Penyakit Whipple : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Penyakit Whipple?

Penyakit Whipple adalah jenis penyakit infeksi bakteri yang umumnya terjadi pada saluran pencernaan di mana kondisi ini sangat langka. [1,2,3,4]

Pria dengan usia 40-60 tahun jauh lebih berisiko mengalami penyakit Whipple yang bila tak ditangani dengan benar maka dapat berakibat pada infeksi yang menyerang organ tubuh lainnya dan mengancam jiwa penderitanya.

Tinjauan
Penyakit Whipple merupakan penyakit infeksi bakteri langka yang menular. Umumnya, saluran pencernaan pria berusia antara 40-60 tahunlah yang lebih berisiko terserang infeksi.

Fakta Tentang Penyakit Whipple

  1. George Hoyt Whipple adalah orang yang pertama kali menemukan penyakit Whipple pada tahun 1907 [1,2,3].
  2. Usus kecil adalah bagian sistem pencernaan yang paling mudah diserang infeksi bakteri pada penyakit Whipple, namun organ vital lain seperti mata, paru, sendi, jantung hingga sistem daya tahan tubuh dapat mengalami masalah saat infeksi menyebar [2,3].
  3. Masalah saraf dan tulang belakang dialami oleh sekitar 40% orang-orang yang menderita penyakit Whipple [4].
  4. Penyakit Whipple disebut sangat langka karena jumlahnya tidak mencapai 1 kasus dari 1 juta orang di seluruh dunia [2].
  5. Prevalensi penyakit Whipple lebih tinggi pada pekerja pembersih selokan dengan persentase 12% [2].
  6. Pada tahun 2008, sebuah hasil studi Perancis pernah menunjukkan bahwa bakteri Tropheryma whipplei menjadi penyebab utama gastroenteritis pada bayi dengan persentase kasus 15% [2].
  7. Prevalensi penyakit Whipple juga tergolong tinggi pada anak balita usia 2-4 tahun yang menderita diare karena terdapatnya bakteri Tropheryma whipplei pada feses penderita [2].

Penyebab Penyakit Whipple

Bakteri Tropheryma whipplei merupakan penyebab utama terjadinya penyakit Whipple yang bahkan hingga kini para peneliti belum mengetahui secara jelas bagaimana bakteri jenis ini dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi.

Namun ketika bakteri ini masuk ke dalam tubuh, dinding usus halus mengalami luka karenanya.

Infeksi bakteri juga menyebabkan kerusakan vili; vili yaitu bagian usus yang memiliki fungsi utama sebagai pendukung proses penyerapan nutrisi dari asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari [1,2].

Tak hanya luka pada dinding usus halus maupun vili, jaringan pada jaringan sistem pencernaan berpotensi menebal karena infeksi.

Walau belum terlalu jelas bagaimana bakteri tersebut menyebabkan infeksi, banyak peneliti yang meyakini bahwa penyakit ini justru merupakan cacat genetik yang terjadi pada sistem imun.

Karena gangguan tersebut, maka sedikit saja paparan terhadap bakteri dapat menyebabkan seseorang mudah sakit.

Meski masih terdapat banyak dugaan, beberapa hal berikut menjadi faktor risiko yang patut dikenali dan diwaspadai [1,2,3] :

  • Faktor jenis kelamin dan usia, sebab pria berusia 40-60 tahun memiliki peluang lebih besar terinfeksi bakteri Tropheryma whipplei dan menderita penyakit Whipple.
  • Memiliki pekerjaan sebagai petani.
  • Memiliki pekerjaan dengan kegiatan lebih banyak di luar ruangan.
  • Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan air limbah dan tanah karena bakteri penyebab penyakit Whipple umumnya dapat dijumpai di air limbah dan tanah.
  • Orang-orang kulit putih keturunan Eropa dan Amerika Utara.

Karena merupakan penyakit infeksi bakteri, maka penyakit Whipple adalah jenis penyakit menular.

Bakteri penyebab penyakit Whipple pun dapat bertahan di dalam tubuh seseorang tanpa orang tersebut mengalami penyakitnya.

Jika demikian, maka orang tersebut disebut dengan karier (pembawa) penyakit Whipple di mana ia dapat menularkan penyakit tanpa harus menjadi seorang penderita.

Pada manusia pembawa penyakit Whipple (yaitu ketika bakteri Tropheryma whipplei ada di dalam tubuhnya), ia juga tidak mengalami maupun menunjukkan gejala penyakit Whipple sama sekali.

Tinjauan
- Bakteri Tropheryma whipplei adalah jenis bakteri yang mampu menginfeksi dan menyebabkan seseorang menderita penyakit Whipple.
- Sementara itu, beberapa faktor seperti jenis kelamin laki-laki, usia 40-60 tahun, pekerjaan yang dekat dengan air limbah dan tanah, serta keturunan kulit putih Eropa dan Amerika Utara dapat memperbesar risiko seseorang terkena penyakit Whipple.

Gejala Penyakit Whipple

Gejala penyakit Whipple dibagi menjadi dua kondisi, yaitu gejala umum dan gejala yang lebih jarang terjadi.

Beberapa gejala yang terkait dengan sistem pencernaan serta keluhan lain yang menyertai antara lain adalah [2,3,4] :

  • Nyeri perut (akan bertambah parah setiap sehabis penderita makan).
  • Kram perut.
  • Diare
  • Malabsorpsi nutrisi sehingga berakibat pada berat badan turun.
  • Anemia
  • Tubuh lebih lemas dan lemah.
  • Tubuh cepat lelah.
  • Radang sendi, khususnya dialami pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lutut.

Tidak hanya gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, beberapa keluhan seperti di bawah ini berpotensi terjadi pada penderita sekalipun jarang terjadi [1,3] :

  • Nyeri pada dada.
  • Pembesaran kelenjar getah bening.
  • Pembesaran limpa.
  • Hiperpigmentasi atau warna kulit yang menggelap, terutama pada area tubuh yang lebih sering dan mudah terkena paparan matahari.
  • Batuk dan demam.
  • Daya ingat menurun dan berpotensi hilang.
  • Mudah linglung.
  • Menurunnya kemampuan mengendalikan pergerakan mata.
  • Kesulitan untuk berjalan dengan normal.

Perkembangan gejala penyakit Whipple tergolong sangat lambat sehingga walau sudah terkena infeksinya, seseorang tersebut belum tentu secara langsung mengalami gejala.

Bahkan pada beberapa kasus, membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun bagi gejala untuk berkembang semakin parah.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Berat badan yang turun tanpa alasan jelas disertai dengan beberapa gejala lain yang dirasa tak wajar seperti radang dan nyeri sendi perlu segera diperiksakan.

Deteksi dini akan membantu pasien dalam mendapatkan penanganan dini sehingga tingkat kesembuhan lebih tinggi.

Bahkan setelah pasien memperoleh penanganan dari dokter, kondisi pasien masih harus berada di bawah pantauan dokter.

Dokter perlu mengetahui apakah gejala masih berkembang karena beberapa pengobatan berpotensi tidak terlalu efektif.

Tinjauan
Gejala umum penyakit Whipple meliputi sakit perut terutama setiap seusai makan, kram perut, anemia, diare, tubuh lemah dan cepat lelah, berat badan turun, hingga radang pada sendi.

Pemeriksaan Penyakit Whipple

Rangkaian metode diagnosa perlu ditempuh pasien untuk mengonfirmasi penyakit Whipple dan berikut ini adalah bentuk pemeriksaan yang umumnya dokter lakukan [1,2,3,4] :

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik selalu menjadi tindakan diagnosa awal yang dokter lakukan pada pasien untuk mengidentifikasi gejala fisik.

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa keberadaan kondisi hiperpigmentasi (menggelapnya kulit) serta mengecek tingkat kelembutan perut pasien.

  • Tes Darah

Sebagai tes penunjang, dokter kemungkinan meminta pasien menjalani pemeriksaan darah lengkap.

Untuk mengetahui apakah kadar sel darah merah dan konsentrasi albumin pada tubuh pasien rendah, tes ini sangat diperlukan.

Dari hasilnya, dokter pun dapat mengetahui apakah pasien mengalami anemia (salah satu gejala dari penyakit Whipple).

Tes dengan mengambil sampel jaringan juga merupakan metode diagnosa penunjang yang sangat dibutuhkan.

Dokter akan mengambil sampel jaringan dinding usus halus melalui prosedur endoskopi gastrointestinal bagian atas.

Prosedur medis endoskopi ini adalah proses pemeriksaan visual untuk mengetahui kondisi pencernaan bagian atas dengan memasukkan selang fleksibel tipis ke mulut pasien yang kemudian melewati tenggorokan menuju perut dan usus halus.

Setelah berhasil mengambil sampel jaringan dari beberapa bagian dinding usus halus, sampel ini kemudian akan dianalisia di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri Tropheryma whipplei.

Hanya saja, seringkali cara ini tak mampu secara akurat mengonfirmasi diagnosa sehingga pengambilan sampel jaringan perlu dilakukan ulang di lokasi berbeda, yaitu kelenjar getah bening pasien yang membengkak.

Bila diperlukan, tes PCR (polymerase chain reaction) atau reaksi rantai polimerase akan dokter terapkan.

Tujuan tes adalah untuk mendeteksi bakteri Tropheryma whipplei melalui tes berdasarkan DNA pasien dengan mengambil dan menganalisa sampel cairan tulang belakang.

Kondisi Medis Serupa dengan Penyakit Whipple

Gejala penyakit Whipple seringkali dianggap mirip dengan beberapa kondisi medis lainnya.

Jika tidak diperiksa dengan seksama dengan metode diagnosa penunjang yang tepat, dokter kemungkinan dapat menghasilkan diagnosa yang keliru dengan beberapa kondisi berikut :

1. Hipertiroidisme

Ketika kelenjar tiroid sangat aktif, maka hormon yang dihasilkan pun berlebihan, inilah kondisi yang disebut hipertiroidisme [1,5].

Sejumlah gejala yang dapat terjadi ketika hipertiroidisme menyerang adalah :

  • Mudah tersinggung dan marah.
  • Mudah gelisah.
  • Mudah berkeringat.
  • Tremor
  • Jantung berdetak lebih kencang.
  • Pada wanita, gangguan menstruasi.
  • Penglihatan buram.
  • Diare
  • Penurunan daya konsentrasi
  • Berat badan turun cukup ekstrem.
  • Kerontokan rambut.
  • Gondok/pembesaran kelenjar tiroid.
  • Sulit tidur.
  • Darah tinggi.
  • Biduran

2. Penyakit Radang Usus dengan Artropati

Radang usus adalah kondisi saat saluran pencernaan mengalami peradangan yang ditandai dengan keberadaan luka atau iritasi [1,6].

Disebut mirip dengan penyakit Whipple karena gejala mengarah pada sistem pencernaan, sebenarnya keduanya tetap adalah kondisi yang berbeda.

Beberapa gejala penyakit Whipple yang perlu dikenali antara lain adalah :

  • Perut terasa nyeri atau mengalami kram.
  • BAB berdarah.
  • Nafsu makan menurun diikuti dengan berat badan yang turun
  • Diare
  • Perut terasa penuh seperti kembung.

3. TBC / Tuberkulosis

Pada kasus TBC atau tuberkulosis yang merupakan jenis penyakit paru, penyebab utamanya adalah bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis [1,7].

Dari penyebabnya saja, tuberkulosis dan penyakit Whipple sudah berbeda, begitu pun gejala yang memiliki kemiripan namun sebenarnya berbeda karena TBC memiliki gejala sebagai  berikut :

  • Batuk berdahak yang terkadang disertai dengan darah.
  • Tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat di malam hari.
  • Dada terasa nyeri.
  • Nafsu makan menurun dan diikuti dengan penurunan berat badan.
  • Tubuh lemas.
  • Demam

Bakteri penyebab penyakit TBC umumnya dapat menyerang organ lain selain paru, yaitu kelenjar, usus, hingga tulang.

Namun, yang membedakannya dari penyakit Whipple adalah gejala berupa batuk berdahak yang biasanya tak kunjung sembuh sampai 3 minggu atau lebih.

4. HIV

HIV atau human immunodeficiency virus merupakan jenis virus perusak sistem imun tubuh manusia yang diserangnya [1,8].

Sel CD4 di dalam tubuh akan terinfeksi dan menjadi hancur.

Sebagai dampaknya, sistem imun melemah sehingga penderita menjadi lebih mudah sakit.

Berikut ini adalah gejala HIV yang perlu dikenali agar dapat membedakannya dari penyakit Whipple :

  • Demam disertai menggigil
  • Mual disertai muntah
  • Diare berkepanjangan
  • Timbul ruam pada kulit
  • Tubuh lemas dan cepat lelah
  • Batuk hingga sesak nafas (umumnya terjadi pada pria)
  • Berat badan turun drastis

Gejala awal pada kasus infeksi HIV umumnya cukup cepat terjadi, yaitu antara 2-4 minggu usai terinfeksi, begitu pula dengan perkembangan virus di dalam tubuh penderitanya. Justru pada awal terinfeksi, perkembangan virus terjadi cepat dan tak terkontrol.

5. Gangguan Jaringan Ikat

Penyakit jaringan ikat berhubungan dengan lupus eritematosis sistemik, skleroderma, hingga radang sendi seperti rematik [1,9].

Ini karena gangguan pada jaringan ikat adalah kondisi dari beberapa penyakit yang melibatkan kulit, otot hingga sendi namun juga berkaitan dengan organ tubuh lainnya.

Tinjauan
Metode pemeriksaan untuk mendiagnosa penyakit Whipple umumnya adalah pemeriksaan fisik, tes darah, serta biopsi yang akan mengeliminasi berbagai kemungkinan penyakit lain (hipertiroid, penyakit jaringan ikat, HIV, TBC, serta penyakit radang usus dengan artropati) dengan gejala yang mirip.

Pengobatan Penyakit Whipple

Pengobatan penyakit Whipple umumnya adalah dengan pemberian obat-obatan atau suplemen.

Pengobatan penyakit Whipple juga berjangka waktu panjang karena mampu mencapai dua tahun untuk dapat benar-benar membunuh bakteri penyebab penyakit ini.

Hanya saja untuk mengurangi efek gejala yang timbul, biasanya jauh lebih cepat dan hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu atau kurang untuk meredakan gejala.

Berikut ini merupakan pengobatan penyakit Whipple yang diberikan oleh dokter :

1. Antibiotik

Karena penyakit Whipple disebabkan oleh infeksi bakteri, penanganan terbaik adalah dengan memberi pasien obat antibiotik.

Dokter biasanya memilih antibiotik yang mampu mengatasi infeksi di saluran pencernaan sekaligus melawan bakteri yang kemungkinan sudah menyerang sistem saraf pusat serta otak pasien.

Penggunaan antibiotik yang cukup lama membuat pasien harus tetap di bawah pengawasan dokter.

Pemantauan terhadap kondisi pasien selama pemakaian antibiotik bertujuan utama untuk mengetahui seperti apa perkembangan gejala pasien dan apakah pasien memiliki resistensi terhadap jenis obat yang diberikan [1,3,4].

  • Terapi antibiotik penicillin atau ceftriaxone lewat suntikan adalah awal pengobatan pasien penyakit Whipple pada 2-4 minggu pertama.
  • Terapi antibiotik sulfamethoxazole-trimethoprim oral (obat minum) akan menjadi terapi lanjutan dari terapi antibiotik suntik. Terapi antibiotik oral ini perlu dilakukan pasien selama 1-2 tahun di bawah pemantauan dokter.
  • Terapi antibiotik alternatif adalah ketika dokter meresepkan obat kombinasi antara doxycyline oral dengan hydroxychloroquine (obat antimalaria) yang perlu digunakan 1-2 tahun.

Konsultasikan lebih jauh dengan dokter mengenai efek samping dari penggunaan antibiotik-antibiotik tersebut.

2. Suplemen

Malabsorpsi nutrisi menjadi masalah yang dihadapi oleh para penderita penyakit Whipple, oleh sebab itu dokter biasanya akan memberikan suplemen [1,10,11].

Suplemen vitamin dan mineral seperti magnesium, asam folat, vitamin D, vitamin B12, zat besi dan kalsium perlu dikonsumsi pasien untuk menjaga agar fungsi tubuh tetap baik dengan terpenuhinya nutrisi lengkap.

Tinjauan
Pemberian antibiotik dalam bentuk suntikan maupun oral adalah cara pengobatan penyakit Whipple secara umum. Namun, dokter juga akan memberi suplemen untuk penambahan nutrisi tubuh pasien yang mengalami malabsorpsi nutrisi.

Komplikasi Penyakit Whipple

Seiring waktu gejala penyakit Whipple dapat berkembang semakin buruk yang jika tidak mendapatkan penanganan secepatnya maka risiko komplikasinya pun semakin tinggi [1].

Penyakit Whipple yang tidak memperoleh pengobatan mampu mengakibatkan kondisi defisiensi nutrisi karena malabsorpsi nutrisi [12].

Selain kekurangan nutrisi, komplikasi lainnya yang mampu mengancam jiwa penderitanya adalah sepsis dan kerusakan otak yang berpotensi besar berujung pada kematian.

Tinjauan
Risiko komplikasi penyakit Whipple paling tinggi adalah defisiensi nutrisi, sepsis, hingga kerusakan otak serta kematian.

Pencegahan Penyakit Whipple

Pencegahan tidak memungkinkan bagi penyakit Whipple karena seringkali kita tak menyadari kapan bakteri penyebab penyakit ini masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi.

Namun untuk meminimalisir risiko infeksi, selalu pastikan menjaga kebersihan diri, yaitu dengan rajin mencuci tangan dengan benar dan bersih setiap sehabis melakukan kegiatan apapun.

Sebagai upaya pencegahan komplikasi, maka pengobatan antibiotik sedini mungkin diperlukan oleh pasien [1,2].

Tinjauan
Pencegahan penyakit Whipple cenderung tidak memungkinkan karena bakteri dapat memasuki dan menginfeksi tubuh kapan saja tanpa disadari. Namun untuk meminimalisir peluang bakteri masuk dan menginfeksi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri yang benar.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment