Kaki Bernanah dan Berair : Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Infeksi dan peradangan pada kulit dapat menyebabkan berbagai macam gangguan pada kulit. Rasa nyeri, gatal, perubahan warna pada kulit, bersisik, hingga bernanah dapat terjadi tergantung kondisi penyakit... yang mendasari. Contoh penyakit yang dapat terjadi adalah infeksi (bakteri, jamur, virus), disfungsi sistem imun, reaksi alergi, trauma, hingga sensitivitas berlebih terhadao cahaya. Pengobatan bagi kondisi ini dapat berbeda-beda bergantung pada penyebabnya. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik ataupun obat-obatan yang dapat menekan respon inflamasi. Read more

Ketika mengalami luka atau penyakit yang kemudian menimbulkan keluarnya nanah, itu artinya infeksi telah terjadi.

Seringkali nanah karena infeksi ringan tidak memerlukan penanganan medis khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun jika kondisi nanah terjadi pada kaki dan disertai dengan keluarnya air, apa kira-kira penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

1. Dermatitis Atopik

Kaki bernanah disertai berair dapat menandakan adanya gangguan pada kulit, seperti halnya dermatitis atopik [1,2].

Dermatitis atopik sendiri dikenal dengan istilah eksim, yaitu penyakit kulit kronis yang ditandai dengan kulit pecah-pecah, bengkak, kemerahan, dan gatal karena peradangan [1].

Sudah saatnya penderita memeriksakan diri ke dokter apabila dermatitis atopik sudah mulai mengganggu tidur karena gatal semakin hebat di malam hari dan kegiatan sepanjang hari terganggu akibat gatal ini [1].

Bila kulit pun disentuh terasa sakit, bernanah, berair dan penanganan mandiri di rumah tak membuahkan hasil, pastikan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kulit [1,2].

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan penyakit kulit lainnya yang juga disebabkan oleh radang dan ditandai dengan timbulnya ruam merah gatal [3].

Gejala ini dapat timbul ketika kulit terkena iritasi akibat paparan zat tertentu yang berbahaya atau akibat keluarnya reaksi alergi kulit [3].

Dermatitis kontak sendiri bukan jenis penyakit menular, namun hal ini dapat mengganggu aktivitas penderita karena ketidaknyamanan dan penampilan fisik yang terganggu [3].

Selain ruam merah gatal, dermatitis kontak dapat menyebabkan kulit kering, bersisik, hingga pecah-pecah [3].

Kulit bahkan dapat menebal, lecet hingga melepuh (lepuhan berisi cairan), terasa sakit ketika menyentuhnya, hingga kemungkinan bernanah [3].

Tingkat sensitivitas kulit pun dapat meningkat diikuti dengan sensasi terbakar dan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap yang perlu diwaspadai [3].

3. Gigitan Serangga

Jika kaki digigit serangga, maka ada kemungkinan kaki kemudian berair hingga bernanah, terutama jika semut api yang menyebabkannya [4,5].

Jika pada kulit timbul gelembung berisi nanah disertai dengan rasa nyeri terbakar, maka hal ini bisa jadi efek dari sengatan semut api [5].

Risiko infeksi cukup tinggi apabila luka sengatan ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat secepatnya [5].

Selain semut api, tomcat pun dapat menyebabkan timbulnya lepuhan nanah pada permukaan kulit [6].

Hanya bersentuhan saja dengan tomcat maka sebagai akibatnya kulit teriritasi dan timbul rasa nyeri terbakar diikuti dengan kemerahan [6].

4. Peradangan Kulit

Kulit kaki yang berair maupun bernanah dapat disebabkan oleh luka yang sudah ada dan tidak dirawat dengan baik [7].

Jika luka terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus, peradangan dapat dialami [7].

Luka akan menjadi lebih serius ketika penderita tidak rajin membersihkan dan merawatnya dengan benar, terutama pada luka sayatan seperti luka bekas operasi [7].

5. Kandidiasis Kutan

Kandidiasis kutan merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans dan dapat ditandai dengan kemunculan ruam gatal pada beberapa area tubuh [8].

Tidak hanya berpotensi terjadi pada kaki, kandidiasis kutan bisa saja timbul di bawah payudara, sela-sela jari, selangkangan, dan ketiak [8].

