Obat memiliki pengaruh dan peran yang besar untuk menyembuhkan penyakit yang ada dalam tubuh kita. Hal tersebut membantu meringankan rasa sakit, mencegah atau mengendalikan kondisi dalam waktu yang sangat lama[1]. Namun jika terlalu banyak dikonsumsi tanpa takaran yang jelas dan dalam jangka waktu yang sangat lama akan memiliki efek samping yang tidak diinginkan.
Kelebihan obat bagi orang dewasa hingga orang tua dikenal dengan istilah polifarmasi. Hal ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sangat mengancam [2]. Laporan mengenai penggunaan obat yang berlebihan terutama untuk orang tua telah mengalami terlalu banyak resep dan mengalami bahaya yang signifikan [3].
Beberapa kelebihan obat justru memicu penyakit kronis terhadap beberapa orang [4]. Berikut ini merupakan efek samping yang disebabkan dari konsumsi obat yang berlebihan, antara lain:
Daftar isi
1. Kontraksi obat
Alasan mengapa pengobatan berlebihan sangat beresiko untuk organ vital berkaitan dengan siapa yang mengonsumsi obat tersebut. Orang dewasa atau orang yang lebih tua memiliki metabolisme yang kurang efektif [5]. Beberapa obat ini bahkan menimbulkan gejala seperti kebingungan, pusing, dan bahkan pendarahan internal serta semua kemungkinan kondisi berbahaya yang merugikan [6]. Dan tentu saja setiap individu berbeda dengan proses pengobatan yang ada.
2. Penyakit organ vital
Salah satu obat yang sering dikonsumsi secara terus menerus dan dalam jumlah besar adalah obat anti inflamasi non steroid (NSAID) yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Jika NSAID ini dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan maka akan beresiko tinggi terkena tukak lambung berdarah [2].
Tidak hanya itu, NSAID juga dapat meningkatkan tekanan darah, mempengaruhi ginjal, dan memperburuk gagal jantung. Sehingga hal ini mengakibatkan beberapa organ vital mulai berkontraksi dan komplikasi satu sama lain [2].
Beberapa penyakit organ vital lainnya akan bermunculan secara tidak langsung karena konsumsi obat yang berlebihan. Selain itu juga ketika obat ini mulai berinteraksi dalam tubuh, maka butuh waktu lama untuk menyingkirkan obat-obatan tersebut dengan efek samping yang terus bermunculan. Resiko demi resiko akan berdatangan.
3. Stroke
Konsumsi obat antipsikotik berlebihan seperti obat yang berjenis haloperidol, risperidone, quetiapine. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah perilaku pada orang dewasa yang lebih tua dengan demensia. Jika obat ini dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan resiko stroke atau bahkan kematian pada orang dewasa [2]. Efek samping jika terlalu banyak dikonsumsi juga dapat menyebabkan tremot dan meningkatkan resiko jatuh.
4. Inkontinensia urin
Inkontinensia urin merupakan masalah umum berupa hilangnya kontrol kandung kemih [7]. Tingkat keparahannya berkisar dari sesekali buang air kecil saat batuk atau bersin hingga keinginan untuk buang air kecil yang begitu tiba-tiba dan kuat sehingga tidak sempat ke toilet pada tepat waktu. Minuman, makananm dan obat-obatan tertentu dapat bertindak sebagai diuretik merangsang kandung kemih dan meningkatkan volume urin [8].
Salah satu obat yang menyebabkan inkontinensia urin adalah konsumsi obat jantung dan tekanan darah, obat penenang, dan relaksan otot. Sehingga konsumsi obat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan inkontinensia urin. Inkontinensia urin dapat dicegah dengan mempertahankan berat badan yang ideal dan berlatih latihan dasar panggul [9].
5. Kesulitan berpikir dan konsentrasi
Kesulitan berkonsentrasi merupakan kejadian normal dan kejadian yang berkala bagi kebanyakan orang. Kondisi mengenai kesulitan berkonsentrasi adalah attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) [10]. Kondisi langka ini mempengaruhi otak dan beberapa masalah emosional serta gangguan endokrinologis juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif individu. Hal itulah yang menyebabkan konsentrasi terganggu. Salah satu faktor penyebab utama dari kesulitan konsentrasi obat-obatan. Konsumsi obat terlalu banyak akan menyebabkan kesulitan berpikir dan konsentrasi [10].
6. Kekurangan nutrisi atau malnutrisi
Gizi buruk atau malnutrisi menyebabkan kekurangan zat gizi, baik akibat pola makan yang buruk maupun masalah penyerapan zat gizi dari makanan. Penyebab malnutrisi umumnya dikarenakan diare, kondisi kesehatan mental seperti depresi atau skizofrenia, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, demensia, dan gangguan makanan seperti anoreksia [11].
Selain itu, ternyata efek obat-obatan juga bisa mempengaruhi resiko mengalami kekurangan gizi. Beberapa obat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, seperti membuat mual, kehilangan nafsu makan, atau diare yang bisa berarti makan lebih sedikit atau tidak menyerap banyak nutrisi dari makanan [12].
7. Overdosis
Sebagaian besar obat memiliki resiko dan juga manfaat. Beberapa obat membuat ketagihan atau menimbulkan efek samping. Obat-obatan juga bisa menjadi racun apabila dikonsumsi terlalu banyak. Jika menggunakan kombinasi obat-obatan yang berbeda [13]. Gejala overdosis obat sangat berbahaya bisa membuat kesulitan bernafas dan dangkal, mendengkur, bibir dan ujung jari berwarna biru, disorientasi, tidak sadarkan diri, dan berbagai macam lainnya [14].
Jumlah takaran atau anjuran minum obat
Berikut ini merupakan takaran atau anjuran konsumsi obat dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghindari efek atau dampak seperti diatas, antara lain:
- Anjuran atau takaran masing-masing obat tergantung pada penyakit yang diderita dan jangan melebihi dosis yang diresepkan oleh dokter [15].
- Makan lebih banyak serat yang dapat mencegah sembelit karena dapat meminimalisir akibat inkontinensia urin [16].
- Hindari kafein, alkohol, dan makanan yang asam [17].
- Selalu minum obat yang hanya diresepkan dari dokter [14].
- Jangan konsumsi alkohol sekali mengonsumsi obat [14].