Baik pria maupun wanita sama-sama membutuhkan hormon yang seimbang untuk kesuburan. Wanita membutuhkan hormon reproduksi agar bisa hamil, tidak mudah keguguran, dan bisa mengandung janin yang sehat dan tidak lahir prematur.
Sayangnya, tidak semua wanita memiliki kondisi hormon yang sama dan selalu seimbang. Beberapa faktor bisa mempengaruhi hal ini yang kemudian mengganggu kemampuan seorang wanita untuk hamil.
Daftar isi
Memahami Ketidakseimbangan Hormon
Tubuh manusia menggunakan 50 jenis hormon untuk mengatur berbagai fungsi dan sistem tubuh seperti pertumbuhan, metabolisme dan suhu tubuh. Ada juga sejumlah hormon yang tugasnya mengatur perkembangan dan pelepasan sel-sel reproduksi wanita yang kita kenal sebagai sel telur.
Ketidakseimbangan hormon adalah jumlah yang tidak tepat dari satu atau beberapa hormon di dalam aliran darah. Waktu pelepasan hormon, interaksi dengan hormon lain serta kemampuan untuk merespon juga penting bagi keseimbangan hormon. [1, 2, 4]
Ketidakseimbangan hormon adalah penyebab utama terjadinya ketidaksuburan pada wanita, tetapi seringkali bisa diobati melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan.
Menyeimbangkan Hormon Reproduksi Wanita
Seperti yang telah disebutkan, sebagian besar kasus ketidakseimbangan hormon pada wanita bisa diatasi dengan beberapa cara. Beberapa saran berikut ini, bila dilakukan dengan tepat, bisa memperbaiki keseimbangan hormon dan kesuburan pun akan membaik.
1. Beri tubuh asupan makanan yang seimbang
Makanan yang sehat dan seimbang adalah kunci bagi keseimbangan hormon serta kesuburan yang optimal. Mulai dengan mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, serta makanan yang menganding protein, lemak baik serta karbohidrat kompleks. [1, 2, 3, 4]
Pilih makanan organik yang bebas dari pestisida, hindari makanan olahan, gorengan, serta gula berlebih. Sebuah studi mengenai sistem reproduksi manusia menemukan bahwa wanita yang suka makan junk food empat kali seminggu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami ketidaksuburan. [1]
Konsumsi kafein berlebih juga harus dihindari karena bisa merangsang kelenjar adrenalin secara berlebih, meningkatkan kadar estrogen, serta menurunkan vitamin B dalam tubuh.
Jika terbiasa merokok dan minum alkohol, maka kebiasaan ini harus dihentikan.
2. Jaga kesehatan liver
Liver atau hati adalah organ yang bertanggungjawab atas proses detoksifikasi dalam tubuh selain juga mengolah estrogen dan hormon-hormon seksual lainnya untuk didaur ulang atau dibuang dari tubuh.
Jika liver terus bekerja keras akibat menumpuknya zat-zat kimia dan polutan dalam tubuh dari udara tidak sehat yang dihirup, pestisida dari makanan, hormon dari produk-produk hewani yang dikonsumsi, maka ketidakseimbangan hormon akan terjadi.
Saat liver sibuk membuang racun dari zat-zat yang masuk ke dalam tubuh setiap hari, ia juga masih harus membuang kelebihan hormon. Menumpuknya estrogen bisa menyebabkan hormon ini menjadi dominan dan mengganggu kemampuan tubuh untuk hamil.
Bagaimana cara menjaga liver tetap sehat? [1, 4]
- Konsumsi sayuran setiap hari, terutama kubis, brokoli dan bunga kol
- Makan banyak sayuran hijau seperti bayam dan kale
- Kurangi paparan pestisida dari makanan dengan mengonsumsi produk organic
- Kurangi paparan bahan-bahan kimia dari produk rumah tangga serta kosmetik
3. Tidur yang cukup
Tidur juga termasuk ke dalam salah satu faktor penting yang mempengaruhi keseimbangan hormon. Kadar beberapa hormon tertentu bisa naik dan turun sepanjang hari sebagai respon atas beberapa gangguan pada tubuh, termasuk kurangnya tidur.
Jumlah waktu tidur juga harus setara dengan kualitasnya. Sering terbangun di malam hari berarti kualitas tidur tidak sempurna, dan ini perlu diperbaiki. Mengubah gaya hidup bisa memperbaiki kualitas tidur dan berarti juga akan membantu tubuh untuk menyeimbangkan kadar hormon. [3]
4. Berolahraga rutin, tapi jangan berlebihan
Sebagian besar orang masih beranggapan bahwa berolahraga secara intens selama dua jam setiap hari adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang bugar. Namun pendapat ini tidak tepat bila dikaitkan dengan keseimbangan hormon dan kesuburan.
Olahraga yang terlalu intens akan meningkatkan kadar kortisol, atau hormon stres, yang dilepaskan oleh tubuh ketika situasi dianggap membebani tubuh. Kondisi seperti ini tidak ideal bagi kesehatan sistem reproduksi. [4]
Coba lakukan olahraga seperti hiking, bersepeda dengan kecepatan sedang dengan sprint selama 30 detik untuk meningkatkan kekuatan otot, menurunkan kadar glukosa, tetapi tidak memicu naiknya kadar kortisol.
Latihan semacam yoga, berjalan kaki, serta jogging ringan bisa membantu mengurangi stres dan kortisol, serta meningkatkan aktivitas gelombang alpha di otak. Dengan mengurangi stres, pelepasan kortisol juga akan berkurang.
Berlebihnya kortisol akan menekan pertumbuhan folikular dan menghalangi atau memperlambat produksi sel telur dalam tubuh. Kondisi ini tentu akan membuat kehamilan sulit terjadi. [3, 4]
5. Jaga kadar lemak tubuh
Lemak tubuh memiliki fungsi penting bagi kesuburan. Sel-sel lemak tubuh, yang disebut adiposit, menghasilkan estrogen. Ini adalah hormon reproduksi utama pada wanita. Estrogen penting bagi pembentukan tulang yang sehat, gen yang sehat, menjaga kadar kolesterol dalam batas sehat, serta penting untuk siklus menstruasi yang sehat.
Wanita yang tidak memiliki jumlah lemak tubuh yang cukup bisa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, tidak memproduksi sel telur serta masalah kesuburan.
Wanita yang obesitas berisiko memiliki kadar estrogen yang terlalu tinggi akibat berlebihnya jumlah lemak tubuh yang juga akan mengakibatkan ketidaksuburan.
Jumlah lemak tubuh yang ideal penting untuk siklus menstruasi yang teratur. Lemak tubuh yang terlalu rendah bisa menyebabkan terhentinya produksi sel telur. Ada wanita yang tetap mengalami menstruasi namun masa ovulasinya tidak teratur. Jika ovulasi tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak akan terjadi. [4]
6. Hindari stres
Sebuah studi di tahun 2017 menemukan hubungan antara stres, sistem endokrin, dan kadar hormon dalam tubuh.
Stres bisa mengarah pada terjadinya peningkatan adrenalin dan kortisol. Jika kadar kedua hormon ini terlalu tinggi, maka keseimbangan tubuh secara keseluruhan akan terganggu dan menjadi faktor penyumbang terjadinya obesitas, perubahan mood, ketidaksuburan, bahkan masalah kesehatan jantung. [3]
Ketika kadar adrenalin dan kortisol naik, tubuh akan menerima sinyal bahwa kondisinya tidak ideal untuk hamil. Hormon-hormon stres ini akan menghalangi tubuh untuk menggunakan hormon progesterone yang penting untuk kesuburan.
Pada kondisi seperti ini, kelenjar adrenal akan menggunakan progesterone untuk memproduksi kortisol. Jika seluruh hormon progesterone terpakai untuk menghasilkan hormon stres maka tidak ada yang tersisa untuk reproduksi. [4]
Progesterone dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun lapisan rahim yang kaya nutrisi untuk mendukung perkembangan sel telur yang telah dibuahi.
Beberapa hal berikut bisa dicoba untuk mengatasi stres:
- Berjalan santai di pagi atau sore hari
- Yoga
- Pilates
- Membaca buku
- Berlibur
- Berendam di air hangat
- Pijat menggunakan minyak esensial
7. Terapi hormon
Sebagian besar orang akan mengambil cara ini sebagai pilihan terakhir bila perubahan gaya hidup tidak membantu. Selain itu, dokter juga mungkin akan menyarankan cara ini bagi mereka yang faktor ketidakseimbangan hormonnya memang bukan karena cara hidup yang tidak sehat.
Pengobatan untuk ketidakseimbangan hormon mungkin akan menggunakan obat-obatan untuk mengembalikan fungsi normal tiroid, menormalkan kadar hormon, merangsang terjadinya ovulasi, atau kematangan sel telur. [2]