Kandidiasis kutan dapat menyebabkan kulit kering hingga pecah-pecah, namun juga dapat menyebabkan infeksi hingga timbul air dan nanah dari ruam [8].

6. Impetigo

Impetigo merupakan kondisi kulit di mana timbul lepuhan kecil yang dapat berisi nanah karena infeksi bakteri [9].

Penyakit menular ini dapat menimbulkan gejala pada beberapa area tubuh, seperti kaki, tangan, mulut dan hidung yang juga lebih rentan dialami oleh anak-anak balita [9].

Gejala impetigo tergantung dari jenis impetigo yang terjadi karena impetigo sendiri terdiri dari 2 jenis, yakni impetigo bulosa dan impetigo krustosa [9].

Penyebab utama impetigo bulosa adalah bakteri Staphylococcus aureus di mana lepuhan berisi air hingga nanah dapat terjadi pada area tubuh yang terinfeksi [9].

Biasanya pada jenis kondisi ini, penderita bisa mengalami bengkak di area kelenjar getah bening dan diikuti dengan demam. Jika bagian kaki yang terpengaruh, maka biasanya kulit kaki akan gatal dan nyeri [9].

Sementara itu, penyebab utama impetigo krustosa adalah bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan bercak kemerahan pada permukaan kulit [9].

Tingkat penularan pada jenis impetigo ini lebih tinggi dan bercak yang muncul akan terasa gatal saja tanpa nyeri serta lebih menyerupai luka yang kemudian akan menjadi kerak berwarna agak kuning dan cokelat [9].

7. Erisipelas

Erisipelas merupakan jenis infeksi kulit yang umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus yang membuat penderita mengalami demam, tubuh menggigil dan malaise [10].

Ketiga gejala ini umumnya akan timbul 48 jam sebelum lesi atau bercak pada permukaan kulit terjadi [10].

Selain rentan terjadi pada tungkai kaki, erisipelas pun dapat muncul pada jari (tangan maupun kaki), wajah, dan tangan [10].

Lesi yang timbul pada kasus erisipelas umumnya berwarna kemerahan disertai rasa nyeri dan pembengkakan, namun memiliki batas tebal dan tegas [10].

Kulit kaki yang terpengaruh pun akan nampak mengilap ditambah terasa lembut dan hangat ketika menyentuhnya [10].

Pada beberapa kasus, nanah bisa saja terjadi dan jika sudah parah lesi dapat menjadi luka serius [10].

8. Skabies

Kaki bernanah dan berair pun dapat menjadi tanda terjadinya skabies [12].

Skabies sendiri merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, yakni seekor kutu kecil yang memicu rasa gatal hebat pada permukaan kulit yang digigit [11,12].

Rasa gatal dan ketidaknyamanan umumnya akan lebih dirasakan saat malam hari di mana kondisi ini cenderung lebih mudah muncul saat berada di lingkungan dengan tingkat kebersihan rendah [11,12].

Ruam dan gatal dapat pula disertai dengan kondisi nanah dan berair yang cenderung lebih berisiko timbul pada permukaan lipatan kulit atau area kulit yang tertutup [11,12].

Gejala skabies pada anak jauh lebih hebat dan menyebabkan gangguan tidur pada sang penderita [11,12].

Sementara itu, gejala skabies pada orang dewasa tidak separah yang terjadi pada anak-anak [11,12].

Kondisi skabies akan jauh lebih serius apabila mengalami infeksi sekunder sehingga timbul benjolan berisi nanah [11,12].

Penyebaran akan semakin luas dan ruam menjadi lebih tebal apabila penderita tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat [11,12].

Skabies Norwegia adalah istilah untuk tahap kondisi yang lebih serius tersebut dan kondisi perlu segera diperiksakan ke dokter dan mendapat penanganan medis [12]

9. Selulitis

Selulitis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Staphylococcus dan Streptococcus, ditandai dengan kulit membengkak, memerah, dan nyeri saat ditekan [13,14].

Infeksi bakteri dapat terjadi ketika terdapat luka pada area kaki sehingga menjadi jalan masuknya bakteri dan peluang infeksi [13,14].

Pseudomonas aeruginosa, Vibrio vulnificus, Pasteurella multocida, Hemophilus influenzae, dan Aeromonas hydrophillia merupakan jenis bakteri lain yang mampu menjadi penyebab selulitis [13].

Selain dari ketiga gejala tersebut, kulit pun akan terasa hangat serta lebih lembut saat disentuh dan ditekan [13,14].

Penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, demam dan timbul nanah maupun air dari kulit yang terinfeksi [13].

10. Abses

Ketika luka ataupun lesi pada kaki mulai mengeluarkan cairan atau nanah, maka hal ini perlu dikhawatirkan sebagai kondisi abses kulit [15,16].

Abses kulit sendiri adalah nanah yang terakumulasi pada satu area tubuh tertentu yang tidak hanya bisa terjadi di kaki, tapi juga bagian tubuh lainnya [15,16].

Abses ditandai dengan bengkak dan radang pada area sekitar kulit tubuh yang terpengaruh [15,16].

Pada kebanyakan kasus abses, pembentukannya terjadi pada bagian bawah kulit, yang juga disertai dengan sensasi panas, nyeri, dan warna merah pada abses [15,16].

Ketika abses dibiarkan semakin lama tanpa penanganan yang benar, waspadai kerusakan jaringan tubuh akubat racun yang terbentuk akibat serangan bakteri Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus [16].

Cara Mengatasi Kaki Bernanah dan Berair

Penanganan kaki bernanah dan berair tentunya perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Oleh sebab itu, penderita gejala dianjurkan untuk segera memeriksakan diri agar dapat memastikan kondisi yang mendasari gejala tersebut.

Berikut ini merupakan upaya-upaya pengobatan kaki bernanah dan berair menurut kemungkinan penyebab yang telah disebutkan di atas.

  • Untuk dermatitis atopik, penggunaan emolien setiap hari sangat penting bagi penderita agar kulit tidak terlalu kering. Selain itu, obat non-steroid topikal, dupilumab, dan probiotik akan sangat membantu pemulihan kulit pasien [1].
  • Untuk dermatitis kontak, menghindari alergen adalah solusi bagi pemulihan pasien. Selain itu, obat kortikosteroid topikal serta emolien untuk menjaga kulit tidak kering perlu pasien gunakan agar kulit cepat sembuh [3].
  • Untuk gigitan serangga, tergantung dari kondisi pasien biasanya kortikosteroid dan antihistamin adalah obat yang tepat; namun jika infeksi terjadi, antibiotik akan dokter resepkan [4].
  • Untuk peradangan kulit, berbagai macam minyak nabati dapat menyembuhkan kulit agar kembali pada kondisi semula karena kandungan antioksidan dan antiradangnya yang tinggi. Minyak wijen, minyak alpukat, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak zaitun, dan minyak kamomil Jerman adalah contoh minyak nabati yang dimaksud [7].
  • Untuk kandidiasis kutan, obat antijamur adalah yang paling tepat untuk menyembuhkan berbagai gejala pada kulit, salah satunya adalah flucanozole yang umumnya efektif dalam mengatasi penyakit kulit karena infeksi jamur [8].
  • Untuk impetigo, antibiotik oles biasanya dapat mengatasi gejala yang terjadi pada kulit pasien sekaligus meminimalisir risiko komplikasi. Obat golongan antibiotik yang umumnya dapat digunakan adalah cephalexin, dicloxacillin, amoxicillin-clavulanate, dan cephalosporin [9].
  • Untuk erisipelas, antibiotik seperti penicillin umumnya diberikan dokter kepada pasien. Perawatan dengan kompres dingin, hidrasi, dan acetaminophen pun kemungkinan dibutuhkan untuk mengatasi demam pasien; namun untuk kasus infeksi, pasien perlu menempuh rawat inap [10].
  • Untuk skabies, perawatan standar yang juga tergolong efektif meliputi penggunaan ivermectin, crotamiton topikal dan permethrin topikal [11,12].
  • Untuk selulitis, pemberian antibiotik dapat mengatasi gejala karena infeksi Streptococcus. Clindamycin dapat menangani reaksi alergi yang serius, berikut cephalexin pada kasus selulitis nonpurulen [13,14].
  • Untuk abses, antibiotik adalah penanganan utama, namun pada banyak kasus abses perlu ditangani dengan metode operasi untuk pembuangan nanah karena abses kulit sulit untuk sembuh sendiri [15,16].

Jika kaki bernanah dan berair, sebaiknya periksakan diri segera ke dokter untuk mendapatkan hasil diagnosa akurat dan penanganan medis yang tepat supaya gejala tidak semakin buruk apabila ditangani sendiri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment