7 Cara Mengatasi Keputihan Hitam

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Keputihan terjadi ketika keluarnya cairan dari vagina. Kebanyakan dari wanita yang mengalami keputihan di beberapa titik selama hidup mereka. Keputihan ini biasanya berwarna putih atau bening. Keputihan ini dapat terjadi pada semua wanita, namun beberapa mengalami keputihan setiap hari sementara yang lainnya hanya mengalami sesekali saja.[1]

Sepanjang siklus menstruasi yang dimiliki seorang wanita, maka jumlah dan jenis keputihan yang dialami nya juga dapat berubah. Selain itu juga dapat berubah sepanjang hidup, termasuk selama masa pubertas, kehamilan dan menopause.[1]

Beberapa wanita juga pernah mengalami keputihan hitam, hal ini memang terlihat mengkhawatirkan namun tidak selalu menjadi alasan untuk khawatir. Ketika darah membutuhkan waktu ekstra untuk keluar dari rahim, ini mengoksidasi. Sehingga dapat menjadi penyebab munculnya keputihan dalam warna coklat ke coklat tua atau hitam.[2]

Perawatan untuk keputihan hitam ini tergantung pada penyebabnya. Bahkan ada beberapa kasus dimana keputihan menjadi alasan untuk menemui dokter.[2] Berikut beberapa cara mengatasi keputihan hitam secara alami dan secara medis, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Jangan Douche

Vagina tidak memerlukan pembersihan.[1] Hal ini dikarenakan vagina sudah dirancang untuk membersihkan dirinya sendiri. Keputihan juga merupakan cara alami untuk membersihkan iritasi mengalir keluar dar tubuh.[3]

Douching tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan infeksi. Untuk melawan infeksi di vagina,maka membutuhkan bakteri baik yang sehat dalam vagina. Jika tetap melakukan douche, maka bakteri baik tadi juga akan hanyut dan dinding vagina menjadi rentan terhadap infeksi yang mungkin terjadi.[1]

2. Perhatikan Saat Membersihkan Vagina

Vulva memang membutuhkan sedikit pembersihan. Mandi secara teratur dengan air dan sabun adalah semua yang dibutuhkan untuk menjaga area tersebut tetap sehat dan bersih.[1]

Namun, saat membersihkan vagina sebaiknya hindari penggunaan sabun wangi, semprotan dan tisu. Hal ini disebabkan karena dapat mempengaruhi pH vagina dan juga dapat menyebabkan iritasi, infeksi jamur atau bacterial vaginosis.[3]

3. Gunakan Pakaian Katun

Lingkungan yang lembab dapat menjadi target utama dari bakteri jahat. Oleh karena itu kenakan pakaian dalam katun yang menyerap keringat serta ganti setiap hari. Jika pakaian yang dikenakan basah atau berkeringat, maka sebaiknya ganti sesegera mungkin.[3]

4. Antibiotik

Tidak apa-apa ketika mencuci vagina dengan air, namun sabun dalam vagina dapat mengganggu keseimbangan flora vagina dan menyebabkan vaginosis bakteri. Hal ini dapat menyebabkan sangat gatal, sehingga membutuhkan pengobatan antibiotik.[3]

Jangan sembarangan ketika akan membersihkan vagina, dan jika ada gejala tertentu yang membuat tidak nyaman segera periksa kepada dokter apakah perlu pengobatan antibiotik atau tidak. Kemudian infeksi menular juga tidak hilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan antibiotik maka dapat menyebar dari vagina ke oragan reproduksi sehingga menyebabkan Infeksi Pelvic Inflammatory Disease (PID).[2]

Jika mengalami Infeksi Pelvic Inflammatory Disease (PID) yang merupakan salah satu infeksi yang dapat dikelola oleh antibiotik ini. Maka ikuti semua instruksi dari dokter dan ambil tindakan untuk melindungi diri dari infeksi ulang atau infeksi yang terjadi kembali.[2]

5. Prosedur Pelebaran dan Kuretase

Bercak hitam dan pendarahan juga bisa menjadi tanda keguguran yang terlewat, yaitu ketika embrio berhenti berkembang biak tetapi tidak dikeluarkan selama empat minggu atau lebih oleh tubuh. Meski keguguran yang terlewatkan pada akhirnya dapat sembih dengan sendirinya,jika tidak maka dokter akan menyarankan prosedur pelebaran dan kuretase.[2]

Dalam prosedur ini dokter akan menggunakan instrumen medis dan obat-obatan untuk melebarkan rahim saat dibius. Kemudian alat bedah yang disebut kuret akan digunakan untuk mengangkat jaringan apapun.[2]

6. Pembedahan

Aliran menstruasi mungkin lebih lambat di awal dan akhir periode. Akibatnya, darah di rahim membutuhkan waktu yang lebih lama untuk keluar dari dalam tubuh, Kemudian saat keluar berwarna merah standar menjadi coklat tua atau hitam. Jika melihat bercak hitam sebelum menstruasi, itu mungkin darah yang tersisa dari periode terakhir. Dalam kasus ini, vagina hanya akan membersihkan dirinya sendiri.[2]

Namun, dapat terjadi menstruasi tertahan yaitu ketika menstruasi tersumbat dari meninggalkan rahim, leher rahim, atau vagina. Akibatnya darah bisa berubah menjadi hitam dengan seiring waktu. Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh apa saja mulai dari masalah bawaan selaput dara, sleptum vagina atau dalam kasus yang jarang terjadi tidak adanya serviks. Menstruasi yang tertahan ini mungkin memerlukan pembedahan. Dengan pembedahan ini maka dapat mengobati kondisi mendasar yang menyebabkan penyumbatan.[2]

7. Perawatan Kanker Serviks

Dalam kasus yang jarang terjadi, keputihan hitam mungkin merupakan tanda kanker serviks. Oleh karena itu, berkonsultasi kepada dokter. Keputihan pada kanker awal mungkin berwarna putih atau bening, berair atau berbau busuk. Bahkan bisa berlumuran darah yang seiring waktu menjadi coklat tua atau hitam saat keluar dari tubuh. Perawatan kanker serviks ini mungkin dapat melibatkan pembedahan, radiasi, kemoterapi atau kombinasi dari perawatan ini.[2]

Kapan Harus ke Dokter?

Biasanya bukan alasan yang mengkhawatirkan ketika seorang wanita mengalami keputihan berwarna hitam pada awal dan akhir periode. Periode tipikal dapat berlangsung dari 3 hingga 10 hari dan dapat terjadi setiap 3 hingga 6 minggu. Periode ini dapat berbeda dari bulan ke bulan. Namun pendarahan atau melihat keputihan di luar jangka umum ini, dapat dianggap tidak teratur dan harus didiskusikan dengan dokter.[2]

Apabila sedang hamil atau baru saja melahirkan, kemudian melihat keputihan berwarna hitam maka segera hubungi dokter. Jika mengalami gejala lain yang tidak biasa seperti demam atau kram, maka harus segera mencari pertolongan medis.[2]

Segera hubungi dokter apabila telah mencapai menopause tetapi mulai mengalami keputihan atau pendarahan tak terduga lainnya. Karena hal ini mungkin saja merupakan tanda dari kondisi mendasar yang lebih serius.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment