Pada pria, air mani di produksi oleh kelenjar seks pria yang disebut dengan prostat. Ukuran prostat yaitu seperti seukuran kenari dan membungkus uretra, yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih menuju ujung penis. Dalam beberapa kasus, kanker prostat berkembang dengan lambat[1].
Tanda dan gejalanya meliputi:
- Kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin
- Ingin sering buang air kecil terutama pada malam hari
- Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil atau air mani ejakulasi
- Kesulitan mengalami ereksi
- Darah dalam urin atau air mani
- Tidak bisa buang air kecil sama sekali
- Nyeri atau kaku di punggung bawah, pinggul, atau paha atas
Daftar isi
Fungsi Hormon Pelepas Gonadotropin
Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) merupakan hormon yang di produksi pada hipotalamus lalu di bawa ke kelenjar pituitari melalui aliran darah.
Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) akan mengontrol sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior.
Sekresi hormon ini lalu dikendalikan dari masuknya saraf pada bagian lain otak terhadap wanita khususnya, sebagai umpan balik negatif oleh steroid seks.
Analog pada Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) lebih kuat, telah di sintesis dan digunakan dalam pengobatan endometriosis, fibroid, infertilitas, dan kanker prostat.
Fungsi dan kegunaan Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) lainnya yaitu[3,4,5,6,7,8]:
- Digunakan dalam pengobatan untuk pubertas prekoks anak laki-laki dan perempuan
- Untuk mengobati endometriosis pada wanita
- Pada wanita untuk mengobati kanker payudara
- Untuk mempersiapkan lapisan pada rahim untuk ablasi endometrium (operasi untuk memperbaiki perdarahan uterus yang tidak normal)
- Mengurangi jumlah testosteron pada pria atau estrogen pada wanita
- Untuk menguji seberapa baik hipotalamus dan kelenjar pituitari bekerja
- Untuk menyebabkan ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) pada wanita yang tidak memiliki ovulasi.
Penyakit yang Diatasi dengan Hormon Pelepas Gonadotropin
Terdapat beberapa penyakit yang dapat di atasi dengan Hormon Pelepas Gonadotropin. Hormon Pelepas Gonadotropin diberikan untuk[2]:
- Amenore
- Gangguan Pendarahan
- Kanker Payudara, Paliatif
- Endometriosis
- Defisiensi Gonadotropin
- Pubertas sebelum waktunya
- Kanker prostat
- Fibroid rahim
- Leiomyomata rahim
Cara Kerja Hormon Pelepas Gonadotropin
Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) akan mengontrol sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior[2].
Sekresi hormon ini lalu dikendalikan dari masuknya saraf pada bagian lain otak terhadap wanita khususnya, sebagai umpan balik negatif oleh steroid seks[2].
Melalui obat triptorelin sebagai analog sintesis dari hormon pelepas gonadotropin (GnRH). Bekerja dengan merangsang pelepasan gonadotropin hipofisis dengan peningkatan sementara pada kadar testosteron pria dan kadar estradiol pada wanita, yang mengarah pada gejala awal di minggu pertama[9].
Dengan pemberian yang berkepanjangan, adanya penekanan terhadap gonadotropin dan penurunan testosteron plasma atau estradiol setidaknya selama 20 hari, yang dipertahankan selama digunakannya triptorelin. Obat ini diserap dengan cepat dengan plasma puncak selama 40 menit melalui injeksi subkutan[9].
Contoh Obat Hormon Pelepas Gonadotropin
Hormon Pelepas Gonadotropin tersedia dalam bentuk bubuk, semprotan hidung, implan, kit dan larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan beberapa dihentikan.
Beberapa contoh hormon pelepas onadotropin dengan resep dokter dan dihentikan termasuk[2]:
Efek Samping Hormon Pelepas Gonadotropin
Hormon pelepas gonadotropin dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari hormon pelepas gonadotropin termasuk[3,4,5,6,7]:
- Nyeri, bengkak, gatal, atau kemerahan di mana suntikan diberikan
- Hot flashes
- Penurunan minat pada seks, impotensi , kesulitan orgasme
- Sakit kepala , nyeri tulang, nyeri atau bengkak di kaki
- Mual , muntah , diare , sakit perut
- Perdarahan vagina, keputihan, atau kekeringan
- Gejala pilek atau flu (hidung tersumbat, bersin, batuk, sakit tenggorokan, sakit telinga)
- Jerawat
- Menambah atau mengurangi ukuran payudara
- Nyeri otot
- Perubahan suasana hati
- Ruam gatal, merah, atau bersisik
- Peningkatan bau badan
- Peningkatan pertumbuhan rambut kemaluan
- Berkeringat
- Buang air kecil yang menyakitkan
- Perubahan mood
- Perubahan fungsi seksual, ereksi lebih sedikit dari biasanya
- Bengkak di tangan atau kaki
- Vagina kering, gatal, atau keluar cairan
- Masalah kelenjar pituitari
- Demam, kelelahan, tidak enak badan
- Mengi, sesak dada, kesulitan bernapas
- Ukuran testis menurun
- Kemerahan, nyeri, bengkak, atau mengalir di tempat suntikan diberikan
- Sembelit
- Nyeri, kemerahan, memar, bengkak, atau iritasi kulit di tempat implan dipasang
Segera hubungi dokter Anda jika Anda mengalami kejang, atau perubahan suasana hati juga perilaku yang tidak biasa seperti marah, agresi, menangis, merasa gelisah atau mudah tersinggung. Karena pada sebagian orang dengan menggunakan triptorelin akan mengalami masalah mental juga kejang yang akan memburuk[3].
Nafarelin nasal tidak boleh digunakan jika Anda sedang hamil dan jika Anda mengalami perdarahan vagina yang tidak normal yang belum diperiksa oleh dokter[4].
Beritahu dengan dokter Anda tentang risiko pribadi Anda. jika Anda merokok, sering minum alkohol, memiliki riwayat keluarga osteoporosis, atau menggunakan obat-obatan tertentu seperti obat kejang atau steroid. Risiko ini akan lebih besar dan dapat menurunkan kepadatan mineral tulang yang akan meningkatkan terkena osteoporosis[5].
Dengan menggunakan leuprolide biasanya akan menyebabkan wanita untuk berhenti dalam berovulasi atau mengalami periode menstruasi. Gunakan kondom atau diafragma dengan spermisida untuk mencegah kehamilan, karena mungkin akan masih bisa hamil[6].