada area dada, leher, lengan bagian atas, wajah, dan area punggung [1,5].

Bila awalnya bercak yang timbul berwarna kemerahan, maka ada kemungkinan warna bercak ini akan pudar sehingga menjadi merah muda pucat setelah beberapa minggu [1].

Namun pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami bercak ini selama beberapa tahun walaupun terdapat kemungkinan bercak bisa hilang dan sembuh hanya beberapa bulan saja [1].

Pada penderita yang tinggal di negara empat musim, musim panas akan membuat kulit yang berbercak tersebut lebih nampak, terutama disertai dengan warna kulit di sekitarnya yang menggelap [1,3,5].

Semakin gelap warna kulit, bercak akan nampak semakin terang karena sekalipun terpapar matahari warna bercak tidak akan berubah menjadi gelap [1,3,5].

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Segera periksakan diri ke dokter, khususnya dokter spesialis kulit ketika bercak kemerahan timbul pada permukaan kulit dan terasa mengganggu.

Ketika bercak semakin banyak, bercak tampak bersisik dan bercak terasa gatal tak nyaman, jangan tunda untuk ke dokter.

Meski dapat hilang dengan sendirinya, pada beberapa kasus penderita tak dapat melakukan aktivitas seperti biasa karena bercak tersebut.

Bahkan dari bercak kemerahan ini dapat kemudian disertai dnegan pembengkakan, rasa sakit pada bercak, hingga nyeri pada sendi.

Tinjauan
Gejala utama pityriasis alba adalah timbulnya bercak atau lesi kemerahan dengan bentuk bulat tak teratur bersama dengan rasa gatal dan sisik pada kulit.

Pemeriksaan Pityriasis Alba

Untuk memastikan bahwa kondisi gejala yang diderita pasien adalah pityriasis alba, maka serangkaian metode pemeriksaan ini dibutuhkan.

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Seperti pada umumnya, dokter akan memeriksa gejala fisik yang pasien keluhkan, terutama lesi yang timbul pada kulit [1,5].

Seringkali dari penampakan lesi atau bercak pada kulit pasien, dokter bisa langsung mendiagnosa kondisi tersebut sebagai pityriasis alba [1,5].

Selain itu, dokter juga perlu mengumpulkan informasi terkait riwayat medis pasien dan keluarga pasien untuk menegakkan diagnosa [1,5].

  • Wood’s Lamp

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memastikan kondisi gejala benar-benar mengarah pada pityriasis alba dan bukan penyakit kulit lain [1,5].

Proses pemeriksaan dengan wood’s lamp adalah prosedur yang memanfaatkan cahaya bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pigmen kulit [1,5].

Namun umumnya, metode pemeriksaan ini digunakan sebagai pendeteksi infeksi kulit yang disebabkan jamur maupun bakteri [1,5,6].

Wood’s lamp adalah prosedur diagnosa yang dokter akan gunakan untuk memeriksa lesi atau bercak pasien jika pemeriksaan fisik dirasa belum cukup [1,5,6].

Tes penunjang lain yang dokter kemungkinan besar akan terapkan adalah biopsi kulit, yakni prosedur pengambilan sampel jaringan kulit untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan kulit karena jamur [1,5].

Jika dari hasil pemeriksaan fisik dokter masih belum bisa menentukan apakah gejala pasien adalah pityriasis alba atau mycosis fungoides, maka biopsi kulit perlu pasien tempuh [1].

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, wood's lamp dan biopsi kulit merupakan metode-metode diagnosa yang umumnya dokter gunakan untuk mendiagnosa pityriasis alba.

Pengobatan Pityriasis Alba

Walaupun rata-rata pityriasis tidak berbahaya dan dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya, terdapat sejumlah kasus di mana gejala bertahan atau bahkan makin buruk selama beberapa tahun.

Sebelum memburuk dan gejala gangguan kulit terlalu lama, segera ke dokter spesialis kulit untuk memeriksakan diri dan memperoleh penanganan yang tepat.

Ketika mengunjungi dokter dan memutuskan memeriksakan diri, dokter kemungkinan besar akan memberikan obat steroid topikal [1,5].

Steroid topikal adalah obat steroid yang dioleskan pada lesi atau bercak pada kulit pasien [1,5].

Biasanya, obat steroid topikal akan meliputi salep hydrocortisone 1% atau dalam bentuk krim [1.5].

Pemberian obat ini akan membantu repigmentasi kulit pasien sekaligus mengurangi erythema [1,5,7].

  • Emolien Ringan

Dokter dapat juga memberikan petroleum jelly yang masih termasuk dalam emolien ringan [1].

Untuk kulit bersisik, biasanya emolien dari dokter akan sangat membantu; tidak selalu petroleum jelly sebab terkadang dokter dapat meresepkan dalam bentuk krim [1].

  • Tabir Surya

Untuk mengurangi penggelapan warna kulit di sekitar lesi karena terpapar matahari, dokter akan menyarankan pasien menggunakan tabir surya [1,5].

Tabir surya yang tepat dapat mengurangi warna kulit yang gelap sekaligus mencegah agar bercak atau lesi tersebut tidak terbakar sinar matahari [1,5].

  • Pengobatan Lainnya

Pada beberapa kasus, penanganan pityriasis alba dapat meliputi penggunaan krim pimecrolimus 1% dan salep tacrolimus 0,1% [1].

Kedua obat ini tergolong sebagai penghambat kalsineurin topikal yang memiliki efektivitas tinggi dalam mengatasi masalah kulit seperti pityriasis alba [1].

Selain itu, calcitriol adalah analog vitamin D topikal yang memiliki efektivitas sama besar dengan tacrolimus namun dapat diberikan sesuai dengan kondisi kulit pasien [1].

Penggunaan laser excimer 308-nm pada targeted phototherapy serta fotokemoterapi psoralen plus ultraviolet-A juga dapat diterapkan pada pasien pityriasis alba dengan gejala berkepanjangan [1,5].

Bagaimana prognosis pityriasis alba?

Pityriasis alba memiliki prognosis yang baik dan hal ini jelas menandakan bahwa tingkat bahaya dan risiko komplikasinya tergolong rendah [1].

Prognosis penyakit kulit ini termasuk bagus karena walau sangat jarang dijumpai, rata-rata penderitanya pulih dengan cukup cepat tanpa penanganan medis khusus [1].

Ada beberapa penderita yang mengalami gejala hanya dalam beberapa hari saja dan gejala memudar hingga hilang dengan sendirinya [1].

Meski begitu, tak menutup kemungkinan bahwa penderita bisa mengalami gangguan kulit selama beberapa tahun [1].

Gejala pityriasis alba biasanya dapat lebih singkat dan lebih cepat pulih ketika penderita memperoleh penanganan yang tepat [1].

Tinjauan
Pengobatan pityriasis alba umumnya meliputi pemberian obat steroid topikal, penggunaan tabir surya, krim pimecrolimus 1%, salep tacrolimus 0,1%, calcitriol, dan/atau  laser excimer 308-nm pada targeted phototherapy serta fotokemoterapi psoralen plus ultraviolet-A.

Komplikasi Pityriasis Alba

Pityriasis alba adalah jenis gangguan kesehatan kulit yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya.

Namun sebagai risikonya, kondisi gejala dapat bertahan lama dan berkepanjangan.

Bahkan pada area hipopigmentasi dapat mengalami sunburn (kulit terbakar) ketika terpapar sinar matahari [1].

Oleh sebab itu, penanganan secepatnya akan sangat membantu dalam meminimalisir risiko komplikasi ini.

Tinjauan
Hipopigmentasi mengalami sunburn dan gejala pityriasis (lesi, gatal dan sisik) berkepanjangan adalah risiko komplikasi yang perlu diwaspadai walaupun pada sejumlah kasus, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya.

Pencegahan Pityriasis Alba

Pityriasis alba cukup sulit untuk dicegah karena penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

Namun jika berkaitan dengan eksim, maka beberapa upaya berikut dapat dilakukan agar meminimalisir risiko pityriasis alba.

  • Menghindari iritan atau alergen, khususnya jika memiliki riwayat alergi.
  • Meningkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi, berolahraga, mengelola stres, dan tidur cukup setiap hari.
  • Tidak merokok.
  • Tidak mengenakan pakaian sintetis.
  • Tidak minum minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Tidak mengasup makanan atau minuman asam secara berlebihan.
  • Tidak memakai obat untuk kulit tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.
Tinjauan
Menjaga gaya hidup sehat, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari alergen maupun iritan, serta tidak memakai obat oles bagi kulit sembarangan sudah cukup untuk meminimalisir risiko pityriasis alba.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment