3 Penyakit Menular Dari Kucing dan Cara Mencegahnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sebagian besar penyakit pada kucing tidak dapat menular pada manusia, namun ada beberapa yang dapat ditransmisikan oleh kucing kepada manusia. Risiko seseorang untuk terkena penyakit dari kucing sebenarnya... cukup rendah, namun orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau belum sempurna, risiko untuk terkena penyakit ini lebih tinggi. Beberapa penyakit ini termasuk infeksi bakteri, parasit, jamur, virus. Anda dapat mencegah penyakit dari hewan peliharaan dengan cara sederhana, seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah menyentuh hewan peliharaan, mengatur jadwal pemeriksaan rutin untuk hewan peliharaan Anda, memberikan vaksin untuk hewan, memberi makan hewan hanya dengan makanan yang memang diproses atau dikemas untuk kucing, dan membersihkan kandang atau tempat kotoran hewan secara rutin dengan air dan sabun. Read more

Bagi beberapa orang, memelihara binatang adalah kegiatan yang paling menyenangkan. Selain karena menyalurkan hobi, memelihara hewan dipercayai untuk menghindari stress, meningkatkan produktifitas kerja bahkan untuk menghindari hal seperti penyakit jantung. [1]

Tentang memelihara binatang, pecinta hewan peliharaan tentu tidak asing dengan kucing, salah satu binatang peliharaan yang sangat popular di dunia. [1,3] Satu familia dengan hewan-hewan Felidae, kucing merupakan salah satu hewan karnivora. [2,6]

Sebagai hewan karnivora, kucing seringkali dirujuk pada dua jenis yakni kucing yang telah dijinakkan atau kucing kampung/kecil (Felis silvestris catus) yang umumnya dipelihara manusia. Dan kucing liar atau kucing besar seperti singa, harimau, dan macan. [3,6,7]

Namun demikian, pemilik kucing sekiranya perlu tah bahwa memelihara kucing bukan tidak ada risikonya bagi kesehatan. Air liur, gigitan, cakaran, bahkan hingga bulunya yang mudah rontok, seringkali dikhawatirkan sebagai sumber bakteri ataupun parasit. Dan bakteri atau parasit itu bisa saja menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kurap, toksoplasmosis, reaksi alergi, cat scratch disease (penyakit cakar kucing) dan lain-lain. [3,4,5]

Beberapa Penyakit Menular Dari Kucing

Tingkah lakunya yang lucu, bulu-bulunya yang menggemaskan, menjadikan kucing sebagai salah satu hewan peliharaan di dunia. [3,4] Banyak orang memilihara kucing dengan berbagai alasan dan tujuan. Untuk menghilangkan stress (teman bermain), mengusir binatang-binatang parasit, bahkan hingga untuk meningkatkan kesehatan jantung ataupun paru-paru. [4,5]

Namun demikian, hewan peliharan yang unik ini sama sekali tidak berarti tidak membawa penyakit. Beberapa penyakit yang diturunkan oleh kucing antara lain; [2,3,4,5,6,8,9]

  • Penyakit Cakar Kucing

Penyakit cakar kucing (cat scratch disease/CSD) atau yang dikenal juga demam cakar kucing (cat scratch fever) merupakan sebuah infeksi bakteri yang ditularkan dari kucing yang terinfeksi bakteri bartonella henselae. [6,8,9]

Seseorang bisa mengidap CSD apabila terkena gigitan atau cakaran kucing yang terinfeksi bartonella henselae. Selain cakaran dan gigitan, sesorang bisa terserang penyakit ini bisa dari air liur atau bulu kucing yang terinfeksi. [8]

Siapapun yang berinteraksi dengan kucing, kemungkinan besar bisa terkena CSD. Dan yang paling berisiko adalah anak-anak berusia antara 5 dan 9 tahun, mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah, ibu hamil, penderita HIV/AIDS, diabetes dan lain-lain. [8]

Gejala yang yang ditimbulkannya pun bisa bermacam-macam mulai dari benjolan dan lepuhan di area gigitan atau cakaran, pembekakan kelenjar getah bening, kelelahan, sakit kepala, demam ringan hingga sedang dan lain-lain. [8,9]

Pengobatan penyakit ini seringkali sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter. Obat-obat antibiotik seperti azitromisin, siprofloksasin, rifampisin dan tetrasiklin barangkali diberikan untuk mencegah kemungkinan nyeri karena cakaran atau gigitan kucing, ataupun untuk menghindari komplikasi yang barangkali timbul karenanya. [8,9]

  • Toksoplasmosis

Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini umumnya ditemukan pada kotoran kucing dan daging mentah yang terinfeksi parasit T. gondii. [5]

Infeksi parasit T. gondii umumnya tidak terlalu berbahaya dan gejalanya bisa dihilangkan jika daya tahan tubuh Anda sedang baik penyembuhan bisa dalam beberapa hari. [2,5]

Orang yang terinfeksi penyakit ini akan merasakan gejala seperti nyeri badan, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening dan lain-lain. Namun demikian, mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan pulih dalah hitungan hari. [2,5]

Parasit T. gondii lebih berisiko menginfeksi orang-orang dengan kondisi seperti; tinggal di daerah bersuhu panas atau lembab, para penderita HIV/AIDS, yang sedang menjalani kemoterapi, mengomsumsi obat-obatan imunosupresan dan steroid lainnya.[2]

Penyembuhan toksoplasmosis tergantung pada diagnosisnya. Beberapa orang tidak memerlukan pengobatan, namun yang lain membutuhkan pengobatan seperti menggunakan obat pirimetamin dan sulfadiazin. [2]

Ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini, pengobatan seringkali bergantung pada kondisi janin. Pengobatan diperlukan apabila bayi juga terinfeksi parasit ini dari ibunya. [2,5]

  • Reaksi Alergi

Reaksi alergi bisa timbul kapan saja bagi pecinta (pemelihara) kucing. Reaksi alergi itu bisa saja diperoleh melalui bulu kucing, air kencing kucing, dan lain-lain. [2,3]

Bulu kucing seringkali dicurigai sebagai masalah timbulnya alergi. Hal ini karena kucing seringkali tidak sengaja terkena kotoran-kotoran seperti air ludah, kotoran, dan bakteri-bakteri lainnya. Akibatnya, bila manusia menyentuh kucing tersebut bisa saja terdampak reaksi alergi. [4]

Umumnya penderita alergi mengalami gejala ringan hingga sedang seperti kulit gatal-gatal, iritasi mata, bersin, batuk, hidung tersumbat, mata merah dan lain-lain. [3,4]

Namun demikian, beberapa gejala yang disebutkan itu tidak selalu merujuk pada gejala reaksi alergi. Untuk memastikan gejela dan penyebabnya, dokter biasanya akan melakukan tes darah dan tes kulit. [4]

Bila ada indikasi pemyebab alergi adalah kucing maka dokter akan merekomendasikan obat-obatan seperti cetirizine, diphenhydramine, fexofenadine, dan loratadine atau oabt semprotan hidung seperti fluticasone dan lain-lain. [4,5]

Kapan Harus Ke Dokter?

Banyak kasus seperti alergi, nyeri atau demam karena terkena gigitan kucing, cakaran kucing, air liur kucing biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, sehingga penderita tidak membutuhkan pengobatan. [8]

Namun dalam kasus tertentu, bila cakaran atau gigitan kucing mengakibatkan beberapa gejala seperti pembekakan kelenjar getah bening, kemerahan di area gigitan (cakaran) ataupun alergi yang timbul makin berkembang sebaiknya segera menghubungi dokter. [8,9]

Dan segera ke dokter apabila Anda pernah didiagnosis salah satu dari penyakit yang disebab oleh kucing lalu mengalami peningkatan nyeri ataupun gejala-gejala yang tak timbul sebelumnya (baru). [8]

Cara Mencegah Penyakit Menular dari Kucing

Memelihara kucing barangkali menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi para pecinta kucing. Kucing dapat dijadikan sebagai hobby, teman bermain, pengusir binatang penganggu, penghilang stress dan lain-lain. [3,4]

Namun demikian, semua manfaat tersebut bukanlah tanpa masalah. Yang menjadi masalah adalah beberapa penyakit yang timbul–mulai dari air liur, hingga cakar kucing bisa mengakibatkan penyakit yang serius bila tidak ditangani dengan baik. [2,3,4]

Saat ini belum temukan vaksin untuk penyakit-penyakit yang ditularkan oleh kucing. Beberapa penderita biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan ataupun (dalam kasus tertentu) obat-obat antibiotik diyakini bisa menyembuhkan penyakit-penyakit itu.

Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat ditularkan dari kucing; [2,3,4,5,8,9]

  • Apabila Anda merasa adanya gejala yang merujuk pada gangguan infeksi bakteri, parasit atau penyakit lainnya dalam waktu yang lama (tidak sembuh) maka segera periksakan diri ke dokter.
  • Jauhkan kucing dari area-area berkarpet dengan tumpukan rendah untuk menghindari reaksi alergi atau parasit-parasit tertentu yang ada pada kucing.
  • Rawatlah kucing secara rutin.
  • Hindari mencium atau memeluk kucing apabila Anda memiliki gangguan alergi, asma dan gangguan pernapasan lainnya.
  • Jangan mengganggu kucing yang sangat protektif dengan anak-anaknya. Induk kucing tidak segan-segang menyerang untuk melindungi anak-anaknya.
  • Bersihkanlah karpet sesering mungkin untuk menghindari tumpukan bulu kucing atau kotoran lainnya
  • Sebisa mungkin selalu mencuci tangan setelah bermain dengan kucing kesayangan Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment