Keringat berlebihan seringkali dialami karena gugup atau karena cuaca yang sangat panas [1,2].
Namun ketika keringat berlebihan terjadi bersama dengan kesulitan bernafas atau sesak nafas, keduanya dapat menjadi tanda adanya kondisi berbahaya [3].
Berikut ini adalah rangkaian kemungkinan penyebab seseorang mengalami keringat berlebihan sekaligus sesak nafas.
Daftar isi
1. Serangan Panik
Serangan panik adalah sebuah kondisi di mana seseorang tiba-tiba gelisah, takut, dan panik secara berlebihan saat berada dalam suatu situasi yang pernah membuatnya trauma [4].
Serangan panik kerap membuat penderitanya mengalami keringat berlebihan karena rasa stres dan ketakutan berlebih [3,4,5].
Penderita serangan panik juga akan mencoba bernafas lebih cepat agar memperoleh lebih banyak oksigen [6].
Dalam hal ini, seseorang bisa saja mengalami nafas pendek atau sesak nafas disertai jantung berdebar kencang [6].
Penanganan : Untuk pertolongan pertama secara mandiri, penderita perlu mengatur nafas dengan mengambil dan membuang nafas secara pelan-pelan [4,5,6].
Jika perlu, serangan panik dapat ditangani dengan mengonsumsi obat untuk depresi [4,5,6].
Untuk mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi, penderita dianjurkan menjalani psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif [4,5,6].
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi kegelisahan berlebih pada seseorang saat menghadapi sebuah situasi tertentu [7].
Trauma psikologis akibat pengalaman tidak mengenakkan, faktor genetik, efek samping obat tertentu hingga kondisi gangguan mental lain mampu mendasari timbulnya gangguan kecemasan [7].
Keringat berlebih adalah salah satu tanda gangguan kecemasan, terutama pada jenis gangguan kecemasan sosial [3,8].
Sesak nafas pun merupakan gejala lain dari gangguan kecemasan yang cukup umum, terutama saat penderita kurang dapat mengendalikan rasa cemas berlebihannya [3,9].
Penanganan : Gangguan kecemasan perlu ditangani melalui penggunaan obat penenang atau psikotropika yang kerap dikombinasi bersama dengan psikoterapi [7].
3. Penggunaan Obat Terlarang
Kecanduan narkoba atau penggunaan obat terlarang jangka panjang mampu menyebabkan penggunanya berkeringat lebih banyak daripada biasanya [3,10].
Pada beberapa kasus, pengguna obat terlarang juga dapat mengalami sesak nafas walau jarang dijumpai [3,10].
Detak jantung lebih cepat, nafas lebih lambat, rasa kantuk berlebih, tremor hingga kejang juga dapat menjadi tanda lain yang perlu diwaspadai [10].
Penanganan : Pengobatan utama pada pengguna narkoba atau obat terlarang adalah rehabilitasi agar dapat menarik diri dari obat-obatan tersebut [10].
Proses detoksifikasi juga perlu ditempuh ditambah dengan penggunaan obat untuk meredakan gejala [10].
4. Emboli Paru
Emboli paru juga dapat menjadi faktor penyebab keringat berlebihan dan sesak nafas pada penderitanya [3,11,12].
Emboli paru sendiri merupakan kondisi saat pembuluh darah paru-paru mengalami penyumbatan yang berawal dari darah menggumpal pada bagian tubuh lain [12].
Gejala lain yang kemungkinan besar turut dialami adalah pusing, nyeri dada, sakit punggung, aritmia, pembengkakan tungkai, batuk berdahak dan/atau batuk berdarah [12].
Penanganan : Dokter akan memberi obat antikoagulan dalam mengatasi darah menggumpal [12].
Langkah pengobatan lainnya meliputi pemasangan kateter hingga prosedur embolektomi (operasi membuang gumpalan darah jika sudah terlalu besar) [12].
5. Penyakit Jantung
Penyakit jantung seperti gagal jantung dan serangan jantung seringkali ditandai dengan sesak nafas dan keringat berlebihan selain dari nyeri dada [13,14,15].
Gejala lain yang umumnya turut menyertai adalah tubuh lemas hingga pembengkakan pada tungkai [14,15].
Penanganan : Perubahan pola hidup menjadi lebih sehat seperti mengonsumsi sumber makanan ramah jantung, olahraga teratur, tidak merokok, dan cek kesehatan jantung rutin penting dilakukan oleh pasien [16].
Pemberian obat-obatan juga akan dokter lakukan supaya gejala mereda dan risiko komplikasi berkurang [16].
Namun bila pola hidup sehat dan obat tidak lagi efektif, operasi jantung akan dokter sarankan untuk gejala yang sudah buruk [16].
6. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan bersifat menular [17].
Gejala tuberkulosis paling umum adalah batuk tak kunjung sembuh (selama 3 minggu lebih), nyeri pada bagian dada setiap batuk maupun saat bernafas, dan batuk disertai darah atau dahak [17].
Keringat berlebih hingga sesak nafas, demam berat badan turun, dan cepat lelah juga dapat penderita alami [17,18,19].
Penanganan : Dokter akan meresepkan obat kombinasi untuk meredakan gejala, seperti ethambutol, pyrazinamide, rifampicin, dan isoniazid [17].
Obat perlu digunakan sesuai resep dokter sampai habis selama beberapa bulan [17].
7. Diabetes
Diabetes adalah kondisi saat kadar gula darah terlalu tinggi dan berpotensi tidak terkontrol [20].
Diabetes juga dapat menjadi alasan penderitanya mengalami keringat berlebihan dan sesak nafas [21,22].
Diabetes umumnya memengaruhi saraf di mana saraf yang bermasalah terkadang adalah saraf pengendali kelenjar keringat [21].
Maka ketika saraf tersebut terganggu karena diabetes, hiperhidrosis atau keringat berlebih dapat terjadi sebagai akibatnya [21].
Selain itu, penderita diabetes juga dapat mengalami sesak nafas ketika mengalami hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi) atau hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) [22].
Sistem pernafasan atau fungsi paru akan terpengaruh oleh kadar gula darah yang tidak normal [22].
Penanganan : Pengobatan diabetes adalah dengan menjaga pola hidup tetap sehat, yakni mengatur makan (asupan rendah kalori, gula dan lemak), berolahraga, dan pengecekan kondisi gula darah secara rutin [20].
Untuk diabetes tipe 2, obat pengendali produksi glukosa dari hati akan dokter resepkan [20].
Beberapa suplemen seperti vitamin B12, vitamin B1, dan vitamin B6 juga biasanya akan dokter berikan agar dapat meminimalisir risiko neuropati diabetik (komplikasi diabetes) [23].
Bila keringat berlebihan terjadi disertai sesak nafas lebih dari sekali atau dua kali, segera ke dokter untuk mengidentifikasi penyebab dan menanganinya.