Glaukoma adalah penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan dan berkembang secara perlahan-lahan. Penyakit ini disebabkan karena menumpuknya cairan di bagian belakang mata. Hal tersebut bisa memberikan tekanan saraf optik sehingga dapat merusaknya[1].
Daftar isi
Fungsi Penghambat Anhidrase Karbonat
Penghambat karbonat anhidrase adalah obat utama yang digunakan untuk mengobati glaukoma atau kondisi mata lainnya dengan menurunnya tekanan darah intraokular[1].
Obat ini juga digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit ketinggian dan penyakit epilepsi. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk pengobatan dengan kondisi lain[1].
Fungsi dan kegunaan lainnya dari penghambat anhidrase karbonat adalah[2]:
- Untuk mengobati glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup akut.
- Untuk mengobati edema akibat gagal jantung atau obat-obatan, jenis epilepsi tertentu.
- Untuk mengobati tekanan intraokular tinggi pada hipertensi okular
Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat Anhidrase Karbonat
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan peghambat anhidrase karbonat[1].
- Busung
- Epilepsi
- Glaukoma
- Hidrosefalus
- Hyperkalemic Periodic Paralysis
- Kelumpuhan Periodik Hypokalemic
- Penyakit Gunung / Penyakit Ketinggian
- Kelumpuhan periodik primer
- Pencegahan Kejang
Epilepsi adalah penyakit dengan kelainan otak yang bisa mengakibatkan kejang berulang. Dengan menggunakan penghambat anhidrase kontras, kejang dapat di atasi[3].
Hidrosefalus merupakan cairan serebrospinal yang berada di ventrikel otak yang bisa menyebabkan pembesaran dan juga pembengkakan[4]. Sedangkan busung adalah penumpukan cairan yang abnormal yang ada di ruang jaringan antar sel di dalam tubuh[5].
Cara Kerja Penghambat Anhidrase Kontras
Penghambat anhidrase karbonat bekerja dengan cara mengurangi aktivitas anhidrase karbonat. Penghambat anhidrase karbonat adalah enzim yang dapat bertanggungjawab untuk mengkatalisis reaksi karbon dioksida dan juga air sehingga menjadi asam karbonat lalu menjadi bikarbonat[3].
Enzim tersebut dapat mengurangi resorpsi bikarbonat yang mengalir dari tubulus proksimal yang ada di ginjal. Dengan pengurangan resorpsi tersebut, dapat meningkatkan langsung ekskresi bikarbonat, natrium, dan juga kalium[3].
Acetazolamide adalah salah satu obat penghambat anhidrase karbonat yang efektid untuk mengontrol sekresi cairan. Obat ini sangat manjur untuk mengobati gangguan kejang, diuresis[6].
Mekanisme kerja dari antikonvulsan acetazolamide tergantung pada penghambat karbonat anhidrase. Cara kerja tersebut dapat menurunkan tekanan karbon dioksida di bagian alveoli paru untuk meningkatkan oksigen arteri[6].
Diclofenamide bekerja dengan cara mengurangi tekanan intrakular dengan cara menekan sekresi aliran masuk. Tetapi, mekanise kerja tersebut belum semuanya dipahami[7].
Selanjutnya obat penghambat anhidrase karbonat adalah Methazolamide. Methazolamide topikal bekerja dengan cara mengurangi peningkatan tekanan intraokular pasien glaukoma sudut terbuka. Obat ini juga bisa digunakan untuk penyakit hipertensi okular[8].
Obat ini tidak memiliki sifat antimikroba dan antikonvulsan meskipun dapat mencapai konsentrasi tinggi dalam cairan serebrospinal. Memiliki sifat diuretik lemah dengan peningkatan volume urin pada eksresi natrium, kalium, dan klorida[8].
Methazolamide diserap dengan baik dari saluran gastrointestinal dengan vlume distribusi 17 sampai 23 L dan pengikatan protein
55% dengan waktu paruh 14 jam[8].
Contoh Obat Penghambat Anhidrase Kontras
Penghambat anhidrase kontras tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, larutan. Obat ini hanya bisa di dapat dari resep dokter. Berikut ini contoh obat penghambat anhidrase kontras[3].
- Acetazolamide
- Dichlorphenamide
- Methazolamide
Acetazolamide berfungsi untuk mengurangi aktivitas protein tubuh untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh[9]. Obat selanjutnya Dichlorphenamide, yang digunakan untuk kelumpuhan karena tingginya kadar kalium atau rendah yang ada di dalam tubuh[10].
Dan obat yang terakhir adalah Methazolamide, obat ini digunakan untuk menurunkan tekanan di dalam mata dengan jenis glaukoma tertentu[11].
Efek Samping Penghambat Anhidrase Kontras
Efek samping bisa saja terjadi tergantung dengan dosis dan takaran yang diberikan. Obat ini bisa menyebabkan penglihatan kabur dan kantuk, jadi hati-hati saat anda mengemudi atau sedang beraktivitas[9].
Berikut ini efek samping umum dari penghambat anhidrase kontras[9].
- Mual
- Muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Diare
- Mati rasa atau kesemutan terutama di lengan dan kaki
- Mengantuk
- Kebingungan
- Masalah pendengaran seperti telinga berdenging
- Peningkatan buang air kecil
- Indra perasa yang berubah
Jangan menggunakan obat ini jika memiliki penyakit sirosis, penyakit hati, ginjal yang parah, ketidakseimbangan elektrolit, gagal kelenjar adrenal, alergi obat-obatan. Ikuti semua petunjuk pada label obat, dan beritahu dokter jika anda mengidap alergi obat[9].
Jangan gunakan obat penghambat anhidrase kontras pada saat anda hamil. Obat ini bisa menyebabkan asidosis metabolik yang sangat membahayakan bayi dalam kandungan[10].
Obat ini juga sangat tidak aman untuk ibu menyusui. Tanyakan ke dokter tentang resiko mengkonsumsi obat ini saat sedang menyusui[10].
Minum obat ini dengan segelas penuh air. Dosis yang anda minum tergantung dengan kondisi dan keadaan penyakit. Jika anda memiliki penyakit gagal jantung kongestif, dokter akan menganjurkan untuk anda melewatkan sehari untuk menggunakan obat ini[9].
Jenis obata-obatan yang sangat mempengaruhi dichlorphenamide adalah :
- Aspirin (termasuk aspirin bayi)
- Famotidine
- Metotreksat
- Teofilin
- Obat antibiotik atau antijamur
- Obat antiviral seperti oseltamivir
- Obat pencahar
- Obat diuretik atau “pil air” seperti furosemid
- Obat steroid ( prednison , deksametason , dan lain-lain)