Stres merupakan kondisi psikologis yang sudah dialami banyak orang. Kondisi ini bisa muncul dari waktu ke waktu, contohnya karena pekerjaan atau peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Meski termasuk kondisi psikologis, stres bisa berdampak pada tubuh. [1]
Bukan hanya itu, stres juga bisa mempengaruhi perasaan, perilaku dan pikiran. Jika stres dibiarkan terus menerus, tubuh akan mulai mendapati masalah seperti terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. [5]
Memang mengatasi kondisi ini bisa sulit bagi setiap orang, tapi menangani stres bisa berdampak baik pada kesehatan tubuh dan mental. Berikut ini adalah dampak stres pada tubuh agar kamu tahu cara menanganinya dengan baik:
Stres bisa memicu sakit kepala karena tubuh bereaksi terhadap stres dengan melepaskan bahan kimia tertentu yang menyebabkan perubahan fisik seperti pada pembuluh darah. Perubahan itu bisa memicu munculnya sakit kepala. [1]
Sakit kepala ini bisa menghilang dengan sendirinya jika kamu beristirahat dari segala aktivitas yang membuat kamu stres. Meditasi dan berbaring juga bisa dilakukan agar tubuh menjadi rileks dan stres mengurang. [1]
- Meningkatkan Detak Jantung
Saat merasa stres, detak jantung akan meningkat. Hal ini karena hypothalamus pada tubuh memberi tahu kelenjar adrenalin agar merilis kortisol dan hormon stres adrenalin. Hormon-hormon yang dirilis itu akan mempercepat detak jantung dan mengalirkan darah ke beberapa organ penting seperti jantung dan otot. [1]
Saat stres menghilang, hypothalamus akan memberi tahu semua sistem untuk kembali menjadi normal dan bekerja sebagaimana mestinya. [1]
- Merusak Sistem Pencernaan
Tekanan yang disebabkan oleh stres bisa membuat hati memproduksi gula darah secara berlebih. Jika stres yang dialami adalah stres kronis, tubuh akan kesulitan dalam menghadapi lonjakan gula darah pada tubuh. Karena itu, stres kronis bisa meningkatkan risiko diabetes pada tubuh. [1]
Hormon yang dirilis dan meningkatnya detak jantung juga bisa mengganggu sistem pencernaan dan menimbulkan rasa sakit perut karena adanya peningkatan asam pada asam lambung. Selain sakit perut, kamu juga bisa mengalami diare, mual dan muntah. [1]
- Masalah pada Sistem Pernapasan
Sesak napas yang dirasa pada saat stres disebabkan oleh upaya tubuh dalam mengalirkan darah yang penuh dengan oksigen secara cepat ke seluruh tubuh. Orang yang sudah memiliki masalah pernapasan seperti emfisema dan asma akan semakin kesulitan dalam bernapas. [1]
Sesak napas karena stres yang tidak serius tidak akan bertahan terlalu lama dan akan hilang dengan sendirinya. Tapi jika sesak napas terjadi selama berjam-jam dan membuat seseorang kesulitan dalam melakukan aktivitas, perlu diperiksa secara medis agar bisa diatasi dengan tepat .[1]
- Ketegangan dan Nyeri pada Otot
Untuk melindungi tubuh dari cedera, otot akan bereaksi secara refleks dengan menegangkan otot, termasuk saat stres menyerang. Saat stres yang dirasa mereda, otot juga akan mulai rileks kembali, tapi jika kamu dalam situasi di mana stres tidak kunjung hilang, maka otot akan terus menengang sehingga tumbul rasa nyeri pada otot.[ 2]
Otot yang tegang ini juga bisa menyebabkan sakit pada kepala dan bahu. Sakit yang muncul terus bisa membuat orang berhenti berolahraga, merasa tidak nyaman saat beraktivitas dan bergantung pada obat penghilang rasa sakit.[2]
- Menurunnya Dorongan Seks
Stres membuat tubuh dan pikiran menjadi lelah. Tidak aneh jika hal ini membuat dorongan untuk seks juga menurun, baik itu pada pria atau wanita.[ 2]
Jika stres terus terjadi untuk waktu yang lama, kadar testosteron pada pria akan menurun. Hal itu bisa menyebabkan impotensi, disfungsi ereksi, dan mengganggu produksi sperma pada pria. Stres yang tidak ditangani dengan cepat juga akan meningkatkan risiko infeksi pada organ reproduksi pria. [2]
- Masalah pada Tidur
Tidur sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental. Stres membuat tidur menjadi sulit dan membangunkan seseorang di malam hari. Orang jadi lebih sibuk memikirkan sesuatu yang mengganggu mereka. [2]
Kesulitan tidur itu bisa membuat seseorang terkena insomnia. Orang yang terkena insomnia akan mudah merasa lelah, banyak mengantuk di siang hari, dan gampang marah. Insomnia juga bisa menghambat seseorang dalam melakukan aktivitas dengan semestinya. [2]
- Mengganggu Siklus Menstruasi
Bagi perempuan, tingkat stres yang tinggi bisa mempengaruhi siklus menstruasi menjadi tidak teratur, perubahan durasi siklus, dan membuat menstruasi menjadi lebih menyakitkan. Hal ini disebabkan oleh hormon kortisol yang diproduksi tubuh saat sedang stres. [3]
Stres yang parah bisa membuat menstruasi tidak muncul sama sekali. Perubahan emosi yang cepat karena stres bisa membuat PMS menjadi lebih buruk dan menimbulkan kram perut selama PMS. [3]
- Menimbulkan Masalah pada Kulit dan Rambut
Kulit menjadi lebih sensitif dan reaktif saat stres karena respons kimia yang diberikan oleh tubuh. Minyak juga jadi diproduksi lebih banyak karena hormon stres, membuat kulit menjadi rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya. [4]
Jika seseorang memiliki penyakit kulit seperti eksim dan rosacea, stres bisa memperburuk keadaannya. Kulit akan terasa gatal, kemerahan dan mengeluarkan minyak berlebih. [4]
Tingkat stres yang tinggi bisa membuat rambut menjadi rontok. Meski rambut yang rontok bisa tumbuh kembali, prosesnya bisa memakan banyak waktu. Rambut yang terus rontok bisa menimbulkan kebotakan di kepala. [4]
- Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
Stimulasi yang diberikan stres pada sistem keamanan tubuh bisa membantu tubuh dalam menyembuhkan luka dan menghindari infeksi. Tapi jika stres terus menerus terjadi, hormon stres akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya mudah terserang penyakit. [4]
Lemahnya sistem kekebalan tubuh akan membuat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan tubuh dari penyakit dan cedera bertambah, membuat prosesnya menjadi terhambat. Orang yang terkena stres kronis akan lebih mudah terkena penyakit virus seperti flu dan batuk. [4]
Stres sudah menjadi bagian dalam hidup, tapi bukan berarti kondisi ini tidak bisa ditangani. Setelah mengetahui dampak yang stres berikan pada tubuh, kamu bisa menemukan cara mencegahnya dengan baik. [5]
Saat stres yang dialami menyebabkan penyakit seperti diabetes dan obesitas, mengendalikan stres bisa mencegah penyakit menjadi lebih buruk dan kembali lagi di masa mendatang. [5]