Terapi Holistik : Jenis – Manfaat – Teknik Penerapan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Terapi Holistik?

Terapi holistik atau holistic therapy juga dikenal sebagai psikoterapi holistik atau psikoterapi yang berfokus pada tubuh [1,2,3,6].

Terapi ini mengombinasikan metode tradisional dan non-tradisional pada prosedurnya, termasuk terapi pernafasan, hipnosis, dan meditasi untuk menormalkan dan mengembalikan keseimbangan spiritual, fisik dan mental seseorang [1,2,3,6].

Holistik sendiri merupakan sebuah kata yang berasal dari kata “whole” yang memiliki arti keseluruhan sehingga pada terapi ini, diharapkan pasien kembali menjadi manusia “utuh” secara mental, fisik, emosional dan spiritual [1,2,3,6].

Jenis Terapi Holistik

Terapi holistik sendiri merupakan jenis psikoterapi yang menaungi sejumlah terapi-terapi lainnya.

Beberapa jenis terapi yang tergolong sebagai terapi holistik antara lain adalah :

Terapi Spiritual

Seseorang dengan masalah dan stres dalam hidupnya dapat menjalani terapi spiritual yang berfokus pada sistem keyakinan dan iman spiritual [2].

Pendekatan dengan sistem kepercayaan ini menjadi salah satu terapi untuk mengidentifikasi masalah yang seseorang hadapi dan membantu mengatasinya [2].

Terapi Somatik

Terapi somatik juga tergolong sebagai terapi holistik dengan pendekatan yang fokus terhadap tubuh pasien [2,4].

Terapi ini menggunakan strategi gerakan tubuh, seperti menari, latihan pernafasan, hingga meditasi untuk mengatasi kecemasan, stres, depresi dan trauma masa lalu [2,4].

Terapi Tubuh Pikiran

Terapi ini meliputi sejumlah teknik yang dapat diterapkan seseorang untuk meningkatkan fungsi tubuhnya saat stres [2].

Tidak hanya tubuh atau fisik, terapi ini membantu pasien untuk merasa rileks dan meningkatkan kesehatan mental maupun fisik secara menyeluruh [2].

Terapi Integratif atau Eklektik

Terapi ini menggunakan sebuah pendekatan yang memanfaatkan sejumlah teknik [2,5].

Melalui terapi ini, terapis perlu mengetahui apa saja kebutuhan pasien [2,5].

Dari hal tersebut, terapi ini akan membantu memenuhi kebutuhan pasien secara tepat [2,5].

Manfaat Terapi Holistik

Orang-orang yang menderita stres dan ketegangan dalam hidupnya memerlukan terapi khusus untuk mengembalikan keseimbangan fisik, emosional dan spiritualnya secara utuh.

Hal ini dapat tercapai melalui penempuhan psikoterapi seperti terapi holistik.

Berikut ini merupakan sejumlah manfaat menempuh terapi holistik yang belum banyak diketahui.

  • Memahami dan Meningkatkan Aspek Spiritual, Mental dan Fisik

Manfaat utama dari terapi holistik adalah mengatasi masalah mental, spiritual dan fisik [1,2,3,6].

Oleh sebab itu, seseorang dengan tingkat kecemasan dan stres tinggi hingga ketiga aspek tersebut mengalami masalah memerlukan jenis terapi seperti terapi holistik [1,2,3,6].

Terapi ini memampukan pasien untuk melihat kesinambungan antar ketiga aspek penting tersebut walaupun ketiganya berbeda [1,2,3,6].

Terapis akan membantu dalam proses pemahaman tentang bagaimana jika salah satu aspek tersebut terganggu maka hal itu akan memengaruhi kesehatan pasien [1,2,3,6].

  • Mengendalikan Situasi Pemicu Stres

Meski manfaat utama terapi holistik adalah memulihkan seseorang dari tekanan, kecemasan dan berbagai masalah yang dihadapi, pada dasarnya manusia tak dapat menghindari stres sama sekali [2].

Terapi holistik memiliki rangkaian teknik yang bisa dilatih di luar sesi terapi itu sendiri untuk mencegah gejala stres dan kecemasan terjadi saat pemicu stres muncul [1,2,3,8].

Ketika situasi kurang mendukung dan mampu memicu suasana hati buruk, cemas, panik, tegang dan stres, meditasi dan latihan pernafasan dapat dipraktekkan saat itu juga [2,8].

Pengendalian diri agar tidak mudah terserang stres apapun situasinya ini dapat dilakukan dengan strategi dari terapi holistik [2].

  • Mencegah Masalah Pemicu Gangguan Fisik dan Mental

Tidak hanya membantu mengatasi stres dan ketegangan fisik maupun mental seseorang pada saat itu maupun mengendalikan stres setelah usai terapi, terapi holistik juga berguna sebagai pencegah berbagai masalah yang mampu mengguncang fisik, spiritual dan mental seseorang [1,2,3,6].

Sebelum suatu atau beberapa masalah dapat memicu gangguan pada fisik, mental/emosional dan spiritual seseorang, terapi ini bisa ditempuh sebagai langkah perawatan diri dan pencegahan [2].

  • Meningkatkan Suasana Hati dan Kualitas Tidur

Ketika stres dapat lebih terkendali, latihan terapi holistik yang dilakukan cukup sering mampu meningkatkan kualitas hidup seseorang [2,7].

Selain stres berkurang, tubuh dan mental seseorang jauh lebih tenang, nyaman dan rileks [2,7].

Hal ini pun berdampak pada suasana hati yang selalu jauh lebih baik nantinya, serta kualitas tidur yang juga meningkat [2,7].

  • Mengatasi Berbagai Kondisi Psikologis

Terapi holistik adalah jenis psikoterapi yang mampu membantu mengatasi sejumlah kondisi psikologis, termasuk kecanduan, depresi, kecemasan, trauma, dan stres [1,2,3,6].

Namun selain itu, terapi holistik juga dapat bermanfaat bagi yang memiliki masalah terkait pekerjaan, masalah keluarga, hingga kesulitan emosional [1,2,3,6].

Teknik Terapi Holistik

Karena terapi holistik sendiri terdiri dari beberapa jenis terapi, maka teknik yang digunakan pun akan berbeda-beda dalam proses menolong pasien.

Terlepas dari teknik yang digunakan, tujuan dari terapi ini adalah membantu agar pasien dapat memahami dan menyadari segala gejala yang dialami.

Beberapa teknik yang termasuk dalam terapi holistik di mana beberapa diantaranya sudah cukup sering kita jumpai dan bahkan tempuh adalah [2] :

  • Yoga
  • Pijat
  • Latihan pernafasan
  • Tai Chi

Sementara itu, terdapat juga teknik lain dalam penerapan terapi holistik, yakni antara lain :

  • Hipnosis

Hipnosis masih tergolong sebagai metode terapi psikologi di mana pasien akan dibuat dalam kondisi rileks dan nyaman (bukan pingsan ataupun tertidur) [2,3,9].

Ketika tubuh dan pikiran sudah dalam kondisi rileks supaya dapat berkonsentrasi pada pikiran sendiri [9].

Terapis kemudian akan memberikan sugesti yang dibutuhkan sesuai kondisi yang dialami pasien [9].

Saat pasien sudah dalam kondisi fokus, maka akan lebih mudah untuk memperoleh maupun merespon sugesti dari terapis [9].

Tidak hanya dalam bentuk kata-kata, terapis dapat memberikan sugesti melalui instruksi membayangkan suatu hal [9].

Banyak orang berhasil mengatasi rasa cemas, stres, suasana hati buruk, dan bahkan berhenti dari kecanduan tertentu [9].

Akupunktur pada dasarnya merupakan teknik pengobatan alternatif yang dikenal berasal dari Tiongkok [10].

Metode penerapannya adalah melalui penggunaan jarum kecil halus yang akan terapis tusukkan ke titik-titik tubuh tertentu disesuaikan dengan masalah kesehatan pasien [10].

Umumnya, akupunktur dapat membantu para pasien dengan keluhan masalah fisik, seperti nyeri punggung atau pinggang, sakit kepala, migrain, stroke dan radang sendi [10].

Walau masalah mental seperti depresi tidak bisa ditangani secara menyeluruh dengan akupunktur, setidaknya gejala depresi dapat diredakan melalui teknik ini [11].

  • Reiki

Jika akupunktur merupakan terapi alternatif dari Tiongkok, maka reiki berasal dari Jepang yang penerapannya dilakukan memanfaatkan energi untuk menyembuhkan pasien [2,12].

Reiki adalah terapi yang tak hanya berfokus dalam membantu pemulihan pasien kanker dan nyeri tubuh, sebab reiki juga dapat mengatasi stres [2,12].

Pada penerapannya, terapis cukup menyalurkan energi saat tangannya sudah berada di atas tubuh pasien, yang akan dimulai dari bagian kepala sampai kaki [12].

Namun, ada pula proses reiki di mana terapis secara langsung menyalurkan energi ke bagian tubuh yang sakit [12].

Tujuan penyaluran energi di sini adalah untuk membuat energi dalam tubuh pasien lebih seimbang dan mengubah energi negatif menjadi positif [12].

  • Meditasi

Meditasi merupakan latihan pemusatan pikiran guna menjernihkan pikiran yang stres [2,13].

Melakukan meditasi secara rutin dapat menenangkan diri, membuat tubuh lebih nyaman dan meningkatkan produktivitas [2,13].

Cara penerapannya hanya dengan duduk nyaman dan rileks, mata terpejam, dan mengatur nafas [2,13].

  • Guided Imagery

Guided imagery adalah sebuah terapi dalam bentuk meditasi atau relaksasi di mana pasien kemudian diminta fokus hanya kepada hal-hal yang menenangkan hati serta pikiran [14].

Terapis akan membimbing pasien untuk membayangkan situasi maupun tempat yang membuat pasien nyaman dan merasa damai [14].

Pasien bisa saja diajak untuk memkirkan pengalaman tertentu yang membuatnya senang dan tenang, namun bisa juga mendengarkan suara atau membayangkan obyek menenangkan [14].

Dengan teknik ini, banyak orang terbantu dalam meredakan kecemasan dan stres [14].

  • Person-Centered Therapy

Person-centered therapy juga sering disebut dengan istilah client-centered therapy, yaitu terapi menggunakan pendekatan komunikasi agar lebih dekat dengan pasien [15].

Terapis atau konselor menerapkan terapi ini dengan berfokus langsung pada kliennya untuk membantu mereka mengenali diri dan mengidentifikasi masalah secara mendalam [15].

Terapi ini umumnya merupakan pertolongan bagi para remaja yang mengalami kecemasan, masalah dan tekanan [15].

  • Biofeedback

Biofeedback merupakan teknik terapi yang bertujuan utama mengendalikan fungsi tubuh pasien [2,16].

Biofeedback adalah terapi yang dapat meredakan penyakit tertentu seperti tekanan darah tinggi, migrain, inkontinensia urine, sakit kepala tegang, dan nyeri kronis [16].

Penerapannya dilakukan dengan mengontrol suhu tubuh, detak jantung, serta tekanan darah pasien [16].

Pada biofeedback, pasien akan diajarkan untuk melatih otot (baik peregangan maupun metode relaksasi), latihan pernafasan dalam, meditasi, serta fokus pada obyek yang merilekskan diri [16].

  • Psikoanalisis

Psikoanalisis atau terapi psikoanalitik merupakan metode psikoterapi dengan teori psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud [17].

Terapi ini perlu dilakukan oleh psikoanalis dan pasien untuk mengatasi kondisinya membutuhkan sesi setidaknya seminggu sekali dalam menjalani terapi ini [17].

Terapi ini menggunakan pendekatan eksplorasi terhadap pikiran bawah sadar pasien yang dapat berpengaruh terhadap perasaan, pikiran dan perilaku pasien [17].

Setiap pikiran dan tindakan pasien seringkali dipicu oleh masalah atau pengalaman tertentu sehingga psikoanalis akan membantu mengidentifikasinya lebih dulu [17].

Pasien dapat meredakan gejala kecemasan atau depresi dan akan merasakan manfaat dari terapi ini cukup lama [17].

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif juga merupakan jenis psikoterapi yang umumnya dapat menangani stres, gangguan kecemasan, fobia dan gangguan kesehatan mental lainnya [18].

Terapi ini tergolong sebagai teknik terapi holistik dengan menggabungkan terapi kognitif dan perilaku untuk mengubah pikiran, reaksi dan perilaku pasien [18].

Setiap sesinya, pasien hanya perlu memerlukan waktu sekitar 30-60 menit dan terapis akan membantu dalam proses identifikasi masalah serta situasi pemicu stres atau kecemasan pasien [18].

Setelah sebab teridentifikasi, terapis baru akan memberikan pemahaman bagi pasien mengenai respon negatifnya [18].

Lalu, terapis akan membantu pasien dalam proses pengubahan pola pikir, tindakan dan reaksi diri agar lebih positif dalam menghadapi setiap permasalahan hidupnya [18].

  • Mindfulness

Mindfulness juga termasuk dalam teknik terapi holistik yang masih merupakan jenis meditasi [2,19].

Pada terapi ini, seseorang akan diajarkan untuk konsentrasi hanya pada keadaan sekitarnya [19].

Pasien juga akan dibantu untuk menerima setiap emosi yang dirasakan agar pada akhirnya kesehatan mental maupun fisik kembali seimbang [19].

Apa yang harus dilakukan saat membutuhkan terapi holistik?

Melakukan pencarian atau riset untuk menemukan seorang profesional dalam bidang terapi holistik adalah hal penting yang utama [2].

Pada beberapa kasus, ketersediaan terapi secara daring atau online bisa dilakukan, namun untuk Reiki dan pijat tentu memerlukan pertemuan secara langsung [2].

Ketika sudah memastikan bahwa terapis adalah terpercaya dan profesional, membuat janji untuk bertemu dan berkonsultasi dapat dilakukan selanjutnya [2].

Pada sesi-sesi awal, biasanya terapis perlu mengetahui lebih dulu tujuan pasien dalam menjalani terapi holistik [2].

Kemudian terapis akan memilih teknik atau pendekatan yang sesuai agar dapat bekerja efektif bagi kondisi pasien [2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment