Zoonosis: Jenis – Pengobatan – Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Manusia tidak hanya berinteraksi dengan sesama manusia, beberapa memilih memiliki hewan peliharaan di rumah seperti kucing, anjing dan burung. Begitu juga dengan peternak yang sehari-hari kontak erat dengan hewan ternaknya seperti kambing, ayam atau sapi.

Apa Itu Zoonosis

Penyakit yang didapatkan manusia tidak hanya ditularkan oleh manusia yang membawa virus atau bakteri penyakit.

Zoonosis atau zoonotik adalah sebuah penyakit pada manusia yang ditularkan oleh hewan. Penyakit ini tidak selalu membuat hewan sakit namun justru dapat membuat manusia sakit. [1, 2]

Dahulu, sekitar 100 tahun yang lalu sebelum manusia mengenal pentingnya kebersihan dan resiko kontak dengan hewan, penyakit zoonotis menyebabkan jumlah kematian yang tinggi. Hal ini banyak dialami oleh negara-negara berkembang. [3]

Jenis Zoonotis

Setiap penyakit zoonosis ditularkan oleh hewan, ditularkan melalui beberapa media yang berbeda-beda. Setiap penyakit zoonosis memiliki media yang berbeda-beda sebagai perantaranya, antara lain: [1]

Ada juga penyakit zoonosis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang dapat menularkan penyakit yang serius bagi manusia.

Contoh Penyakit Zoonotis

  • Rabies

Penyakit rabies ditularkan oleh hewan yang memiliki penyakit Rabies. Biasanya manusia akan terinfeksi virus ini setelah digigit oleh hewan yang memiliki virus rabies. [1, 3]

Virus rabies menyerang sistem syaraf pada manusia. Hal yang utama diperhatikan agar hewan peliharaan tidak terkena rabies adalah dengan memberikan vaksin rabies.

Zoonotis selanjutnya sangat umum kita dapati di negara tropis seperti negara kita. Demam berdarah, malaria dan chikungunya adalah penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk.

Ketiga penyakit ini tidak dapat disepelekan, karena jika tidak segera diobati dapat berakibat fatal. [3]

  • Salmonella dan E. coli infections

Penyakit zoonosis selanjutnya adalah infeksi akibat bakteri salmonella dan e coli. Bakteri salmonela ditularkan melalui hewan yang erat dengan air seperti ikan, reptil, amfibi atau bebek. Gejalanya antara lain diare, demam dan sakit perut. [3]

Sedangkan infeksi bakteri E coli ditularkan melalui kontak langsung dengan menyentuh hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, dapat juga ditularkan melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi bakteri.

  • Psittacosis/Demam Burung Beo

Psittacosis disebut juga ornithosis, penyakit ini ditularkan lewat unggas atau burung. Bakteri ditularkan melalui bulu dan kotoran burung. Gejalanya antara lain demam, sakit kepala dan batuk kering. Pneumonia dapat terjadi jika infeksi sudah di tahap yang serius. [3]

  • Toksopalsmosis

Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit yang bernama toksoplasma gondii. Parasit ini pada umumnya ditemukan di dalam kotoran kucing dan daging yang tidak dimasak hingga matang khususnya daging kambing dan daging babi.

Toksoplasmosis berbahaya terutama bagi ibu hamil, karena dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin. Itulah mengapa tidak disarankan ibu hamil memelihara kucing. [4]

Penyakit ini ditularkan oleh bakteri yang biasanya dibawa oleh tikus. Bakteri dapat berpindah ke manusia melalui urin tikus yang memiliki bakteri ini. [5]

Gejalanya antara lain demam, sakit kepala, nyeri badan dan nyeri pada mata jika terkena sinar yang terang.

Penyakit zoonosis bermacam-macam, yang telah disebutkan di atas adalah penyakit zoonosis yang umum. Ada juga yang tergolong penyakit langka dan jarang ditemukan seperti anthrax, ebola, flu burung dan penyakit zika. [1]

Bagaimana Zoonosis Ditularkan

Zoonosis dapat ditularkan dari hewan kepada manusia karena kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Antara lain Melalui sentuhan kepada hewan yang terinfeksi penyakit atau gigitan, terkena air liur hewan, darah, urin serta feses hewan. [1, 3]

Zoonosis juga dapat ditularkan secara tidak langsung oleh hewan yang terinfeksi penyakit melalui udara, makanan yang terkontaminasi virus, bakteri atau parasit, kandang hewan, aquarium, tempat makanan hewan serta melalui tumbuhan atau tanah yang telah terkontaminasi hewan tersebut. [3]

Meskipun tidak memiliki hewan peliharaan atau tidak kontak erat dengan hewan, bukan berarti aman dari penyakit zoonosis. Zoonosis juga dapat ditularkan melalui makanan dan buah-buahan.

Makanan seperti telur dan daging yang tidak dimasak sempurna dapat menjadi media penularan virus dari hewan. Begitu juga buah-buahan dan sayuran yang terkontaminasi fesef atau kotoran hewan yang ternifeksi sebuah penyakit.[3]

Siapa Yang Beresiko Mengalami Zoonosis

Penularan kemungkinan lebih besar terjadi bagi orang yang gemar beraktivitas di alam, seperti nai gunung, bersepeda, memancing dan lain-lain.

Orang atau keluarga yang memiliki hewan peliharaan seperti kucing, juga rawan terkena zoonosis yang ditularkan melalui kontak dengan hewan peliharaan. [1]

Peternak memiliki resiko tinggi terkena zoonosis, karena kontaknya erat dengan hewan ternak setiap hari. Membersihkan kandang dan terkena kotoran hewan yang terinfeksi adalah cara penularan yang paling efektif. [1]

Pengobatan Zoonosis

Jika penyakit zoonosis diakibatkan gigitan hewan peliharaan seperti anjing, pastikan hewan tersebut telah divaksin rabies. Untuk lebih memastikan lebih baik segera ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan yang tepat. [1]

Gigitan serangga seperti nyamuk demam berdarah juga sangat berbahaya jika memunculkan gejala. Langkah yang harus diambil tentu saja periksa ke dokter atau brumah sakit untuk mendapat pengobatan yang tepat. [1]

Karena penyakit zoonosis bermacam-macam, pengobatannya tergantung dengan tipe penyakit zoonosis yang diderita seseorang. Banyak penyakit zoonosis yang dapat disembuhkan, namun ada juga yang memiliki efek jangka panjang bagi kesehatan seseorang.

Dokter biasanya akan memberikan konsultasi lanjutan untuk penyakit zoonosis yang serius, meskipun telah dinyatakan sembuh. [3]

Pencegahan Zoonosis

Mencegah lebihbaik daripada mengobati, bagi orang yang memiliki hewan peliharaan dan tinggal bersama serta memiliki keterikatan yang erat sangat penting untuk tetap melakukan langkah preventif demi kesehatan. Berikut beberapa tips mencegah zoonosis. [1, 3]

  • Jaga agar tangan tetap bersih dengan mencuci tangan setelah bermain atau menyentuh hewan peliharaan
  • Pilih hewan peliharaan dengan mempertimbangkan kondisi hewan tersebut, sudah divaksin atau belum, sehat atau tidak.
  • Beri vaksin untuk hewan peliharaan untuk mencegah infeksi virus seperti rabies dan toksoplasma.
  • Cegah gigitan serangga seperti nyamuk dengan racun pengusir serangga
  • Jaga kebersihan dan keamanan makanan, seperti memasak daging dengan benar dan menjaga kebersihan alat makan.
  • Cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi atau dimasak
  • Jika perlu lakukan vaksin saat akan berpergian ke negara atau daerah yang memiliki resiko penularan zoonosis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment