Penyakit paru-paru basah ditandai dengan adanya cairan atau nanah di dalam kantung udara (alveolus) pada paru-paru. Terbentuknya cairan atau nanah biasanya disebabkan oleh inflamasi akibat suatu infeksi yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur[1].
Penyakit ini umum terjadi pada bayi dan orang berusia lanjut karena mereka memiliki sistem imun yang lebih lemak. Penyakit ini dapat mengarah pada kondisi yang membahayakan hidup pasien[1, 2].
Ketika seorang pasien didiagnosis dengan penyakit paru-paru basah, dokter dapat menganjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup, salah satunya ialah makanan yang dikonsumsi. Bagi orang yang memiliki penyakit paru-paru basah, konsumsi makanan tertentu dapat memicu bertambah buruknya gejala dan munculnya komplikasi lain[2].
Berikut beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh orang dengan penyakit paru-paru basah:
Daftar isi
1. Makanan dan Minuman yang Bersifat Asam
Makanan bersifat asam dapat memicu gejala refluks asam lambung. Refluks asam lambung ditandai dengan sering mengalami mulas[2].
Kondisi ini terjadi ketika otot yang membentuk katup pada ujung esofagus tidak menutup dengan sempurna atau terlalu sering terbuka. Akibatnya asam lambung dapat naik ke esofagus dan menyebabkan mulas[2].
Orang yang memiliki penyakit paru-paru basah dapat mengalami gejala yang makin memburuk ketika mengalami refluks asam. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam, seperti jeruk, jus buah, saus tomat, kopi, dan makanan pedas[2].
2. Minuman Berkarbonasi
Produk minuman berkarbonasi memiliki kandungan gula tinggi, nol kalori, dan karbonasi tinggi. Biasanya minuman berkarbonasi juga mengandung pengawet, pemanis, dan pewarna buatan. Konsumsi minuman berkarbonasi meningkatkan risiko peningkatan berat badan dan perut kembung[2].
Kandungan karbondioksida dalam minuman berkarbonasi dapat mengarah pada gas perut dan perut kembung. Bertambahnya volume gas perut atau perut kembung dapat menimbulkan lebih banyak tekanan pada paru-paru, sehingga dapat memperburuk kondisi pada orang dengan penyakit paru-paru basah[2, 3].
Selain itu, kandungan gula dalam minuman berkarbonasi sering kali tinggi. Gula dan pengganti gula meningkatkan risiko inflamasi, yang mana dapat berdampak negatif bagi pernapasan[3].
Saat merasa haus sebaiknya minum air putih untuk menghindari dehidrasi. Pasien dianjurkan untuk menghindari konsumsi minuman seperti soda, bir, anggur soda atau sari buah bersoda[2, 4].
3. Daging Olahan
Kebanyakan daging yang diawetkan seperti bacon, potongan daging dingin, ham dan hotdog mengandung zat aditif yang disebut nitrat. Nitrat sering kali ditambahkan oleh pabrik untuk menambahkan warna pada produk atau untuk memperpanjang tanggal kadaluarsa[1, 2].
Kandungan nitrat dalam daging olahan tidak sehat bagi siapa saja, tapi terutama berdampak buruk bagi penderita penyakit paru-paru basah. Konsumsi daging olahan dalam jumlah besar dapat menyebabkan kondisi paru-paru memburuk[4].
Suatu studi dari European Respiratory Journal mengacukan bahwa nitrat yang ditambahkan pada produk makanan meningkatkan risiko penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) terkait masuk rumah sakit kembali[2].
4. Sayur dan Buah Tertentu
Beberapa jenis sayur dan buah dapat berdampak merugikan bagi penderita paru-paru basah. Hal ini dikarenakan kandungan karbohidrat dan serat tinggi yang memerlukan proses fermentasi selama pencernaan dilakukan[5].
Konsumsi sayur dan buah dengan kandungan serat berlebih dalam sayuran ini dapat menyebabkan masalah pencernaan dan perut kembung akibat lebih banyak gas dihasilkan selama proses pencernaan[2, 4].
Masalah gas dan perut kembung dapat mengarah pada kesulitan bernapas bagi orang yang memiliki penyakit paru-paru basah. Oleh karena itu, konsumsi sebaiknya dihindari atau dibatasi[2].
Berikut beberapa jenis sayur dan buah yang sebaiknya dihindari oleh penderita paru-paru basah[4, 5]:
- Buah persik
- Melon
- Aprikot
- Apel
- Kacang-kacangan
- Kubis
- Bunga kol
- Jagung
- Bawang merah
- Kacang polong
- Brokoli
- Lobak
- Bok choy
5. Produk Susu
Produk susu dapat memperburuk gejala pada orang dengan penyakit paru-paru basah. Hal ini disebabkan oleh salah satu produk pemecahan susu yaitu casomorphin, yang mana diketahui dapat meningkatkan mukus di dalam usus[1, 2].
Selama gejala memburuk, orang dengan penyakit paru-paru basah sering kali mengalami peningkatan mukus. Meskipun kaitannya tidak terlalu jelas, para peneliti menemukan bahwa penambahan casomorphin pada sel-sel respitori dapat menstimulasi produksi mukus[2].
Jika produksi mukus meningkat maka akan dihasilkan lebih banyak dahak (sputum), sehingga tubuh kita perlu mengeluarkannya sebagai dahak. Cara pengeluaran dahak dan mukus ialah melalui batuk. Peningkatan batuk akan menyebabkan gangguan dan rasa sakit bagi pasien dengan penyakit paru-paru basah[4].
Selain itu, kandungan laktosa di dalam produk susu dapat menyebabkan perut kembung sehingga menimbulkan kesulitan bernapas bagi penderita penyakit paru-paru[3].
Orang dengan penyakit paru-paru basah sebaiknya menghindari minum susu hangat sebelum tidur malam. Produk susu lain yang sebaiknya dihindari meliputi es krim, yogurt, keju, mentega, dan mentega susu[4].
Untuk memastikan kebutuhan kalsium harian terpenuhi, penderita penyakit paru-paru sebaiknya mengkonsumsi alternatif lain seperti susu kedelai atau susu almond.
Penderita dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran mengenai jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D[3, 4].
6. Garam Berlebih
Kadar garam tinggi dapat membuat tubuh menyerap lebih banyak air. Kondisi ini disebut sebagai water retention. Air yang berlebihan berpengaruh seperti lemak berlebih di sekitar diafragma, menyebabkan kesulitan saat bernapas[2, 4].
Kadar air dalam tubuh yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan tekanan darah dan mengarah pada napas pendek. Orang dengan penyakit paru-paru dianjurkan memperhatikan label produk untuk mengecek kandungan garam (natrium). Secara umum, sebaiknya memilih produk dengan kandungan natrium kurang dari 140 mg per sajian[3].
Pengurangan kadar garam dalam makanan akan membantu mengurangi water retention sehingga tidak membahayakan bagi paru-paru. Orang yang memiliki penyakit paru-paru sebaiknya menghindari makanan dengan kadar garam terlalu tinggi. Sebagai pengganti garam, dapat digunakan bahan herbal dan rempah-rempah untuk meningkatkan rasa masakan[2, 4].
7. Makanan yang Digoreng
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak lemak sehingga sistem pencernaan memerlukan waktu lebih lama untuk memprosesnya. Hal ini dapat mengarah pada timbulnya sensasi perut kembung dan rasa tidak nyaman karena diafragma terdorong. Akibatnya dapat terjadi kesulitan atau gangguan pernapasan[2, 4].
Mengkonsumsi makanan yang digoreng dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Lemak berlebihan biasanya mengumpul pada sekitar bagian tengah batang tubuh, menyebabkan meningkatnya tekanan pada diafragma dan paru-paru, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan ketika bernapas[2, 4].
Makanan yang digoreng juga mengandung lemak tidak sehat yang akan meningkatkan kadar kolesterol buruk dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Orang dengan penyakit paru-paru basah sebaiknya menghindari makanan seperti kentang goreng, ayam goreng, ikan goreng, lumpia Jalapeno, dan acar goreng[2, 4].
8. Kafein
Kafein dapat mempengaruhi kerja beberapa obat yang diresepkan untuk orang dengan penyakit paru-paru. Sehingga penderita sebaiknya menghindari konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan kafein tinggi, seperti cokelat, kopi, teh, dan soda[3].
Sebaiknya untuk meredakan haus penderita paru-paru basah minum air putih, alih-alih minuman berkafein. Air putih dapat membantu menjaga lapisan mukus tipis dan lebih mudah untuk dikeluarkan. Konsumsi air atau minuman bebas kafein yang dianjurkan ialah sekitar 6-8 gelas per hari[3].
9. Karbohidrat Sederhana
Makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana seperti biskuit, kue dan pie dapat menyebabkan kadar karbondioksida dalam tubuh. Konsumsi makanan dengan karbohidrat sederhana menyebabkan paru-paru perlu bekerja lebih keras[3, 6].
Kondisi ini sering kali mengarah pada penurunan energi tertinggi setelah mengkonsumsi jenis makanan tersebut, menyebabkan sensasi lemah dan kelelahan.
Sebaiknya penderita penyakit paru-paru basah menghindari atau membatasi konsumsi jenis makanan dengan karbohidrat rendah, atau bisa juga menggantinya dengan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti gandum utuh[3, 6].
10. Makanan Kalori Tinggi
Konsumsi makanan kalori tinggi seperti daging, roti panggang, soda, dan makanan gorengan dan berlemak dapat menyebabkan berat badan berlebihan. Pada orang yang memiliki berat badan berlebihan, jantung dan paru-paru perlu bekerja lebih keras sehingga memerlukan lebih banyak energi dan oksigen[3].
Kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi penderita paru-paru basah sehingga konsumsi makanan kalori tinggi lebih dianjurkan untuk dihindari. Sebaiknya mengkonsumsi diet yang seimbang dengan lemak dan protein sehat[3].
Sama halnya dengan berat badan berlebihan, sebaiknya penderita paru-paru basah juga menghindari berat badan kurang (di bawah rentang normal). Orang dengan berat badan kurang dapat lebih mudah mengalami sensasi lemah dan keletihan serta lebih rentan terhadap infeksi[3].
Konsultasikan pada dokter atau ahli diet mengenai berat badan ideal dan jumlah kalori yang sebaiknya dikonsumsi setiap harinya[3].
11. Alkohol
Sangat penting bagi penderita paru-paru basah untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Banyak minum air putih membantu menipiskan mukus di dalam paru-paru, yang mana dapat membantu paru-paru untuk mengeluarkannya secara alami saat ekspirasi (menghembuskan napas)[2].
Berbeda dengan air putih, konsumsi alkohol meningkatkan risiko dehidrasi karena bersifat diuretik. Alkohol meningkatkan kecepatan tubuh mengeluarkan cairan dari darah dan mengekskresikannya (membuangnya keluar tubuh) sehingga tubuh menjadi kekurangan cairan[2].
Alkohol juga cenderung memperlambat laju pernapasan, sehingga menghambat kemampuan paru-paru untuk mengeluarkan mukus secara alami melalui ekspirasi atau batuk. Oleh karena itu, penderita paru-paru basah dianjurkan menghindari konsumsi alkohol[2].